Pontianak (Antaranews Kalbar) - Buku berjudul "Hujan Emas di Negari Orang; Fakta dan Cita Pekerja Indonesia di Malaysia" yang ditulis Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura (FEB Untan) Pontianak, Fariastuti Djafar resmi diluncurkan dan sekaligus dibedah.
Buku keempat dari penulis tersebut mengeksplorasi apa dan siapa pekerja Indonesia, yang sering dibungkus dengan istilah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dorongan yang melatari pilihan mereka bekerja di Malaysia, pekerjaan yang dilakoninya, dan kehidupan sebagai pekerja asing di negeri orang.
"Buku ini berangkat juga dari hasil penelitian. Dasar penulisan buku ini menggunakan data sekunder dan primer. Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, wawancara mendalam dan observasi di Kuala Lumpur, Selangor, Kuching dan Kapit, Malaysia," ujar Fariastuti Djafar saat bedah buku di FEB Untan Pontianak, Rabu.
Ia merincikan bahwa buku tersebut terdiri dari 8 bab, dimulai dari bab pertama, Malaysia: Negeri Orang, yang menggambarkan Malaysia sebagai negeri tujuan, pekerja negeri lain di sana, termasuk pekerja Indonesia, dan bagaimana penelitian dilakukan.
Bab kedua yang berjudul Sosial Ekonomi Malaysia dan Indonesia, mendeskripsikan demografi-ekonomi Malaysia dan Indonesia dalam konteks ASEAN, serta masalah pekerja Indonesia di Malaysia. Pasar Kerja Warga Asing di Malaysia adalah judul bab ketiga.
Kaum pendatang, pekerjaan warga asing dan kebijakan terhadap pekerja asing di Malaysia digambarkan dalam bab ini.
Bab keempat berjudul Anatomi Sosial Pekerja Indonesia. Bab ini menggambarkan karakteristik pekerja, persiapan keberangkatan, dan keberangkatan serta kedatangan pekerja Indonesia di Malaysia.
Bab kelima tentang Pekerjaan di Malaysia, yang mendeskripsikan legalitas pekerja, pekerjaan dan remittance. Kisah PRT: Indonesia dan Filipina adalah judul bab keenam yang mencakup pekerjaan sektor informal di luar negeri, kompetensi dan citra, pekerjaan, gaji, tempat tinggal, kisah sukses dan malang PRT, dan kebijakan terhadap PRT asing.
Bab ketujuh dan kedelapan merupakan bagian penutup. Bab ketujuh menganalisis pekerja Indonesia dari sudut pandang teori mobilitas internasional tenaga kerja, faktor pendorong, penarik dan penghambat migrasi, tenaga kerja berketerampilan rendah, migrasi dan sektor informal, serta migrasi, strategi hidup keluarga dan investasi.
"Buku keempat saya ini diakhiri dengan bab berjudul Tanah Air Beta, yang menekankan kembali beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia di Tanah Air dan kurang dirasakan oleh pekerja Indonesia di Malaysia," katanya.
Menurutnya berdasarkan pengalaman dan penelitiannya, kehidupan pekerja Indonesia di Malaysia sangat kompleks dan menurutnya tidak mungkin diungkap dalam tiga penelitian yang dikemas dalam satu buku yang baru ia luncurkan.
"Meski fakta yang diungkap dalam buku ini hanya sebagian kecil dari kompleksitas tersebut, kehadirannya diharapkan menjadi bagian konstruktif dari mozaik yang ingin menggambarkan secara keseluruhan persoalan TKI di luar negeri, terutama Malaysia.
Semoga buku ini dapat memenuhi harapan demikian, dan memberi manfaat bagi mereka yang tertarik mengetahui tentang para "pahlawan devisa" dan "petualangan" mereka mengejar kabar kabur tentang ?hujan emas di negeri orang," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Buku keempat dari penulis tersebut mengeksplorasi apa dan siapa pekerja Indonesia, yang sering dibungkus dengan istilah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dorongan yang melatari pilihan mereka bekerja di Malaysia, pekerjaan yang dilakoninya, dan kehidupan sebagai pekerja asing di negeri orang.
"Buku ini berangkat juga dari hasil penelitian. Dasar penulisan buku ini menggunakan data sekunder dan primer. Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, wawancara mendalam dan observasi di Kuala Lumpur, Selangor, Kuching dan Kapit, Malaysia," ujar Fariastuti Djafar saat bedah buku di FEB Untan Pontianak, Rabu.
Ia merincikan bahwa buku tersebut terdiri dari 8 bab, dimulai dari bab pertama, Malaysia: Negeri Orang, yang menggambarkan Malaysia sebagai negeri tujuan, pekerja negeri lain di sana, termasuk pekerja Indonesia, dan bagaimana penelitian dilakukan.
Bab kedua yang berjudul Sosial Ekonomi Malaysia dan Indonesia, mendeskripsikan demografi-ekonomi Malaysia dan Indonesia dalam konteks ASEAN, serta masalah pekerja Indonesia di Malaysia. Pasar Kerja Warga Asing di Malaysia adalah judul bab ketiga.
Kaum pendatang, pekerjaan warga asing dan kebijakan terhadap pekerja asing di Malaysia digambarkan dalam bab ini.
Bab keempat berjudul Anatomi Sosial Pekerja Indonesia. Bab ini menggambarkan karakteristik pekerja, persiapan keberangkatan, dan keberangkatan serta kedatangan pekerja Indonesia di Malaysia.
Bab kelima tentang Pekerjaan di Malaysia, yang mendeskripsikan legalitas pekerja, pekerjaan dan remittance. Kisah PRT: Indonesia dan Filipina adalah judul bab keenam yang mencakup pekerjaan sektor informal di luar negeri, kompetensi dan citra, pekerjaan, gaji, tempat tinggal, kisah sukses dan malang PRT, dan kebijakan terhadap PRT asing.
Bab ketujuh dan kedelapan merupakan bagian penutup. Bab ketujuh menganalisis pekerja Indonesia dari sudut pandang teori mobilitas internasional tenaga kerja, faktor pendorong, penarik dan penghambat migrasi, tenaga kerja berketerampilan rendah, migrasi dan sektor informal, serta migrasi, strategi hidup keluarga dan investasi.
"Buku keempat saya ini diakhiri dengan bab berjudul Tanah Air Beta, yang menekankan kembali beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia di Tanah Air dan kurang dirasakan oleh pekerja Indonesia di Malaysia," katanya.
Menurutnya berdasarkan pengalaman dan penelitiannya, kehidupan pekerja Indonesia di Malaysia sangat kompleks dan menurutnya tidak mungkin diungkap dalam tiga penelitian yang dikemas dalam satu buku yang baru ia luncurkan.
"Meski fakta yang diungkap dalam buku ini hanya sebagian kecil dari kompleksitas tersebut, kehadirannya diharapkan menjadi bagian konstruktif dari mozaik yang ingin menggambarkan secara keseluruhan persoalan TKI di luar negeri, terutama Malaysia.
Semoga buku ini dapat memenuhi harapan demikian, dan memberi manfaat bagi mereka yang tertarik mengetahui tentang para "pahlawan devisa" dan "petualangan" mereka mengejar kabar kabur tentang ?hujan emas di negeri orang," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018