Jakarta (Antaranews Kalbar) - Masyarakat Indonesia, melalui Kedutaan Besar RI di Amman, Yordania, menyediakan makanan berbuka puasa bagi Muslim Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa, demikian keterangan dari Pelaksana Fungsi Palestina KBRI Amman, Nico Adam, yang diterima di Jakarta, Senin.
Gagasan untuk menyediakan makanan berbuka puasa di Masjid Al-Aqsa dilontarkan oleh Duta Besar RI untuk Yordania, Andy Rachmianto, pada 14 Mei lalu ketika masyarakat Palestina yang melakukan aksi Hari Kepulangan Akbar di Jalur Gaza digempur oleh tentara zionist Israel.
Aksi protes tersebut juga memperingati Hari Nakhba atau hari kemalangan bagi bangsa Palestina yang ke-70 tahun untuk mengenang pengusiran sedikitnya 750.000 Palestina dari kampung halaman mereka oleh penjajah Israel pada 1948 hingga kini.
"Dari Indonesia untuk Palestina" demikian gagasan dari Dubes Andy mengenai kegiatan menyediakan makanan berbuka di Masjid Al-Aqsa bagi rakyat Palestina.
"KBRI Amman ingin berbagi sedikit kebahagiaan dengan saudara-saudara kita di Palestina. Semoga sumbangan kecil dari masyarakat Indonesia ini dapat menjadi oase bagi ratusan warga Palestina yang berbuka puasa di Masjid Al-Aqsa," tegas Dubes Andy.
Tidak seperti tahun tahun sebelumnya, aparat keamanan Israel pada Ramadhan tahun ini melarang berbagai bentuk bantuan dari Indonesia masuk ke Al-Quds Asy-Syarif yang juga dikenal dengan Yerusalem, khususnya kompleks Masjid Al-Aqsa.
Diduga hal ini terkait dengan komitmen kuat Indonesia dalam membela Palestina dan sikap tegas Indonesia dalam menyikapi aksi-aksi ilegal pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Kegiatan yang dilakukan oleh KBRI Amman itu mendapat bantuan dari seorang aktivis warga Palestina dari Al-Quds, yang juga merupakan alumni program pembangunan kapasitas yang diselenggarakan oleh Direktorat Kerja Sama Teknik, Kementerian Luar Negeri RI bagi warga Palestina.
Makanan berbuka puasa bagi warga Palestina disiapkan di dapur umum KBRI Amman. Dengan "mengelabui" aparat keamanan Israel, akhirnya makanan bisa dibawa ke dalam kompleks Al-Aqsa dan dibagikan kepada ratusan warga Muslim yang berbuka puasa di halaman masjid.
Sebagian dari makanan lainnya didistribusikan kepada warga Muslim yang tinggal di sekitar Al-Quds Asy-Syarif, yang berada di luar kompleks Masjid Al-Aqsa.
"Tidak ada suatu standar aturan yang baku bagi aparat keamanan Israel untuk melarang bantuan dari Indonesia. Hanya tergantung 'mood' aparat Israel yang bertugas saja," tegas aktivis Palestina tersebut.
Dia menambahkan bahwa ada juga aparat keamanan yang mempermasalahkan logo KBRI Amman dan tulisan "Embassy of Indonesia" yang tertulis pada kemasan makanan berbuka puasa itu.
Sebelumnya, aparat keamanan Israel juga menghadang truk yang membawa makanan berbuka puasa sumbangan dari masyarakat Indonesia yang dikelola oleh Nusantara Palestina Center (NPC) di Gaza, namun akhirnya berhasil masuk ke komplek Masjid Al-Aqsa setelah "mengelabui" pihak keamanan Israel.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Gagasan untuk menyediakan makanan berbuka puasa di Masjid Al-Aqsa dilontarkan oleh Duta Besar RI untuk Yordania, Andy Rachmianto, pada 14 Mei lalu ketika masyarakat Palestina yang melakukan aksi Hari Kepulangan Akbar di Jalur Gaza digempur oleh tentara zionist Israel.
Aksi protes tersebut juga memperingati Hari Nakhba atau hari kemalangan bagi bangsa Palestina yang ke-70 tahun untuk mengenang pengusiran sedikitnya 750.000 Palestina dari kampung halaman mereka oleh penjajah Israel pada 1948 hingga kini.
"Dari Indonesia untuk Palestina" demikian gagasan dari Dubes Andy mengenai kegiatan menyediakan makanan berbuka di Masjid Al-Aqsa bagi rakyat Palestina.
"KBRI Amman ingin berbagi sedikit kebahagiaan dengan saudara-saudara kita di Palestina. Semoga sumbangan kecil dari masyarakat Indonesia ini dapat menjadi oase bagi ratusan warga Palestina yang berbuka puasa di Masjid Al-Aqsa," tegas Dubes Andy.
Tidak seperti tahun tahun sebelumnya, aparat keamanan Israel pada Ramadhan tahun ini melarang berbagai bentuk bantuan dari Indonesia masuk ke Al-Quds Asy-Syarif yang juga dikenal dengan Yerusalem, khususnya kompleks Masjid Al-Aqsa.
Diduga hal ini terkait dengan komitmen kuat Indonesia dalam membela Palestina dan sikap tegas Indonesia dalam menyikapi aksi-aksi ilegal pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Kegiatan yang dilakukan oleh KBRI Amman itu mendapat bantuan dari seorang aktivis warga Palestina dari Al-Quds, yang juga merupakan alumni program pembangunan kapasitas yang diselenggarakan oleh Direktorat Kerja Sama Teknik, Kementerian Luar Negeri RI bagi warga Palestina.
Makanan berbuka puasa bagi warga Palestina disiapkan di dapur umum KBRI Amman. Dengan "mengelabui" aparat keamanan Israel, akhirnya makanan bisa dibawa ke dalam kompleks Al-Aqsa dan dibagikan kepada ratusan warga Muslim yang berbuka puasa di halaman masjid.
Sebagian dari makanan lainnya didistribusikan kepada warga Muslim yang tinggal di sekitar Al-Quds Asy-Syarif, yang berada di luar kompleks Masjid Al-Aqsa.
"Tidak ada suatu standar aturan yang baku bagi aparat keamanan Israel untuk melarang bantuan dari Indonesia. Hanya tergantung 'mood' aparat Israel yang bertugas saja," tegas aktivis Palestina tersebut.
Dia menambahkan bahwa ada juga aparat keamanan yang mempermasalahkan logo KBRI Amman dan tulisan "Embassy of Indonesia" yang tertulis pada kemasan makanan berbuka puasa itu.
Sebelumnya, aparat keamanan Israel juga menghadang truk yang membawa makanan berbuka puasa sumbangan dari masyarakat Indonesia yang dikelola oleh Nusantara Palestina Center (NPC) di Gaza, namun akhirnya berhasil masuk ke komplek Masjid Al-Aqsa setelah "mengelabui" pihak keamanan Israel.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018