Karimata (Antaranews Kalbar) - Untuk melestarikan dan menjaga ekosistem laut, Bupati Kayong Utara, H Hildi Hamid, melakukan aksi sosial melepas tukik.
Pelepasan tukik itu dilaksanakan di Pantai Pulau Bentangor Desa Padang Kecamatan Kepulauan Karimata, Senin (21/5).
"Kita ingin ada kesadaran di masyarakat, atas keberadaan hewan penyu itu dilindungi negara ini, karena hewan langka ini sudah mulai punah," kata Bupati usai melepas tukik bersama Ketua Tim Penggerak PKK, Hj Diah Permata Hildi dan Sekda Hiliaria Yusnani.
Dikatakan bupati, pelepasan tukik ini adalah bentuk kepedulian terhadap alam. Penyu termasuk dalam hewan yang dilindungi, yang dikhawatirkan punah jika tidak dijaga.
Bupati meminta kepada masyarakat khususnya para nelayan agar tidak menangkap penyu di perairan untuk dikomersilkan. Sebab keberadaan penyu ini harus dilestarikan.
Karena keberadaan penyu dari tahun ke tahun semakin berkurang akibat penangkapan berlebihan untuk diperdagangkan.
"Kita ketahui, penyu memang kerap menjadi perburuan manusia. Makanya, kita lepas tadi agar penyu-penyu ini tidak punah dan dapat terus berkembang biak dialamnya," terangnya.
Ditambahkan orang nomor satu di Bumi Kayong Utara ini, ia berharap tukik yang dilepas di pantai Pulau Bentangir dapat kembali dan bertelur dipantai ini. Sehingga menjadi harapan munculnya objek wisata baru di daerah setempat. Juga diminta kepada seluruh masyarakat agar tidak lagi mengkonsumsi, apalagi menjual telur penyu yang ada di sana.
"Harapan kita, tukik ini dapat kembali lagi kesini. Jadi, bisa jadi destinasi wisata di Karimata. Sehingga momen pelepasan tukik yang sudah kita lakukan ini menjadi kegiatan rutin," jelasnya.
Karena jabatannya lama lagi berakhir, Hildi berharap bupati terpilih kelak dapat melanjutkan perjuangannya untuk menjaga ekosistem penyu agar tidak punah dan tetap lestari.
Usman, Penjaga Pulau Bentangor ketika dikunjungi bupati menjelaskan, untuk tahun ini mereka telah melepaskan tukik sekitar 300 ekor. Jumlah ini akan terus berambah, karena masih ada telor penyu yang telah siap menetas.
"Masih ada yang dieramkan di dalam pasir, tidak lama lagi juga akan menetas," jelas pria yang berasal dari Dusun Tanjung Ru Desa Padang Kecamatan Kepulauan Karimata.
Usman adalah salah satu warga yang diberikan kepercayaan oleh Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, untuk menjaga dan melestarikan penyu yang ada di sekitar Pulau Bentangor. Kepadanya Hildi berpesan, untuk berpesan senantiasa menjaga penyu-penyu yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Pelepasan tukik itu dilaksanakan di Pantai Pulau Bentangor Desa Padang Kecamatan Kepulauan Karimata, Senin (21/5).
"Kita ingin ada kesadaran di masyarakat, atas keberadaan hewan penyu itu dilindungi negara ini, karena hewan langka ini sudah mulai punah," kata Bupati usai melepas tukik bersama Ketua Tim Penggerak PKK, Hj Diah Permata Hildi dan Sekda Hiliaria Yusnani.
Dikatakan bupati, pelepasan tukik ini adalah bentuk kepedulian terhadap alam. Penyu termasuk dalam hewan yang dilindungi, yang dikhawatirkan punah jika tidak dijaga.
Bupati meminta kepada masyarakat khususnya para nelayan agar tidak menangkap penyu di perairan untuk dikomersilkan. Sebab keberadaan penyu ini harus dilestarikan.
Karena keberadaan penyu dari tahun ke tahun semakin berkurang akibat penangkapan berlebihan untuk diperdagangkan.
"Kita ketahui, penyu memang kerap menjadi perburuan manusia. Makanya, kita lepas tadi agar penyu-penyu ini tidak punah dan dapat terus berkembang biak dialamnya," terangnya.
Ditambahkan orang nomor satu di Bumi Kayong Utara ini, ia berharap tukik yang dilepas di pantai Pulau Bentangir dapat kembali dan bertelur dipantai ini. Sehingga menjadi harapan munculnya objek wisata baru di daerah setempat. Juga diminta kepada seluruh masyarakat agar tidak lagi mengkonsumsi, apalagi menjual telur penyu yang ada di sana.
"Harapan kita, tukik ini dapat kembali lagi kesini. Jadi, bisa jadi destinasi wisata di Karimata. Sehingga momen pelepasan tukik yang sudah kita lakukan ini menjadi kegiatan rutin," jelasnya.
Karena jabatannya lama lagi berakhir, Hildi berharap bupati terpilih kelak dapat melanjutkan perjuangannya untuk menjaga ekosistem penyu agar tidak punah dan tetap lestari.
Usman, Penjaga Pulau Bentangor ketika dikunjungi bupati menjelaskan, untuk tahun ini mereka telah melepaskan tukik sekitar 300 ekor. Jumlah ini akan terus berambah, karena masih ada telor penyu yang telah siap menetas.
"Masih ada yang dieramkan di dalam pasir, tidak lama lagi juga akan menetas," jelas pria yang berasal dari Dusun Tanjung Ru Desa Padang Kecamatan Kepulauan Karimata.
Usman adalah salah satu warga yang diberikan kepercayaan oleh Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, untuk menjaga dan melestarikan penyu yang ada di sekitar Pulau Bentangor. Kepadanya Hildi berpesan, untuk berpesan senantiasa menjaga penyu-penyu yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018