Putussibau (Antaranews Kalbar)- Sejak Ramadhan lalu hingga saat ini harga telur di Putussibau, Kabupatem Kapuas Hulu mengalami kenaikan, bahkan untuk saat ini telur dijual Rp1.700 - Rp2 ribu/butir.

"Saya beli di pasar harga telur Rp1.700 - Rp1.800/butir, namun di warung - warung harganya menembus Rp2 ribu/butir," tutur warga Putussibau, Farida kepada Antara di Putussibau Kapuas Hulu wilayah Kalimantan Barat, Rabu.

Dikatakan Farida, kenaikan harga sejumlah sembako di Putussibau sudah terjadi pada bulan puasa dan lebaran.

Menurut dia, kebutuhan pokok bukan hanya telur yang mahal, namun sembako lainnya seperti bawang merah, bawang putih dan juga harga daging ayam sampai sekarang harganya belum turun - turun.

 "Sebagai pembeli kami hanya sebatas mengeluh, tidak dibeli itu kebutuhan, tapi di beli harganya cukup mahal, jadi mau tidak mau ya dibeli," ucap Farida.

Keluhan yang sama juga disampaikan, seorang ibu rumah tangga, Nursia (39) yang mengatakan biaya hidup di Putussibau semakin tinggi.

Kondisi tersebut, kata Nursia, akibat kenaikan sejumlah harga sembako yang sedikit demi sedikit mengalami kenaikan sejak bulan puasa lalu.

 "Pemerintah berangapan masyarakat tidak mengeluhkan asal barang ada, tetapi pemerintah keliru berpikir demikian, sehingga seakan - akan kenaikan sembako ini sengaja dibiarkan," kata Nursia agak sedikit kesal.

Seorang pedagang, Marni (40) mengatakan harga telur memang mengalami kenaikan, jika harga normal hanya Rp1.200 - Rp1.500/butir.

Dituturkan Marni, saat ini harga telur di pasaran sudah Rp1.700 - Rp1.800/butir, sehingga telur itu kembali dijual di tokonya seharga Rp2 ribu/butir.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kapuas Hulu, Abang Chairul Saleh mengatakan naik turunnya harga sembako itu tergantung pasar, bisa jadi stok berkurang, biaya angkut mahal, harga di agen mungkin juga mengalami kenaikan karena mungkin kualitas telur bagus.

 "Jadi kenaikan harga sembako terutama telur itu banyak faktor penyebabnya," kata Chairul.

Ia menjelaskan pihaknya terus melakukan monitoring harga sembako secara rutin.

"Itu ada di Bidang Perdagangan karena kami turun dua kali dalam seminggu," ucap Chairul.

Baca juga: Pemprov-Pedagang Buat Kesepakatan Harga Telur Menjelang Lebaran

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018