Pontianak (Antaranews Kalbar) - Gubernur Kalbar, Sutarmidji menargetkan selama pemerintahannya akan ada 100 desa mandiri dalam penyediaan listrik di Kalimantan Barat.
"Saat ini dari 2.036 desa yang ada di Kalbar baru 1 desa yang mandiri dari listrik. Kami menargetkan ada 100 desa yang mandiri dalam pengadaan listrik," ujarnya dihadapan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/BAPPENAS), Bambang. P. S. Brodjonegoro saat peresmian Tenaga Listrik Biomassa (PLTBm) Siantan di Mempawah, Senin.
Menurutnya kemandirian dalam penyediaan listrik di desa lantaran hingga saat ini masih ada 24 persen jumlah penduduk di Kalbar yang belum merasakan listrik.
Baca juga: Menteri PPN/Bappenas resmikan pembangkit listrik Tenaga Biomassa
"Jadi kalau mau pengadaan listrik seperti dari PLN itu sangat sulit dan bahkan bisa tidak mungkin. Hal itu karena lokasi desa yang sulit diakses dan tentu butuh investasi yang besar. Kemudian secara ekonomis, PLN tentu berat. Jadi harus kita buat desa mandiri dengan memanfaatkan potensi yang ada," jelas dia.
Ia optimis dari target yang ada bisa dilampui dengan catatan didukung juga oleh masyarakat dan pihak swasta dalam pembangunan pembangkit listrik terutama Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Pelaung untuk membuat pembangkit di Kalbar dengan konsep EBT sangat potensial. Kita akan menghadirkan listrik melalui desa mandiri listrik," jelas dia.
Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/BAPPENAS), Bambang. P. S. Brodjonegoro mengatakan pemerintah Kalbar bisa mengikuti apa yang sudah didukung pihaknya dalam mengahdirkan listrik desa mandiri seperti di Jambi.
Baca juga: Energi baru terbarukan pertama di Kalimantan dioperasionalkan
"Untuk pembangunan di Jambi melibatkan pihak Bank Jambi melalui CSR dan Baznas Jambi serta kita memfasilitasi. Selama 73 tahun desa terkait belum merasakan listrik namun kini sudah hadir. Pengelolah listriknya dari BUMDes," kata dia.
Bambang menyebutkan listrik sangat penting bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masayarakat. Menurutnya hal itu harus menjadi perhatian dan perlu peran serta pihak swasta.
"Jika mengandalkan APBN saja maka akan lamban dan ini butuh kontribusi pihak swasta untuk pembangunan pembangkit. Nanti untuk penjualan bekerjasama dengan PLN," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Saat ini dari 2.036 desa yang ada di Kalbar baru 1 desa yang mandiri dari listrik. Kami menargetkan ada 100 desa yang mandiri dalam pengadaan listrik," ujarnya dihadapan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/BAPPENAS), Bambang. P. S. Brodjonegoro saat peresmian Tenaga Listrik Biomassa (PLTBm) Siantan di Mempawah, Senin.
Menurutnya kemandirian dalam penyediaan listrik di desa lantaran hingga saat ini masih ada 24 persen jumlah penduduk di Kalbar yang belum merasakan listrik.
Baca juga: Menteri PPN/Bappenas resmikan pembangkit listrik Tenaga Biomassa
"Jadi kalau mau pengadaan listrik seperti dari PLN itu sangat sulit dan bahkan bisa tidak mungkin. Hal itu karena lokasi desa yang sulit diakses dan tentu butuh investasi yang besar. Kemudian secara ekonomis, PLN tentu berat. Jadi harus kita buat desa mandiri dengan memanfaatkan potensi yang ada," jelas dia.
Ia optimis dari target yang ada bisa dilampui dengan catatan didukung juga oleh masyarakat dan pihak swasta dalam pembangunan pembangkit listrik terutama Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Pelaung untuk membuat pembangkit di Kalbar dengan konsep EBT sangat potensial. Kita akan menghadirkan listrik melalui desa mandiri listrik," jelas dia.
Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/BAPPENAS), Bambang. P. S. Brodjonegoro mengatakan pemerintah Kalbar bisa mengikuti apa yang sudah didukung pihaknya dalam mengahdirkan listrik desa mandiri seperti di Jambi.
Baca juga: Energi baru terbarukan pertama di Kalimantan dioperasionalkan
"Untuk pembangunan di Jambi melibatkan pihak Bank Jambi melalui CSR dan Baznas Jambi serta kita memfasilitasi. Selama 73 tahun desa terkait belum merasakan listrik namun kini sudah hadir. Pengelolah listriknya dari BUMDes," kata dia.
Bambang menyebutkan listrik sangat penting bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masayarakat. Menurutnya hal itu harus menjadi perhatian dan perlu peran serta pihak swasta.
"Jika mengandalkan APBN saja maka akan lamban dan ini butuh kontribusi pihak swasta untuk pembangunan pembangkit. Nanti untuk penjualan bekerjasama dengan PLN," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018