Kanada tidak berniat melarang penerbangan pesawat Boeing jenis 737 MAX 8 namun pihaknya siap "segera bertindak" untuk menangguhkan penerbangan jika informasi baru menunjukkan ada gangguan, kata Menteri Transportasi Marc Garneau, Selasa (12/3).

Sikap Kanada itu muncul pada saat banyak negara menghentikan sementara operasi pesawat Boeing pascakecelakaan di Ethiopia yang menewaskan 157 orang, hanya lima bulan setelah pesawat jenis yang sama jatuh di perairan Jawa, Indonesia.

Garneau menuturkan Kanada tidak menerima informasi baru apa pun mengenai kecelakaan Ethiopia yang akan membuatnya memberlakukan larangan penerbangan Boeing 737 MAX 8. Namun, pihaknya sedang mempertimbangkan semua pilihan.

"Jika kami menerima informasi atau penjelasan yang mengindikasikan adanya gangguan.. tentunya kami akan segera bertindak," kata Garneau kepada awak media di Montreal.

"Saya telah meminta tim untuk mengevaluasi semua opsi yang tersedia, termasuk kemungkinan pelarangan sementara sejumlah pesawat - jenis MAX 8 - jadi kami siap melakukannya, jika kami memutuskan untuk melakukannya."

Garneau kemudian mengatakan di akun Twitter bahwa ia membatalkan semua pertemuan dan acara publik untuk Selasa sehingga ia dapat berkonsultasi dengan panel ahli penerbangan sipil. Dua maskapai utama Kanada - Air Canada dan WestJet Airlines Ltd - mengoperasikan sebanyak 37 pesawat jenis 737 MAX 8.

Garneau akan menggelar konferensi pers pukul 11.00 waktu setempat pada Rabu di Ottawa guna membahas masalah tersebut, namun tidak ada rencana segera untuk memberikan instruksi pelarangan penerbangan pesawat, menurut sumber pemerintah, Selasa.

Sumber tersebut - yang meminta identitasnya dirahasiakan - mengatakan pihak berwenang Kanada secara intensif sedang berkerja sama dengan Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA). Sebelumnya pada Selasa FAA menyatakan tidak akan mengandangkan pesawat Boeing jenis 737 MAX tersebut.

Sumber: Reuters

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019