Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rina mengatakan tren penerimaan ikan asal Indonesia di pasar dunia terus meningkat.
"Yang memanfaatkan fasilitas karantina terus meningkat, sekarang sudah 161 negara yang menerima ikan asal Indonesia," kata Rina saat peresmian gedung baru layanan Stasiun Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pontianak di Kubu Raya, Kalbar, Rabu.
Ia melanjutkan dari sisi penerimaan pajak negara juga terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 PNBP dari karantina perikanan berkisar Rp25 miliar hingga Rp30 miliar. Kemudian untuk tahun 2018, ditargetkan sebesar Rp48 miliar lalu direvisi menjadi Rp75 miliar.
"Sekarang realisasinya sudah mencapai Rp87 miliar," kata dia.
Selain PNBP, jumlah sertifikat perikanan yang diterbitkan juga terus meningkat. "Untuk itu, BKIPM terus meningkatkan layanan ke pengguna, termasuk penyediaan ruang yang layak, kualitas SDM ditingkatkan, serta mempermudah layanan," ujar Rina.
Tahun depan, pihaknya juga akan terus meningkatkan pelayanan yang semakin efektif dan efisien. "Serta mempertajam pengawasan di pintu-pintu masuk utama termasuk di Pontianak yang dekat dengan perbatasan," katanya.
Sehingga dengan melibatkan para pemangku kepentingan seperti Polairud, Dinas Kelautan dan Perikanan serta membangun kantor di perbatasan, SDA perikanan Indonesia sifatnya legal, aman dan tetap terjaga.
Kepala BKIPM Pontianak Miharjo menuturkan anggaran untuk membangun gedung baru pelayanan senilai Rp2,7 miliar dengan waktu pelaksanaan lima bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018