Pengelola Sinka Zoo, Tanjung Bajau Singkawang, Kalbar, akhirnya memberikan keterangan mengenai kondisi beruang madu yang kurus dan sempat viral di media sosial dengan menyatakan bahwa satwa tersebut dalam kondisi sehat.
"Sebenarnya beruang madu tersebut sudah kita karantina dan itu berkat permintaan dari Balai Konservasi Wilayah III Singkawang," kata salah satu tim kesehatan Sinka Zoo Singkawang, Ruby Hadi Saputra, memberikan klarifikasi kepada wartawan di lokasi di Singkawang, Sabtu.
Dalam pemberian klarifikasi itu, juga dihadiri Balai Konservasi Wilayah III dan Pemkot Singkawang.
Jika dilihat secara fisik, kata dia, beruang madu yang sempat viral di medsos tersebut terlihat segar, pola makan juga tidak ada perubahan, sedangkan segi kotoran juga tidak ada perubahan alias normal.
"Bentuknya masih normal, tidak ditemukan diare atau cairan dan sebagainya," ujarnya.
Oleh karena itu, Sinka Zoo Singkawang memberikan kesimpulan bahwa beruang madu tersebut sehat.
Namun, untuk lebih detail mengenai fisik beruang madu tersebut, pihaknya sudah mempunyai sosok beruang yang dekat.
"Teman-teman wartawan juga bisa langsung melihat kondisi bulu maupun fesesnya. Jadi kita buka semua, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi dari fakta yang ada," ungkapnya.
Dia mengatakan beruang madu yang kurus tersebut didapatkan dari kebun binatang Pontianak.
"Berdasarkan data, dia (beruang madu) dibawa ke Sinka Zoo sejak 12 Maret 2008 silam, sedangkan perpindahannya dari Pontianak ke Singkawang kita tidak tahu berapa umurnya," katanya.
Ia menjelaskan secara fisik, yang dari Pontianak sudah terlihat tidak gendut. Walaupun gendut atau kurus bukan menjadi suatu indikasi kesehatan. Bahkan, gendut pun bisa jadi dikategorikan tidak sehat.
Berkaitan dengan beruang madu yang kurus dan sempat viral di medsos itu diketahui jika saat ini sudah berusia 11 tahun.
"Artinya beruang madu ini sudah sangat tua, ditandai dengan giginya yang sudah banyak lepas. Meski demikian, kulitnya kelihatan sangat cerah dan tidak ada indikasi cacingan dan sebagainya," katanya.
Hanya saja, katanya, setelah di karantina seperti itu beruang madu tersebut lebih stres. Karena jika di tempatkan di kandang asalnya sudah dibuat tempat yang nyaman.
"Artinya satu tempat untuk dia sendiri, supaya makanan yang dia konsumsi akan cukup. Tetapi jika digabung dengan beruang-beruang yang lain, dikhawatirkan dia akan kalah konsumsi," ujarnya.
Dia menjelaskan kandang asal beruang madu tersebut cukup luas, yakni 5x5 meter. Berbeda dengan kandang karantina yang sekarang ini hanya 1,5x2 meter saja.
"Kita karantina sejak dua hari yang lalu dan itu karena berdasarkan permintaan dari KSDA. Namun setelah ini, rencananya dipindahkan lagi ke kandang asalnya karena memang secara fisik dia sehat," katanya.
Disamping itu, pihaknya juga rutin dalam memberikan obat cacing dalam tiga atau empat bulan sekali, kemudian tiap bulan diberikan vitamin dan melihat kondisi di lapangan apabila dia butuh antibiotik maka diberikan.
"Intinya kita sudah siap semua kok, karena kitakan sudah lama di sini," katanya.
Menurutnya, apa yang dilakukan pihak Sinka Zoo Singkawang merupakan suatu keberhasilan. Karena dari Pontianak badannya kurus namun sampai 11 tahun dia masih hidup.
"Harusnya itukan suatu keberhasilan. Beda kalau dia mati dalam satu atau dua tahun setelah dipindah," katanya.
Dengan viralnya video beruang madu yang kurus tersebut di medsos, dia berpesan kepada pengunjung untuk bisa menggunakan telepon pintar dengan bijak.
"'Smartphone' itukan ponsel pintar, jadi penggunanya juga harus pintar. Jangan sampai kita diperdaya oleh ponsel kita yang pintar. Artinya sebelum mem-'posting' di medsos usahakan konfirmasi ke karyawan ataupun kipernya terlebih dahulu. Karena kiperlah yang lebih dekat dengan hewan sehingga lebih paham," katanya.
Kasubbag SDA Bagian Perekonomian Sekretaris Daerah Kota Singkawang Indra P Situmorang mengatakan kedatangannya bersama rombongan ke tempat itu guna mengetahui informasi yang sempat viral di media sosial bahkan media cetak dan elektronik.
"Sehingga dari Pemkot Singkawang berinisiatif untuk meng-'cross check' ke lapangan," katanya.
Dalam cek silang itu, pihaknya melibatkan Dinas Pertanian, Bagian Perekonomian, dan Dinas Pariwisata Singkawang.
"Setelah di-'cross check', bahwa kondisi hewan tersebut tidak dalam kondisi sakit. Badan yang kurus karena statusnya sudah tua dan fisiknya memang sudah seperti itu," katanya.
Secara keseluruhan, menurut konfirmasi dari dokter-dokter di Sinka Zoo Singkawang, bahwa kondisi beruang madu tersebut sehat.
