Sintang (Antaranews Kalbar) - Memeriahkan hari jadi Kota Sintang, prosesi Ritual Umpan Banua sebagai ungkapan rasa syukur digelar di perairan Saka Tiga, depan Istana Kesultanan Almukaramah Sintang.
Prosesi ini dipimpin langsung Sultan Sintang, Pangeran Ratu Sri kesuma Negara V, Haji Raden Muhammad Ichsani Perdana, sekaligus Penganugerahan Gelar dan Bintang Kehormatan Adat pada petinggi negara, Danpuspenerbal, Laksamana Pertama TNI, Dwika Tjahya Setiawan.
Acara Ritual Umpan Banua ini sebagai bentuk kebersamaan, silaturahim dan ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena usia Kabupaten Sintang sudah ke-656 tahun. Setelahnya dilanjutkan dengan saprahan massal di Istana Kesultanan Al mukaramah Sintang.
Bupati Sintang Jarot Winarno menyatakan, Pemkab Sintang sudah tiga kali ini memperingati hari jadi Kabupaten Sintang. Kota Sintang berdiri ketika Jubair Irawan dari Kerajaan Sepauk memilih tempat yang lebih strategis, yaitu di Saka Tiga ini.
Jarot Winarno menjelaskan, pada zaman itu, para pendahulu sudah menginginkan kalau negeri ini ingin makmur, sejahtera maka harus terbuka dan membuka pintu selebar-lebarnya pada siapapun untuk hidup bersama.
"Pemerintah Kabupaten Sintang akan menjadikan Kota Sintang sebagai Kota Inklusif, yaitu kota dimana seluruh elemen bangsa bisa hidup berdampingan. Kota yang membangun dirinya bersama masyarakat, maju bersama-sama, dan kalau mendapat cobaan dihadapi bersama, dengan mengedapkan perasatuan, kesatuan dan musyawarah," ujar Jarot.
Kata Jarot, di peringatan hari jadi Kota Sintang, akan digelar silaturahmi kebangsaan Saprahan Massal Bhinneka Tunggal Ika, pada Sabtu (12/5) mendatang di Rumah Adat Melayu.
"Masyarakat dipersilahkan untuk bisa hadir makan bersama sebagai ajang silaturahim," kata Jarot.
Baca juga: Kesultanan Sintang anugerahi bintang kehormatan ke Cak Imin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Prosesi ini dipimpin langsung Sultan Sintang, Pangeran Ratu Sri kesuma Negara V, Haji Raden Muhammad Ichsani Perdana, sekaligus Penganugerahan Gelar dan Bintang Kehormatan Adat pada petinggi negara, Danpuspenerbal, Laksamana Pertama TNI, Dwika Tjahya Setiawan.
Acara Ritual Umpan Banua ini sebagai bentuk kebersamaan, silaturahim dan ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena usia Kabupaten Sintang sudah ke-656 tahun. Setelahnya dilanjutkan dengan saprahan massal di Istana Kesultanan Al mukaramah Sintang.
Bupati Sintang Jarot Winarno menyatakan, Pemkab Sintang sudah tiga kali ini memperingati hari jadi Kabupaten Sintang. Kota Sintang berdiri ketika Jubair Irawan dari Kerajaan Sepauk memilih tempat yang lebih strategis, yaitu di Saka Tiga ini.
Jarot Winarno menjelaskan, pada zaman itu, para pendahulu sudah menginginkan kalau negeri ini ingin makmur, sejahtera maka harus terbuka dan membuka pintu selebar-lebarnya pada siapapun untuk hidup bersama.
"Pemerintah Kabupaten Sintang akan menjadikan Kota Sintang sebagai Kota Inklusif, yaitu kota dimana seluruh elemen bangsa bisa hidup berdampingan. Kota yang membangun dirinya bersama masyarakat, maju bersama-sama, dan kalau mendapat cobaan dihadapi bersama, dengan mengedapkan perasatuan, kesatuan dan musyawarah," ujar Jarot.
Kata Jarot, di peringatan hari jadi Kota Sintang, akan digelar silaturahmi kebangsaan Saprahan Massal Bhinneka Tunggal Ika, pada Sabtu (12/5) mendatang di Rumah Adat Melayu.
"Masyarakat dipersilahkan untuk bisa hadir makan bersama sebagai ajang silaturahim," kata Jarot.
Baca juga: Kesultanan Sintang anugerahi bintang kehormatan ke Cak Imin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018