Pontianak (Antaranews Kalbar) - Koordinator Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kalimantan Barat Suherman mengatakan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah masih belum berdampak pada pelaku usaha terutama UMKM.

"Naiknya dolar AS belum berdampak terhadap biaya produksi UMKM di Kalimantan Barat.?Jangan sampai dolar AS naik, BBM juga naik, itu sudah pasti berpengaruh. Kalau BBM naik biaya distribusi naik dan juga produksi naik pula. Kecuali memang bahan baku UMKM impor tentu ada naik," ujarnya di Pontianak, Sabtu.

Suherman meyakini bahwa UMKM akan terus tumbuh, mengingat terjadinya krisis di Indonesia pada tahun 1998 di mana UMKM? waktu itu masih tetap tumbuh walaupun kondisi kritis.

"Pada krisis 1998 itu tak dipungkiri malah UMKM yang mampu bertahan dibandingkan dengan perusahaan besar yang paling banyak ekspor impornya yang malah rugi," ujarnya.

Lain dari pada itu sebut Suherman, sejauh ini untuk ekspor dalam jumlah besar dari produk UMKM di Kalbar sendiri masih belum begitu besar. Akan tetapi produk pelaku usaha kecil?sudah cukup laris pasaran luar.

"Wisatawan asing yang datang dari luar negeri membeli produk UMKM kita sebagai buah tangan, ini cukup banyak. Akan tetapi belum dapat dikatakan ekspor sebab bukan dalam jumlah besar," jelas dia.

Pihaknya dalam penguatan UMKM di Kalbar terus melakukan sejumlah pedampingan dengan berbagai program. Hal itu untuk kemajuan dan kekuatan ekonomi daerah.

"UMKM terus kita dampingi dan dorong naik kelas. Produksi, pengemasan dan pasar serta manajemen terus diperbaiki. Kontribusi UMKM sangat strategis," jelas dia.
 

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018