Pontianak (Antaranews Kalbar) - Pembangkit Listrik Tenaga Bio Massa (PLTBM) 1 Rezeki Siantan selaku produsen listrik swasta tenaga bio massa pertama di Kalimantan mensuplai 10 Mega Watt (MW) ke Sistem Khatulistiwa PLN Wilayah Kalbar.

"Ini pembangkit energi baru terbarukan kita ke delapan di Indonesia. Namun untuk skema menjual listrik sepenuhnya dari pembangkit kita dengan bio massa merupakan yang pertama di Kalimantan," ujar Direktur Utama PLTBM PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari, Dunken Kuncara saat peresmian di Desa Wajok, Kabupaten Mempawah, Selasa.

Menurutnya dengan hadirnya PLTBM tersebut merupakan pembangkit listrik yang satu - satunya memberikan peran kepada masyarakat untuk memasok bahan baku pembangkit berupa tumbuhan atau unsur organik.

"Kita memanfaatkan potensi yang ada di Kalbar seperti cangkang sawit, sekam padi, tongkol jagung, ampas tebu, serbuk kayu dan limbah pertanian lainnya. Itu masyarakat bisa andil," papar dia.

Ia menambahkan juga dalam membangun pembangkit tersebut telah bekerjasama dengan dinas kehutanan dan organisasi terkait lainnya guna menjaga keberadaan energi primernya.
Teknisi memantau operasional PLTBM (Foto Antaranews/Dedi)

"Keberlanjutan suplai bahan baku harus kami pastikan dan langkah yang kami ambil adalah menjalin kerja sama dengan pengusaha perkebunan kelapa sawit yang berada tersebar di Provinsi Kalbar. Ke depannya akan dijalin juga kerja sama dengan pihak pemilik lahan untuk membuat koperasi demi meningkatkan perekonomian masyarakat lokal," jelas Dunken.

Dunken juga menambahkan, dalam membangun PLTBM tersebut pihaknya menginvestasikan dana sekitar 21 juta dolar AS.

"Dari total kapasitas terpasang 1x15 Mega Watt, kami dan PLN sudah sepakat untuk menyalurkan sebesar 10 MW terlebih dahulu sesuai power agreement yang sudah ditandatangani pada 2016 lalu," ujarnya.

Pembangkit IPP milik PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari ini memasok listrik sebesar 10 MW atau sebesar 74 juta kilo watt hour (kWh) per tahun ke Sistem Khatulistiwa.

Diperkirakan kebutuhan bahan bakar untuk memproduksi energi listrik setahunnya sebanyak 98.400 ton per tahunnya.

Perjanjian jual beli tenaga listrik ini menggunakan skema Build, Own, Operate, Transfer (BOOT) yang mana apabila perjanjian yang telah disepakati bersama dengan kontrak 20 tahun habis, maka pembangkit ini akan menjadi milik PLN, skema tersebut menjadi yang pertama di Kalimantan.

"Dengan beroperasinya pembangkit ini akan memperkuat pasokan listrik di Sistem Khatulistiwa dan menggantikan beberapa pembangkit listrik tenaga diesel yang beroperasi sebelumnya. Ini juga merupakan prestasi bagi kami dan mitra kerja yang profesional menjadikan pembangkit ini yang pertama kali di Kalbar yang menggunakan skema jual beli BOOT, " ujar GM PLN Wilayah Kalbar, Richard Safkaur.

Richard menjelaskan dengan hadirnya PLTBM menguatkan program pemerintah pada 2025 mendatang komposisi pengunaan EBT sebesar 23 persen.

"Saat ini di khusus Wilayah Kalbar presentase pembangkit yang masih menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya masih sebesar 44 persen," kata dia.








 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018