Penggunaan karet pada campuran aspal sepanjang 465 kilometer di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menyerap 8,49 ton karet alam produksi perkebunan rakyat pada 2019.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex di Sekayu, Minggu, mengatakan, penyerapan karet rakyat ini terbilang cukup tinggi karena sebelumnya serapan karet alam rakyat di Musi Banyuasin untuk kebutuhan dalam negeri sendiri (tidak dieskspor) hanya 1,6 ton/tahun.
"Harapannya dengan adanya peningkatan serapan dalam negeri maka harga karet rakyat dapat terdongrak naik," tambahnya.
Menurutnya, ini merupakan upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk membantu petani karena selama ini petani menjerit akibat harga karet di tingkat petani itu anjlok akibat jatuhnya harga komoditas di pasaran internasional.
Pemkab Musi Banyuasin menilai persoalan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena masyarakat sudah menghadapinya sejak 2013 sehingga telah berdampak pada angka kemiskinan. Seperti diketahui harga karet di tingkat petani hanya berkisar Rp7.000/kg dari harga ideal Rp12.000/kg.
Untuk itu, Musi Banyuasin berinisiatif menjadi pioner atas gerakan aspal karet ini dengan mengeluarkan dana APBD untuk pembangunan jalan aspal karet di beberapa ruas jalan pada 2019 yakni membangun jalan sepanjang 9,67 kilometer dengan total Rp12,5 miliar.
Ruas jalan itu, peningkatan jalan di Kelurahan Mangun Jaya dan Kecamatan Babat Toman sepanjang 4,2 km, Sp Gardu Harapan KUD Trijaya-Tanjung Agung Selatan Kecamatan Lais sepanjang 2 km, jalan Rumah Dinas Bupati Musi Banyuasin Kecamatan Sekayu sepanjang 1,82 km, jalan SD Model-Sp.AMD Kecamatan Sekayu sepanjang 1,73 km,
Karena menjadi pelopor pembangunan jalan aspal karet ini, Pemkab juga mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk peningkatan Jalan Kasmaran-Pinggap Kecamatan Babat Toman sepanjang 0,30 km, Jalan Talang Bayung-Lubuk Buah Kecamatan Babat Toman dan Batang Hari Leko sepanjang 0,20 km, Jalan Rantau Sialang-C5 Kecamatan Sungai Keruh-Sekayu sepanjang 0,30 km dengan total Rp28.066.362.180.00.
Selain itu, Musi Banyuasin juga mendapatkan dana reward dari Menteri PUPR Rp20 miliar untuk peningkatan jalan KH Ahmad Dahlan Kecamatan Sekayu sepanjang 2,00 km, jalan Muara Teladan-Sp.Supat sepanjang 1,50 km dan peningkatan ruas jalan Sp.Pauh-Beji Mulyo (B1)-Bero Jaya Timur (B2) Kecamatan Tungkal Jaya sepanjang 3,00 km.
Sehingga pembangunan jalan aspal karet tahun 2019 bersumber dari dana APBD, DAK, dan dana reward Kementerian PUPR dengan total Rp60.566.362.180.00.
"Saat ini di Musi Banyuasin terdapat 250.000 hektare lahan karet, yang mana sebanyak 90 persen dimiliki oleh petani rakyat. Petani karet kami saat ini sangat menderita, sehingga membutuhkan langkah cepat dari pemerintah untuk mengatasinya, ini salah satu solusinya," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo melalui Menteri Dalam Negeri menginstruksikan kepada seluruh gubernur khususnya di daerah penghasil karet untuk mengeluarkan surat edaran ke Kabupaten/Kota untuk mencontoh Musi Banyuasin dalam pembangunan aspal karet
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex di Sekayu, Minggu, mengatakan, penyerapan karet rakyat ini terbilang cukup tinggi karena sebelumnya serapan karet alam rakyat di Musi Banyuasin untuk kebutuhan dalam negeri sendiri (tidak dieskspor) hanya 1,6 ton/tahun.
"Harapannya dengan adanya peningkatan serapan dalam negeri maka harga karet rakyat dapat terdongrak naik," tambahnya.
Menurutnya, ini merupakan upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk membantu petani karena selama ini petani menjerit akibat harga karet di tingkat petani itu anjlok akibat jatuhnya harga komoditas di pasaran internasional.
Pemkab Musi Banyuasin menilai persoalan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena masyarakat sudah menghadapinya sejak 2013 sehingga telah berdampak pada angka kemiskinan. Seperti diketahui harga karet di tingkat petani hanya berkisar Rp7.000/kg dari harga ideal Rp12.000/kg.
Untuk itu, Musi Banyuasin berinisiatif menjadi pioner atas gerakan aspal karet ini dengan mengeluarkan dana APBD untuk pembangunan jalan aspal karet di beberapa ruas jalan pada 2019 yakni membangun jalan sepanjang 9,67 kilometer dengan total Rp12,5 miliar.
Ruas jalan itu, peningkatan jalan di Kelurahan Mangun Jaya dan Kecamatan Babat Toman sepanjang 4,2 km, Sp Gardu Harapan KUD Trijaya-Tanjung Agung Selatan Kecamatan Lais sepanjang 2 km, jalan Rumah Dinas Bupati Musi Banyuasin Kecamatan Sekayu sepanjang 1,82 km, jalan SD Model-Sp.AMD Kecamatan Sekayu sepanjang 1,73 km,
Karena menjadi pelopor pembangunan jalan aspal karet ini, Pemkab juga mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk peningkatan Jalan Kasmaran-Pinggap Kecamatan Babat Toman sepanjang 0,30 km, Jalan Talang Bayung-Lubuk Buah Kecamatan Babat Toman dan Batang Hari Leko sepanjang 0,20 km, Jalan Rantau Sialang-C5 Kecamatan Sungai Keruh-Sekayu sepanjang 0,30 km dengan total Rp28.066.362.180.00.
Selain itu, Musi Banyuasin juga mendapatkan dana reward dari Menteri PUPR Rp20 miliar untuk peningkatan jalan KH Ahmad Dahlan Kecamatan Sekayu sepanjang 2,00 km, jalan Muara Teladan-Sp.Supat sepanjang 1,50 km dan peningkatan ruas jalan Sp.Pauh-Beji Mulyo (B1)-Bero Jaya Timur (B2) Kecamatan Tungkal Jaya sepanjang 3,00 km.
Sehingga pembangunan jalan aspal karet tahun 2019 bersumber dari dana APBD, DAK, dan dana reward Kementerian PUPR dengan total Rp60.566.362.180.00.
"Saat ini di Musi Banyuasin terdapat 250.000 hektare lahan karet, yang mana sebanyak 90 persen dimiliki oleh petani rakyat. Petani karet kami saat ini sangat menderita, sehingga membutuhkan langkah cepat dari pemerintah untuk mengatasinya, ini salah satu solusinya," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo melalui Menteri Dalam Negeri menginstruksikan kepada seluruh gubernur khususnya di daerah penghasil karet untuk mengeluarkan surat edaran ke Kabupaten/Kota untuk mencontoh Musi Banyuasin dalam pembangunan aspal karet
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019