Sekadau (Antara Kalbar) - Masyarakat Tionghoa di sekitaran wilayah Sungai Ayak berbondong-bondong pergi membersihkan dan bersembahyang di pusara leluhur atau "ceng beng".
Tidak sedikit yang berdatangan bahkan pulang dari luar daerah atau pulau. Kawasan pemakaman umum di daerah Padung pun sontak menjadi ramai karena dikunjungi para sanak famili untuk menghormati dan mengingat nenek moyang.
"Untuk orang Tionghoa, perayaan ini dilakukan untuk mengingat dan menghormati nenek moyang," ungkap Hendra Mok seorang warga Sungai Ayak yang sudah menetap di Pontianak, Sabtu (24/3).
Dia melanjutkan, tidak ada kata terpaksa, semua dengan kesadaran bagi yang mampu dan ingin pulang tentu akan pulang untuk menghormati dan juga mengingat para leluhur. Setiap orang berdoa di depan nenek moyang, menyapu pusara dan bersembahyang.
"Bersembahyang dengan makanan, teh, arak, dupa, kertas sembahyang dan berbagai asesoris, sebagai persembahan kepada nenek moyang. Upacara ini adalah sangat penting bagi kebanyakan orang Tionghoa," tutupnya sembari diiyakan oleh Willy Then.
Sementara warga Sungai Ayak lainnya, Anton Yang dijumpai di kawasan pemakaman umum di daerah Padung pun senanda membenarkan pernyataan Hendra Mok.
"Ini salah satu cara kita mengingat para leluhur dan tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala, yang bisa kita pertahankan, ya kita lakukan untuk menghormati para nenek moyang," pungkasnya didampingi sang kakak Joni Yang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Tidak sedikit yang berdatangan bahkan pulang dari luar daerah atau pulau. Kawasan pemakaman umum di daerah Padung pun sontak menjadi ramai karena dikunjungi para sanak famili untuk menghormati dan mengingat nenek moyang.
"Untuk orang Tionghoa, perayaan ini dilakukan untuk mengingat dan menghormati nenek moyang," ungkap Hendra Mok seorang warga Sungai Ayak yang sudah menetap di Pontianak, Sabtu (24/3).
Dia melanjutkan, tidak ada kata terpaksa, semua dengan kesadaran bagi yang mampu dan ingin pulang tentu akan pulang untuk menghormati dan juga mengingat para leluhur. Setiap orang berdoa di depan nenek moyang, menyapu pusara dan bersembahyang.
"Bersembahyang dengan makanan, teh, arak, dupa, kertas sembahyang dan berbagai asesoris, sebagai persembahan kepada nenek moyang. Upacara ini adalah sangat penting bagi kebanyakan orang Tionghoa," tutupnya sembari diiyakan oleh Willy Then.
Sementara warga Sungai Ayak lainnya, Anton Yang dijumpai di kawasan pemakaman umum di daerah Padung pun senanda membenarkan pernyataan Hendra Mok.
"Ini salah satu cara kita mengingat para leluhur dan tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala, yang bisa kita pertahankan, ya kita lakukan untuk menghormati para nenek moyang," pungkasnya didampingi sang kakak Joni Yang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018