Pontianak (ANTARA) - Pemerintah provinsi melalui Dinas Ketahanan Pangan Kalbar menyiapkan 200 ribu butir telur ayam untuk kegiatan pasar murah di sejumlah daerah dalam rangka menyambut Natal 2022.
"Kita siapkan 200 ribu butir telur ayam untuk gelar pangan murah menyambut Natal 2022. Saat ini sudah separuh atau sekitar 100 ribu telur sudah didistribusikan dalam pasar murah tersebut," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan dalam gelar pasar murah tersebut harga telur yang diberikan kepada masyarakat adalah harga dari kandang. Hal itu karena biaya angkut dan lainnya disubsidi oleh pemerintah provinsi. Dengan harga tingkat kandang di tengah masyarakat juga dapat menekan terjadinya inflasi.
"Harga yang kita jual dengan masyarakat itu sama dengan harga di kandang yang kita beli di kandang langsung. Sedangkan biaya angkut dan lainnya distribusi pemerintah. Untuk harga di tingkat masyarakat 30 butir telur hanya Rp50.000 ribu. Kalau normal di pasar dengan jumlah itu di kisaran Rp60.000," jelas dia.
Pada momen hari keagamaan seperti natal menurutnya permintaan akan telur sudah polanya meningkat. Hal itu cenderung mendorong kenaikan harga. Meski demikian pemetaan dan strategi sudah disiapkan seperti gelar pangan murah dan subsidi. Sehingga kenaikan harga dapat ditekan dan daya beli masyarakat masih tinggi.
"Kami terus memantau kondisi harga di tengah masyarakat. Kenaikan harga tidak terlepas dari kebutuhan yang meningkat. Sehingga agar kedua hal tersebut tetap seimbang maka kebutuhan dan distribusi terus dijaga agar harga terkendali," papar dia.
Terkait stok dan kebutuhan pangan lainnya menurutnya masih terkendali dan aman. Untuk beras contohnya, ia memastikan untuk stok beras hingga delapan bulan ke depan dan harga masih normal sebagai mana acuan dari harga eceran tertinggi.
"Harga cabai masih normal sekitar Rp80 ribuan per kilogram, ayam dan lainnya juga tidak masalah, gula dan bawang juga begitu. Hanya saja daging babi sedikit bermasalah karena faktor flu babi Afrika. Namun solusinya juga segera dihadirkan dengan mendatangkan daging babi dari Bali," jelas dia.