Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sebanyak 320 rumah warga Sungai Duri, Bengkayang, Kalimantan Barat terdapak banjir yang melanda daerah itu akibat intensitas hujan cukup tinggi dalam pekan ini.

"Ada empat dusun di desa kami terkena banjir dan sudah ada masuk ke rumah warga. Banjir yang ada karena kiriman dari sungai dan parit-parit yang berasal dari hulu sungai akibat curah hujan yang tinggi beberapa minggu ini," ujar Kepala Desa Sungai Duri, Rezza Praba Herlambang saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.

 Ia mengatakan saat ini pihaknya telah melaporkan kejadian bencana banjir di desanya kepada Dinas Sosial Kabupaten Bengkayang.

"Kita juga sudah buat laporan banjir pada dinas terkait dan sekarang masih dalam proses. Rencana mau mengajukan bantuan ke Bulog dan kini masih menunggu dokumen SK penetapan bencana,"? katanya.

Rezza juga berharap pemerintah daerah segera melakukan evaluasi dan mencari solusi terkait banjir kiriman ini.

Menurut dia, paling tidak ada terobosan penyederhanaan dalam kondisi darurat, supaya proses penanganan hingga paska bencana banjir ini bisa lebih cepat teratasi .

 "Sementara ini kami masih dibantu dari pihak donatur swasta baik kelompok maupun perorangan. Poskonya ada di kantor desa dan bantuan sudah mulai disalurkan ke warga terdampak," kata dia.

Sementara itu, Anggota DPRD Bengkayang, Yohanes Pasti mengatakan pemerintah dan masyarakat perlu mengantisipasi daerah rawan banjir yang terjadi di musim penghujan terutama bagi warga yang bermukim di lokasi rawan banjir.

"Tidak hanya saat banjir saja, tapi juga antisipasi paska banjir terjadi. Seperti penyakit dan masyarakat hati-hati mengkonsumsi makanan dan minuman ," katanya.

Yohanes Pasti juga meminta pemerintah untuk menyediakan anggaran bencana, setidaknya dipersiapkan untuk tahun anggaran 2019 mendatang.

 "Tentunya anggaran bencana tersebut dilekatkan pada dinas teknis terkait. Kita terus mengawal dan mendorong angara bencana banjir dan lainnya perlu menjadi perhatian," harap dia.
 

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018