Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan perhelatan Pesona Kulminasi Matahari yang menjadi agenda wisata tetap tahunan menjadi daya tarik wisatawan datang ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
"Kami selalu menggelar kegiatan ini dalam rangka meningkatkan iklim pariwisata di Kota Pontianak, apalagi Tugu Khatulistiwa ini merupakan ikon Kota Pontianak karena menjadi satu-satunya kota yang dilewati garis khatulistiwa," ujarnya saat kegiatan Pesona Kulminasi Matahari 2023, di Tugu Khatulistiwa Pontianak, Kamis.
Ia berharap kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Pemerintah Provinsi Kalbar dan pemerintah pusat serta dunia usaha bisa semakin diperkuat, sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan, tidak hanya domestik bahkan dunia internasional.
"Sehingga lebih ramai lagi tidak hanya dihadiri warga Kota Pontianak melainkan juga oleh turis lokal atau domestik bahkan turis mancanegara," ujarnya.
Pihaknya selalu mengusulkan Pesona Kulminasi Matahari supaya masuk dalam kalender pariwisata nasional. Peringatan kulminasi matahari digelar dua kali dalam setahun, yakni di bulan Maret dan September.
"Makanya kami harapkan inovasi dan kreativitas pengemasan acara lebih baik, supaya kualitasnya terus meningkat," katanya pula.
Menurutnya, untuk kawasan Tugu Khatulistiwa ini sudah dilakukan penataan dan rehabilitasi serta perbaikan lingkungan. Sementara untuk kawasan sekitar masih terkendala masalah lahan karena lahan masih dimiliki TNI AD.
Pihaknya terus berupaya bagaimana untuk bisa mendapatkan lahan ini agar bisa dikembangkan. Tugu Khatulistiwa ini satu-satunya promosi Kota Pontianak, sehingga tamu ataupun turis yang datang pasti akan mampir ke sini, mereka bahkan merasa tidak ke Kota Pontianak kalau tidak mengunjungi Tugu Khatulistiwa.
"Maka promosi Tugu Khatulistiwa ini akan terus kami ramaikan dan kami tingkatkan kualitas pelayanannya," ujarnya pula.
Tepat pukul 11.52 WIB matahari tepat di Garis Khatulistiwa menjadi momen yang dinanti para pengunjung Pesona Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa, Kamis (21/9/2023).
Fenomena alam itu terjadi dan bayangan benda yang ada di sekitar tak tampak karena tepat berada di bawahnya. Pada momen tersebut para pengunjung berlomba-lomba mendirikan telur. Beberapa di antaranya berhasil dalam tempo singkat. Di lokasi tugu tersebut telur ayam bisa diberdirikan.