Islamabad (Antaranews Kalbar) - Pihak berwenang Pakistan melarang seorang diplomat Amerika Serikat, yang terlibat dalam kecelakaan maut lalu lintas, meninggalkan negara itu.
Pelarangan tersebut membuat pesawat militer Amerika Serikat, yang akan membawanya, terpaksa berangkat tanpa diplomat itu, kata media, Sabtu.
Langkah itu diambil satu hari setelah Pakistan mengatakan akan membatasi pergerakan semua diplomat Amerika Serikat di negara itu sebagai balasan terhadap pembatasan serupa oleh Washington terhadap diplomat kedutaan besar Pakistan.
Juru bicara kedutaan AS di Islamabad menolak menanggapi laporan media, sementara juru bicara Departemen Luar Negeri AS di Washington tidak memastikan atau membantah laporan tersebut.
"Demi kerahasiaan pribadi dan keamanan orang-orang terkait, kami tidak bisa mengungkapkan lokasi diplomat tersebut saat ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
Pakistan merupakan rantai penting bagi pemasokan tentara-tentara Amerika yang bertempur dengan Taliban di negara tetangga, Afghanistan. Namun, Washington telah sekian lama meyakini bahwa negara itu sebenarnya memberikan perlindungan bagi para pemimpin Taliban dan Presiden AS Donald Trump telah menghentikan bantuan militer sebagai upaya untuk menekan Pakistan.
Pukulan terbaru terhadap hubungan kedua negara muncul pada Sabtu, yaitu ketika pihak berwenang Pakistan melarang seorang atase militer AS pergi meninggalkan negara itu seperti jadwal semula, demikian dilaporkan surat kabar Pakistan, "The Nation" dan "Express Tribune".
Sehari sebelumnya, pengadilan Islamabad menetapkan bahwa kekebalan diplomatik atase yang bersangkutan tidak bisa diterapkan pada kasus kecelakaan lalu lintas 7 April. Dalam peristiwa itu, kendaraan yang ditumpangi sang atase Amerika menabrak sebuah motor hingga menewaskan pengemudi motor, yang berusia 22 tahun, menurut laporan kedua surat kabar itu.
Sebagai akibatnya, pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat C130, yang diterbangkan ke pangkalan udara Nur Khan Pakistan di luar Islamabad, terpaksa terbang kembali pada Jumat tanpa atase tersebut, kata Geo TV dan kedua surat kabar.
Secara terpisah, kementerian luar negeri Pakistan mengatakan akan menerapkan pembatasan perjalanan terhadap seluruh staf diplomatik AS seperti yang dilakukan Washington terhadap diplomatnya, demikian pemberitahuan ke Kedutaan Besar AS pada Jumat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Pelarangan tersebut membuat pesawat militer Amerika Serikat, yang akan membawanya, terpaksa berangkat tanpa diplomat itu, kata media, Sabtu.
Langkah itu diambil satu hari setelah Pakistan mengatakan akan membatasi pergerakan semua diplomat Amerika Serikat di negara itu sebagai balasan terhadap pembatasan serupa oleh Washington terhadap diplomat kedutaan besar Pakistan.
Juru bicara kedutaan AS di Islamabad menolak menanggapi laporan media, sementara juru bicara Departemen Luar Negeri AS di Washington tidak memastikan atau membantah laporan tersebut.
"Demi kerahasiaan pribadi dan keamanan orang-orang terkait, kami tidak bisa mengungkapkan lokasi diplomat tersebut saat ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
Pakistan merupakan rantai penting bagi pemasokan tentara-tentara Amerika yang bertempur dengan Taliban di negara tetangga, Afghanistan. Namun, Washington telah sekian lama meyakini bahwa negara itu sebenarnya memberikan perlindungan bagi para pemimpin Taliban dan Presiden AS Donald Trump telah menghentikan bantuan militer sebagai upaya untuk menekan Pakistan.
Pukulan terbaru terhadap hubungan kedua negara muncul pada Sabtu, yaitu ketika pihak berwenang Pakistan melarang seorang atase militer AS pergi meninggalkan negara itu seperti jadwal semula, demikian dilaporkan surat kabar Pakistan, "The Nation" dan "Express Tribune".
Sehari sebelumnya, pengadilan Islamabad menetapkan bahwa kekebalan diplomatik atase yang bersangkutan tidak bisa diterapkan pada kasus kecelakaan lalu lintas 7 April. Dalam peristiwa itu, kendaraan yang ditumpangi sang atase Amerika menabrak sebuah motor hingga menewaskan pengemudi motor, yang berusia 22 tahun, menurut laporan kedua surat kabar itu.
Sebagai akibatnya, pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat C130, yang diterbangkan ke pangkalan udara Nur Khan Pakistan di luar Islamabad, terpaksa terbang kembali pada Jumat tanpa atase tersebut, kata Geo TV dan kedua surat kabar.
Secara terpisah, kementerian luar negeri Pakistan mengatakan akan menerapkan pembatasan perjalanan terhadap seluruh staf diplomatik AS seperti yang dilakukan Washington terhadap diplomatnya, demikian pemberitahuan ke Kedutaan Besar AS pada Jumat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018