Pontianak (Antaranews Kalbar) - Komoditas daging, ayam dan telur ayam diperkirakan sumbang inflasi di Kota Pontianak, Provinsi Kalbar di bulan Ramadhan mendatang.
Deputi Kepala Perwakilan Bidang Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia, Adinanto Cahyono di Pontianak, Selasa, mengatakan dari penelitian pihaknya selama lima tahun terakhir di Kota Pontianak, daging, ayam dan telur jadi komoditas yang menyumbang inflasi di bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Ia menjelaskan, komoditas jenis ini memang komoditas yang sulit dihindari sebagai penyumbang inflasi dari tahun ke tahun. Sementara untuk sektor transportasi, di Pontianak penyumbang inflasinya adalah angkutan udara.
"Persentasenya tidak bisa dijelaskan secara pasti, tapi ada kecenderungan dari tahun 2015 ke 2016 dan 2017 memang ada penurunan dalam inflasi," ungkapnya.
Angkutan udara selalu menempati angka yang paling tinggi penyumbang inflasi pada setiap saat bulan Ramadhan dan menjelang lebaran tetapi bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ada kecenderungan tren menurun.
Kecenderungan menurunnya harga tiket pesawat kemungkinan dikarenakan sudah banyaknya maskapai yang masuk, jam-jam penerbangan banyak, begitu pula direct flight sudah banyak, sehingga masyarakat punya banyak pilihan untuk memilih mana yang optimal bagi mereka untuk pulang kampung, katanya.
"Secara umum inflasi di bulan Ramadhan dan menjelang lebaran, dari tahun ke tahun itu biasanya yang bergejolak ada dua item, yakni harga bahan pangan dan harga-harga yang diatur oleh pemerintah seperti bahan bakar minyak, gas dan terutama sekali adalah transportasi," ujarnya.
Ia menambahkan, yang perlu diperhatikan kalau untuk pangan adalah ketersediaan pasokan. Sementara untuk biaya transportasi yang mungkin akan membengkak dikarenakan permintaan yang banyak.
"Yang mungkin bisa dilakukan Pemkot Pontianak dan Pemprov Kalbar, bagaimana pengaturannya supaya hal ini tidak menimbulkan kepanikan," katanya.
Adinanto mengingatkan, yang paling penting dari inflasi di bulan Ramadhan dan menjelang lebaran adalah bagaimana caranya supaya inflasi tidak berakibat kepada instabilitas keamanan.
Maka untuk penanganan inflasi, Pemkot Pontianak dan dinas terkait serta TPID mesti memastikan pasokan itu cukup. Sementara untuk transportasi, TPID harus memastikan bahwa semua kenaikan itu wajar tapi bagaimana tidak menciptakan kekhawatiran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Deputi Kepala Perwakilan Bidang Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia, Adinanto Cahyono di Pontianak, Selasa, mengatakan dari penelitian pihaknya selama lima tahun terakhir di Kota Pontianak, daging, ayam dan telur jadi komoditas yang menyumbang inflasi di bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Ia menjelaskan, komoditas jenis ini memang komoditas yang sulit dihindari sebagai penyumbang inflasi dari tahun ke tahun. Sementara untuk sektor transportasi, di Pontianak penyumbang inflasinya adalah angkutan udara.
"Persentasenya tidak bisa dijelaskan secara pasti, tapi ada kecenderungan dari tahun 2015 ke 2016 dan 2017 memang ada penurunan dalam inflasi," ungkapnya.
Angkutan udara selalu menempati angka yang paling tinggi penyumbang inflasi pada setiap saat bulan Ramadhan dan menjelang lebaran tetapi bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ada kecenderungan tren menurun.
Kecenderungan menurunnya harga tiket pesawat kemungkinan dikarenakan sudah banyaknya maskapai yang masuk, jam-jam penerbangan banyak, begitu pula direct flight sudah banyak, sehingga masyarakat punya banyak pilihan untuk memilih mana yang optimal bagi mereka untuk pulang kampung, katanya.
"Secara umum inflasi di bulan Ramadhan dan menjelang lebaran, dari tahun ke tahun itu biasanya yang bergejolak ada dua item, yakni harga bahan pangan dan harga-harga yang diatur oleh pemerintah seperti bahan bakar minyak, gas dan terutama sekali adalah transportasi," ujarnya.
Ia menambahkan, yang perlu diperhatikan kalau untuk pangan adalah ketersediaan pasokan. Sementara untuk biaya transportasi yang mungkin akan membengkak dikarenakan permintaan yang banyak.
"Yang mungkin bisa dilakukan Pemkot Pontianak dan Pemprov Kalbar, bagaimana pengaturannya supaya hal ini tidak menimbulkan kepanikan," katanya.
Adinanto mengingatkan, yang paling penting dari inflasi di bulan Ramadhan dan menjelang lebaran adalah bagaimana caranya supaya inflasi tidak berakibat kepada instabilitas keamanan.
Maka untuk penanganan inflasi, Pemkot Pontianak dan dinas terkait serta TPID mesti memastikan pasokan itu cukup. Sementara untuk transportasi, TPID harus memastikan bahwa semua kenaikan itu wajar tapi bagaimana tidak menciptakan kekhawatiran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018