Hanoi (Antaranews Kalbar) - Pemerintah Vietnam meyakini tren pariwisata "online" yang sedang berkembang bisa berkontribusi besar pada pertumbuhan industri pariwisata di negara itu.

Demikian diungkapkan Vice Chairman of Vietnam Tourism Association President Vu The Binh saat menutup Vietnam International Travel Mart (VITM) 2018, 29 Maret s.d. 1 April 2018, di Hanoi International Center for Exhibition, Minggu.

Menurut Vu The Binh, dengan mengusung tema "Tourism Online - Tourism Vietnam Towards Industrial 4.0", VITM 2018 berupaya memanfaatkan teknologi guna meningkatkan konektivitas dan respons yang kuat dari dunia usaha.

"VITM 2018 yang untuk keenam kalinya ini difokuskan pada tiga pilar, yaitu outbound, inbound, dan domesik sebagai wadah mempromosikan, membangun jaringan, meningkatkan kesadaran, serta memopulerkan destinasi wisata," ujar Vu The Binh.

Diikuti oleh sekitar 670 industri pariwisata, termasuk agen promosi untuk 21 negara, 45 provinsi dan kota di Vietnam, VITM 2018 ditutup dengan perkiraan total transaksi sekitar 245 miliar Vietnam Dong.

Kemenpar RI pada VITM 2018 tujuh industri pariwisata nasional, dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali terdiri atas agen perjalanan dan pelaku usaha perhotelan.

Mengusung tema "Wonderful Indonesia", Kemenpar menempati Paviliun Indonesia berciri khas kapal Phinisi menawarkan berbagai keunggulan destisinasi pariwisata yag dimiikinya, produk dan paket wisata yang siap dijual kepada pengunjung.

Selain kegiatan bisnis, di dalam booth juga melakukan kegiatan pelayanan informasi pariwisata, coffee and refreshment corner, virtual reality video 360, batik corner, games and gift redemption.

Kemenpar meraih penghargaan sebagai "Top 10 Impressive Booths" karena dinilai mampu menampilkan disain booth yang menarik dan menampilkan ragam atraksi, seperti batik corner dan area yang menampilkan suguhan kopi terbaik dari Indonesia.
 

Pewarta: Royke Sinaga

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018