Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sosok "kuntilanak" tampak berseliweran di kawasan Tugu Khatulistiwa Pontianak. Tentu saja ini bukan kuntilanak sungguhan melainkan robot karya mahasiswa Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Pontianak yang tergabung dalam Creative Robotic School (CRS).
Kehadiran Robot Kuntilanak ini untuk memeriahkan peringatan Hari Kulminasi di Tugu Khatulistiwa Pontianak, 21 - 23 Maret 2018.
Eko Jatniko salah seorang dari CRS mengatakan, semula mereka hanya membuat robot tersebut karena iseng belaka. "Awalnya cuma iseng-iseng untuk membuat robot ini, kita juga tidak menyangka akan seheboh ini," kata Eko.
Ia juga menjelaskan bahwa Robot Kuntilanak ini dikendalikan oleh remote kontrol. Kelebihannya, ujar dia, robot ini masih bisa dikendalikan dari jarak hingga satu kilometer.
"Robot Kuntilanak ini dibuat memakan waktu empat sampai lima hari lamanya, namun ada kesulitan karena ada beberapa komponen yang harus dibeli dari luar," ujar dia.
Peristiwa kulminasi di Tugu Khatulistiwa ini terjadi dua kali dalam setahun, 21 - 23 Maret dan 21 - 23 September. Ini merupakan fenomena alam ketika matahari berada tepat di garis khatulistiwa, sehingga benda yang berada di Tugu Khatulistiwa tidak memiliki bayangan.
Sementara itu, salah seorang pengunjung Nana Febriani mengaku acara tersebut sangat menarik. "Acara ini sangat seru, selain itu sangat bermanfaat karena saya bisa belajar dan apalagi ada robot kuntilanak, itu sangat unik," kata Nana Febriani.
Baca juga: Kuntilanak jadi perhatian di Tugu Khatulistiwa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Kehadiran Robot Kuntilanak ini untuk memeriahkan peringatan Hari Kulminasi di Tugu Khatulistiwa Pontianak, 21 - 23 Maret 2018.
Eko Jatniko salah seorang dari CRS mengatakan, semula mereka hanya membuat robot tersebut karena iseng belaka. "Awalnya cuma iseng-iseng untuk membuat robot ini, kita juga tidak menyangka akan seheboh ini," kata Eko.
Ia juga menjelaskan bahwa Robot Kuntilanak ini dikendalikan oleh remote kontrol. Kelebihannya, ujar dia, robot ini masih bisa dikendalikan dari jarak hingga satu kilometer.
"Robot Kuntilanak ini dibuat memakan waktu empat sampai lima hari lamanya, namun ada kesulitan karena ada beberapa komponen yang harus dibeli dari luar," ujar dia.
Peristiwa kulminasi di Tugu Khatulistiwa ini terjadi dua kali dalam setahun, 21 - 23 Maret dan 21 - 23 September. Ini merupakan fenomena alam ketika matahari berada tepat di garis khatulistiwa, sehingga benda yang berada di Tugu Khatulistiwa tidak memiliki bayangan.
Sementara itu, salah seorang pengunjung Nana Febriani mengaku acara tersebut sangat menarik. "Acara ini sangat seru, selain itu sangat bermanfaat karena saya bisa belajar dan apalagi ada robot kuntilanak, itu sangat unik," kata Nana Febriani.
Baca juga: Kuntilanak jadi perhatian di Tugu Khatulistiwa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018