Pengamat Sosial dari Untan Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, DR Syarifah Ema Rahmaniah menyatakan, perempuan harus lebih cerdas dalam memahami masalah dan memetakan masalah sosial tersebut.

"Dengan begitu maka perempuan selain cerdas dalam memahami masalah sosial, kemudian memetakan dan bisa mencari solusi dalam mengatasinya," kata Ema Rahmaniah saat dihubungi di Pontianak, Minggu.

Karena, menurut dia, para perempuan sudah banyak yang mendapatkan kesetaraan dalam pembangunan namun masih menyisakan banyak masalah.

"Setara tetapi belum tentu adil. Saat ini mereka (perempuan) memang dilibatkan dalam banyak hal namun belum menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang melekat pada diri perempuan tersebut," ungkapnya.

Misalnya, menurut dia, perempuan sebagai pekerja, tetapi mereka masih banyak yang belum mendapatkan upah yang sesuai dengan kebutuhan mereka terutama untuk pekerja perempuan sebagai "Single Fighter".

"Kemudian masalah kekerasan seksual yang dialami anak perempuan yang pelakunya adalah orang terdekat justru makin bertambah, juga kasus-kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) yang dialami oleh para istri masih menjadi masalah yang belum mendapatkan solusi yang integratif," katanya.

Maka, menurut dia, perlu terus diupayakan gerakan politik literasi edukasi bagi perempuan.

"Sehingga saat ini dibutuhkan perempuan, yang harus cerdas dalam memahami masalah sosial, kemudian memetakan masalah itu, dan berikut solusi yang bisa diupayakan dalam mengatasi masalah tersebut," ujarnya.

Disebutkan, langkah kongkret jangka pendek dalam mencari solusi berbagai permasalahan tersebut, yakni program pelatihan "life skill" atau keterampilan hidup harus terus diupayakan, kemudian pemberian pelatihan kewirausahaan sekaligus membangun jaringan bisnis berbasis home industri dan pengetahuan lokal, sehingga ke depannya perempuan lebih mandiri lagi.

Pewarta: Andilala

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019