"Kesimpulannya bahwa kondisi beruang madu tersebut tidak dalam masalah bahkan ada prestasi baru bahwa hewan satwa di Sinka Zoo ada melahirkan tiga ekor harimau. Ini merupakan prestasi yang harus dibanggakan bahwa pihak pengelola atau managemen betul-betul melakukan penanganan hewan-hewan yang ada di Sinka Zoo," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Sebenarnya beruang madu tersebut sudah kita karantina dan itu berkat permintaan dari Balai Konservasi Wilayah III Singkawang," kata salah satu tim kesehatan Sinka Zoo Singkawang, Ruby Hadi Saputra, memberikan klarifikasi kepada wartawan di lokasi di Singkawang, Sabtu.
Dalam pemberian klarifikasi itu, juga dihadiri Balai Konservasi Wilayah III dan Pemkot Singkawang.
Jika dilihat secara fisik, kata dia, beruang madu yang sempat viral di medsos tersebut terlihat segar, pola makan juga tidak ada perubahan, sedangkan segi kotoran juga tidak ada perubahan alias normal.
"Bentuknya masih normal, tidak ditemukan diare atau cairan dan sebagainya," ujarnya.
Oleh karena itu, Sinka Zoo Singkawang memberikan kesimpulan bahwa beruang madu tersebut sehat.
Namun, untuk lebih detail mengenai fisik beruang madu tersebut, pihaknya sudah mempunyai sosok beruang yang dekat.
"Teman-teman wartawan juga bisa langsung melihat kondisi bulu maupun fesesnya. Jadi kita buka semua, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi dari fakta yang ada," ungkapnya.
Dia mengatakan beruang madu yang kurus tersebut didapatkan dari kebun binatang Pontianak.
"Berdasarkan data, dia (beruang madu) dibawa ke Sinka Zoo sejak 12 Maret 2008 silam, sedangkan perpindahannya dari Pontianak ke Singkawang kita tidak tahu berapa umurnya," katanya.
Ia menjelaskan secara fisik, yang dari Pontianak sudah terlihat tidak gendut. Walaupun gendut atau kurus bukan menjadi suatu indikasi kesehatan. Bahkan, gendut pun bisa jadi dikategorikan tidak sehat.
Berkaitan dengan beruang madu yang kurus dan sempat viral di medsos itu diketahui jika saat ini sudah berusia 11 tahun.
"Artinya beruang madu ini sudah sangat tua, ditandai dengan giginya yang sudah banyak lepas. Meski demikian, kulitnya kelihatan sangat cerah dan tidak ada indikasi cacingan dan sebagainya," katanya.
Hanya saja, katanya, setelah di karantina seperti itu beruang madu tersebut lebih stres. Karena jika di tempatkan di kandang asalnya sudah dibuat tempat yang nyaman.
"Artinya satu tempat untuk dia sendiri, supaya makanan yang dia konsumsi akan cukup. Tetapi jika digabung dengan beruang-beruang yang lain, dikhawatirkan dia akan kalah konsumsi," ujarnya.
Dia menjelaskan kandang asal beruang madu tersebut cukup luas, yakni 5x5 meter. Berbeda dengan kandang karantina yang sekarang ini hanya 1,5x2 meter saja.
"Kita karantina sejak dua hari yang lalu dan itu karena berdasarkan permintaan dari KSDA. Namun setelah ini, rencananya dipindahkan lagi ke kandang asalnya karena memang secara fisik dia sehat," katanya.
Disamping itu, pihaknya juga rutin dalam memberikan obat cacing dalam tiga atau empat bulan sekali, kemudian tiap bulan diberikan vitamin dan melihat kondisi di lapangan apabila dia butuh antibiotik maka diberikan.
"Intinya kita sudah siap semua kok, karena kitakan sudah lama di sini," katanya.
Menurutnya, apa yang dilakukan pihak Sinka Zoo Singkawang merupakan suatu keberhasilan. Karena dari Pontianak badannya kurus namun sampai 11 tahun dia masih hidup.
"Harusnya itukan suatu keberhasilan. Beda kalau dia mati dalam satu atau dua tahun setelah dipindah," katanya.
Dengan viralnya video beruang madu yang kurus tersebut di medsos, dia berpesan kepada pengunjung untuk bisa menggunakan telepon pintar dengan bijak.
"'Smartphone' itukan ponsel pintar, jadi penggunanya juga harus pintar. Jangan sampai kita diperdaya oleh ponsel kita yang pintar. Artinya sebelum mem-'posting' di medsos usahakan konfirmasi ke karyawan ataupun kipernya terlebih dahulu. Karena kiperlah yang lebih dekat dengan hewan sehingga lebih paham," katanya.
Kasubbag SDA Bagian Perekonomian Sekretaris Daerah Kota Singkawang Indra P Situmorang mengatakan kedatangannya bersama rombongan ke tempat itu guna mengetahui informasi yang sempat viral di media sosial bahkan media cetak dan elektronik.
"Sehingga dari Pemkot Singkawang berinisiatif untuk meng-'cross check' ke lapangan," katanya.
Dalam cek silang itu, pihaknya melibatkan Dinas Pertanian, Bagian Perekonomian, dan Dinas Pariwisata Singkawang.
"Setelah di-'cross check', bahwa kondisi hewan tersebut tidak dalam kondisi sakit. Badan yang kurus karena statusnya sudah tua dan fisiknya memang sudah seperti itu," katanya.
Secara keseluruhan, menurut konfirmasi dari dokter-dokter di Sinka Zoo Singkawang, bahwa kondisi beruang madu tersebut sehat.
"Kesimpulannya bahwa kondisi beruang madu tersebut tidak dalam masalah bahkan ada prestasi baru bahwa hewan satwa di Sinka Zoo ada melahirkan tiga ekor harimau. Ini merupakan prestasi yang harus dibanggakan bahwa pihak pengelola atau managemen betul-betul melakukan penanganan hewan-hewan yang ada di Sinka Zoo," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019