Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, HM Nadjib mengatakan saat ini situasi di sekolah sudah kembali normal, mengingat penyebaran virus Hepatitis-A sudah mengalami penurunan. 

"Sebelumnya beberapa siswa sempat diliburkan khususnya yang diduga terkena Hepatitis-A, tapi sekarang sudah masuk sekolah seperti biasa," katanya di Pontianak, Kamis.

Dirinya sudah melakukan pertemuan dengan orang tua dan sekolah, supaya orang tua tidak panik lagi karena kondisinya sudah seperti biasa kembali.

"Perlunya pertemuan antara orang tua siswa dan sekolah, agar tidak ada saling tuduh menuduh baik antara sekolah, kantin dan juga orang tua," tambahnya.

Dia meyakini, semuanya tidak ada masalah, dan siswa juga kita imbau untuk selalu menjaga kebersihan diantaranya selalu mencuci tangan dengan sabun baik disaat mau makan dan minum. "Serta tidak secara bergantian menggunakan peralatan minum dan makan," ujarnya.

Disamping itu, pihak kantin juga akan diminta tetap selalu menjaga kesehatan makanan dan minuman yang dijual kepada siswa.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Singkawang, Helmi Fauzi memberikan apresiasi kepada Wali Kota Singkawang, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan yang sudah dengan tanggap melakukan penanggulangan wabah Hepatitis A di Kota Singkawang.

"Saya sangat mengapresiasi Wali Kota Singkawang, Dinas Pendidikan dan Kesehatan yang telah bergerak cepat meminimalisir serta melakukan tindakan preventif," katanya.

Selain meliburkan siswa, Dinas Pendidikan juga meminta agar kantin menutup usahanya hingga wabah ini benar-benar redam.

"Ini dilakukan untuk keselamatan anak didik, dan menerapkan asas fleksibilitas sepanjang kantin tersebut bisa memberikan jaminan maka kita persilahkan untuk beroperasi," ungkapnya.

Namun dia juga meminta sanitasi sekolah seperti tempat mencuci tangan yang dilengkapi sabun dan air mengalir juga harus disediakan.

"Saya juga memberikan apresiasi bagi orang tua yang memberikan anaknya ransum atau bekal makanan dan minuman dari rumah," katanya.

Tetapi harus juga diimbangi dengan tidak memberinya uang jajan. "Karena kalau masih diberi uang jajan, maka bisa saja anak tersebut membeli makanan dan minuman kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) diluar sekolah atau jalan, yang kita khawatirkan kebersihan makanan dan minumannya tidak dijaga," tambahnya.

(KR-RDO/H014) 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018