Pontianak (ANTARA) - Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson mengingatkan masyarakat untuk melakukan pencegahan dini gigitan hewan rabies guna meminimalisasi jumlah korban.
"Saya mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap ancaman rabies yang dapat ditularkan melalui gigitan hewan, seperti anjing, kucing atau kera," kata Harisson di Pontianak, Jumat.
Harisson menjelaskan peringatan ini disampaikan menyusul adanya laporan mengenai kasus pasien rabies yang berasal dari berbagai daerah kabupaten dan kota di Kalimantan Barat, bahkan beberapa kasus berujung pada kematian.
"Masa inkubasi rabies bisa bervariasi, mulai dari 8 hari hingga, bahkan mencapai 10 tahun sebelum gejalanya muncul. Hal ini menambah kerumitan dalam mendeteksi dan menangani penyebaran penyakit ini," tuturnya.
Menurut Harisson, pemerintah daerah telah mengambil berbagai langkah untuk memastikan keselamatan masyarakat, terutama anak-anak dari ancaman rabies ini.
Upaya pencegahan mencakup pemantauan ketat terhadap hewan-hewan yang berpotensi sebagai penyebar rabies, serta kampanye penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara-cara menghindari gigitan hewan yang berpotensi membawa rabies.
"Kesehatan masyarakat, terutama anak-anak, menjadi prioritas utama kami. Kami bertekad untuk melakukan segala hal yang diperlukan agar anak-anak Kalimantan Barat dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang bebas dari ancaman penyakit rabies ini," katanya.
Dia mengingatkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan dan kesehatan bersama, dengan segera melaporkan kepada otoritas setempat jika ada kecurigaan terhadap hewan yang mungkin terinfeksi rabies.
"Untuk mencegah penyebaran, saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit rabies ini guna menjaga kesejahteraan bersama," kata Harisson.