Pontianak (Antaranews Kalbar) - Komoditas makanan memberi porsi besar terhadap pembentukan garis kemiskinan di Provinsi Kalimantan Barat pada Maret 2018, kata Kepala BPS Kalbar Pitono.

Menurut Pitono di Pontianak, Senin, peranan komoditas makanan ini jauh lebih besar dibanding nonkomoditas makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

"Sumbangan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 78,55 persen. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2017 lalu yaitu sebesar 78, 85 persen," kata dia.

Sementara itu dari sisi jumlah, BPS Kalbar mencatat penduduk miskin di Kalbar pada Maret 2018 mencapai 387,08 ribu orang.

"Jika di persentasekan dari jumlah penduduk yang ada di Kalbar maka terdapat 7,77 persen orang miskin. Angka yang ada berkurang 1,7 ribu orang dibandinglan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 388,81 ribu orang atau 7,86 persen dari jumlah penduduk," ujar Pitono.

? Sedangkan untuk persentase penduduk miskin, di daerah perkotaan September 2017 sebesar 5,25 persen turun menjadi 5,03 persen pada Maret 2018.

? ? "Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 9,09 persen naik menjadi 9,16 persen pada Maret 2018," kata dia.

Ia menambahkan jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di regional Kalimantan, Kalbar berada posisi persentasi tertinggi memiliki penduduk miskin.

"Meski kita tertinggi di Kalimantan namun masih di bawah angka kemiskinan secara nasional. Kemiskinan di nasional mencapai 9,82 persen," papar dia.

Baca juga: Angka kemiskinan naik picu stunting

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018