Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Kalbar. Salah satu di antaranya memastikan penyerapan gabah petani oleh Bulog Divre Kalbar.
“Kita dari Tim Komisi IV DPR RI ingin memastikan penyerapan gabah petani oleh Bulog Divre Kalbar seperti apa. Sehingga kali ini kita mengecek langsung gudang Bulog,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan di Pontianak, Senin.
Ia mendorong Bulog Divre Kalbar lebih optimal dalam penyerapan gabah petani yang tersebar di 14 kabupaten dan kota di Kalbar.
“Namun ada beberapa tempat, kapasitas Bulog penuh. Pada sisi lain saat ini untuk Bulog tidak lagi melakukan distribusi beras sejahtera,” jelas dia.
Dikatakan dia dengan persoalan yang ada jangan sampai tidak ada keseimbangan antara jumlah produksi dan penjualan atau pasar dari gabah petani.
“Harus ada kebijakan untuk keseimbangan antara produksi dan pasar yang ujungnya pada harga gabah petani. Apalagi saat ini habis masa panen,” jelas dia.
Penyesuaian harga pasar dan patokan harga yang dibeli Bulog terus pihaknya dorong kepada pemerintah agar harga bisa bersaing.
“Jangan sampai kaki Bulog terkungkung oleh peraturan yang ada. Kita terus mendorong pemerintah untuk menyesuaikan harga dengan pasar. Sebenarnya Bulog mampu membeli beras petani lebih. Namun tidak bisa karena ada aturan harga,” jelas dia
Terkait persoalan impor bahan pangan termasuk beras menurutnya ada sisi baik dan sisi buruknya. Untuk sisi buruknya, impor dilakukan tanpa perencanaan yang tepat seperti saat masa panen dan lainnya.
“Pada sisi baiknya impor bisa dilakukan saat tidak memasuki masa produksi dan untuk menstabilkan harga. Artinya untuk impor itu relatif dan tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk Kalbar sendiri saat ini sudah surplus,” kata dia.
Pada kesempatan tersebut ia juga menyampaikan bahwa sektor pertanian atau perkebunan yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan yakni soal karet dan kopra.
“Selain beras, di Kalbar petani yang bergerak di karet dan kopra juga cukup besar. Namun harga komoditas tersebut lagi turun. Itu harus diambil langkah yakni dengan hilirisasi. Kopra contohnya lebih mudah karena bisa dilakukan di industri kecil. Saat ini bahan baku saja rendah namun di sisi produk hilirnya tetap naik. Kita mendorong pemerintah melihat hal itu,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
“Kita dari Tim Komisi IV DPR RI ingin memastikan penyerapan gabah petani oleh Bulog Divre Kalbar seperti apa. Sehingga kali ini kita mengecek langsung gudang Bulog,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan di Pontianak, Senin.
Ia mendorong Bulog Divre Kalbar lebih optimal dalam penyerapan gabah petani yang tersebar di 14 kabupaten dan kota di Kalbar.
“Namun ada beberapa tempat, kapasitas Bulog penuh. Pada sisi lain saat ini untuk Bulog tidak lagi melakukan distribusi beras sejahtera,” jelas dia.
Dikatakan dia dengan persoalan yang ada jangan sampai tidak ada keseimbangan antara jumlah produksi dan penjualan atau pasar dari gabah petani.
“Harus ada kebijakan untuk keseimbangan antara produksi dan pasar yang ujungnya pada harga gabah petani. Apalagi saat ini habis masa panen,” jelas dia.
Penyesuaian harga pasar dan patokan harga yang dibeli Bulog terus pihaknya dorong kepada pemerintah agar harga bisa bersaing.
“Jangan sampai kaki Bulog terkungkung oleh peraturan yang ada. Kita terus mendorong pemerintah untuk menyesuaikan harga dengan pasar. Sebenarnya Bulog mampu membeli beras petani lebih. Namun tidak bisa karena ada aturan harga,” jelas dia
Terkait persoalan impor bahan pangan termasuk beras menurutnya ada sisi baik dan sisi buruknya. Untuk sisi buruknya, impor dilakukan tanpa perencanaan yang tepat seperti saat masa panen dan lainnya.
“Pada sisi baiknya impor bisa dilakukan saat tidak memasuki masa produksi dan untuk menstabilkan harga. Artinya untuk impor itu relatif dan tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk Kalbar sendiri saat ini sudah surplus,” kata dia.
Pada kesempatan tersebut ia juga menyampaikan bahwa sektor pertanian atau perkebunan yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan yakni soal karet dan kopra.
“Selain beras, di Kalbar petani yang bergerak di karet dan kopra juga cukup besar. Namun harga komoditas tersebut lagi turun. Itu harus diambil langkah yakni dengan hilirisasi. Kopra contohnya lebih mudah karena bisa dilakukan di industri kecil. Saat ini bahan baku saja rendah namun di sisi produk hilirnya tetap naik. Kita mendorong pemerintah melihat hal itu,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019