Pontianak (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pontianak Zulfydar Zaidar Mochtar menyambut baik hadirnya Pesona Kulminasi Matahari 2023 karena melalui agenda wisata tersebut selain menampilkan keajaiban alam juga menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya lokal kepada wisatawan.
“Pesona Kulminasi Matahari 2023 di Kota Pontianak bukan hanya tentang matahari yang mencapai puncaknya di garis Khatulistiwa, tetapi juga tentang sinergi antara budaya, pendidikan, dan ekonomi yang mampu memberikan berkah bagi kota ini,” ujarnya di Pontianak, Kamis.
Menurutnya, dukungan penuh dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif dari masyarakat, Pontianak akan terus bersinar sebagai kota jasa termasuk berkaitan wisata.
Menurutnya, pelaksanaan pesona kulminasi matahari harus lebih baik setiap tahunnya. Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak harus mampu merangkul dan bekerja sama dengan semua pihak.
“Disporapar Pontianak harus merangkul atau berkolaborasi mulai dari jasa pelayanan wisata, perhotelan, kuliner, kerajinan dan UMKM lainnya di Kota Pontianak mau pun luar . Sehingga pendapatan PAD dan ekonomi kota dari sektor pariwisata dapat meningkat,” papar dia,
Ia menambahkan bahwa dengan pengemasan yang menarik dan pembuatan paket wisata selama beberapa hari, kegiatan pesona kulminasi diyakini berdampak positif tidak hanya PAD Kota Pontianak dan menggerakkan sektor ekonomi lainnya, seperti jasa perhotelan dan lainnya.
“ Dalam upaya untuk mengoptimalkan pesona kulminasi matahari, DPRD Kota Pontianak berharap agar Disporapar Pontianak dapat menyusun acara ini dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan demikian, kegiatan ini dapat menjadi daya tarik yang lebih besar bagi wisatawan dan masyarakat lokal,”katanya.
Kegiatan Pesona Kulminasi Matahari 2023 yang digelar di Tugu Khatulistiwa berlangsung selama tiga hari yakni 21 – 13 September 2023. Kegiatan serupa digelar setiap tahunnya yakni pada Maret dan September dengan tanggal yang sama. Kulminasi matahari, momen di mana matahari tepat berada di tengah garis khatulistiwa seperti di Kota Pontianak yang tepat dilalui garis equator tersebut. Hari tanpa bayang tersebut menjadi momen daya tarik wisatawan baik di Kota Pontianak maupun luar hingga manca negara.