Kepala Desa Telok Melano Hasnawi memberikan keterangan terkait adanya sampah yang menumpuk dan berbau busuk di dekat jembatan Telok Melano yang diduga sengaja ditumpuk oleh warga sekitar dikarenakan tidak ada tempat pembuangan sampah rumah tangga.
"Karena tidak ada tempat lagi untuk membuang sampah, sehingga ditumpuk disana.Kalau dibuang di sungai tidak mungkin juga," kata Kepala Desa Telok Melano Hasnawi.
Tumpukan sampah tersebut sering hanyut ke sungai saat air pasang besar melanda daerah pesisir Teluk Melano yang berbatasan langsung dengan laut dalam, sehingga hal tersebut mencemari perairan yang ada di Kayong Utara.
"Warga pun merasa tidak nyaman terutama saat malam, angin berembus, menimbulkan bau tidak sedap dilingkungan mereka," jelasnya.
Dirinya berharap agar pemerintah daerah setempat segera mencarikan solusi permasalahan tersebut, sehingga dampaknya tidak meluas nantinya.
"Saya berharap agar pemda bisa secepatnya mengatasi hal ini. Kemarin udah kita sampaikan sama pemda, waktu kegiatan bersih - bersih yang ada kapolres dan bupati, sudah saya sampaikan jadi alasan mereka tidak memiliki tapak untuk meletakkan bak sampahnya. Jadi saya berharap agar mereka bisa cepat tindak lanjuti, bagai mana upaya mereka mengusahakan hal seperti itu, tapi sampai sekarang memang belum ada makanya mereka yang ada di sekitar itu membuang sampahnya disana," ungkap Hasnawi.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan (PUPR) Kabupaten Kayong Utara Tommy Junaidi tahun ini pihaknya telah menganggarkan untuk pembuatan tapak bak sampah di Kecamatan Simpang Hilir tersebut, namun menurutnya, sampai saat ini Kepala Desa setempat belum memberikan lokasi penempatan tapak untuk bak sampah tersebut.
"Asal ada kesiapan lokasi lahan dari kades dan sesuaikan kebutuhan disana untuk jumlah tapaknya," katanya.
Dirinya berharap agar kepala desa sebagai pemegang wilayah segera untuk melaporkan ke PUPR setempat terkait rencana lokasi yang akan dijadikan tempat peletakan tapak bak sampah yang nantinya akan diangkut oleh petugas dari PUPR secara rutin.
"Kadesnya suruh datang ke kantor kami secepatnya," ucap Tommy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Karena tidak ada tempat lagi untuk membuang sampah, sehingga ditumpuk disana.Kalau dibuang di sungai tidak mungkin juga," kata Kepala Desa Telok Melano Hasnawi.
Tumpukan sampah tersebut sering hanyut ke sungai saat air pasang besar melanda daerah pesisir Teluk Melano yang berbatasan langsung dengan laut dalam, sehingga hal tersebut mencemari perairan yang ada di Kayong Utara.
"Warga pun merasa tidak nyaman terutama saat malam, angin berembus, menimbulkan bau tidak sedap dilingkungan mereka," jelasnya.
Dirinya berharap agar pemerintah daerah setempat segera mencarikan solusi permasalahan tersebut, sehingga dampaknya tidak meluas nantinya.
"Saya berharap agar pemda bisa secepatnya mengatasi hal ini. Kemarin udah kita sampaikan sama pemda, waktu kegiatan bersih - bersih yang ada kapolres dan bupati, sudah saya sampaikan jadi alasan mereka tidak memiliki tapak untuk meletakkan bak sampahnya. Jadi saya berharap agar mereka bisa cepat tindak lanjuti, bagai mana upaya mereka mengusahakan hal seperti itu, tapi sampai sekarang memang belum ada makanya mereka yang ada di sekitar itu membuang sampahnya disana," ungkap Hasnawi.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan (PUPR) Kabupaten Kayong Utara Tommy Junaidi tahun ini pihaknya telah menganggarkan untuk pembuatan tapak bak sampah di Kecamatan Simpang Hilir tersebut, namun menurutnya, sampai saat ini Kepala Desa setempat belum memberikan lokasi penempatan tapak untuk bak sampah tersebut.
"Asal ada kesiapan lokasi lahan dari kades dan sesuaikan kebutuhan disana untuk jumlah tapaknya," katanya.
Dirinya berharap agar kepala desa sebagai pemegang wilayah segera untuk melaporkan ke PUPR setempat terkait rencana lokasi yang akan dijadikan tempat peletakan tapak bak sampah yang nantinya akan diangkut oleh petugas dari PUPR secara rutin.
"Kadesnya suruh datang ke kantor kami secepatnya," ucap Tommy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019