Sejumlah tokoh bermunculan dalam kontes demokrasi lima tahunan dan satu di antaranya saat ini tokoh muda Selakau, Bambang Hermansyah yang siap maju untuk Pilkada Sambas 2020.

“Alhamdulillah berkat dorongan dan dukungan berbagai pihak kepada saya, saat ini saya menyatakan siap untuk maju di Pilkada Sambas 2020 mendatang,” ujarnya pria yang akrab di sapa Baher saat dihubungi di Sambas, Jumat.

Baher yang juga Staf Ahli MPR RI ini maju karena untuk menjawab kebutuhan dan momentum zaman.

Ia menjelaskan menjawab kebutuhan dimaksudkan bahwa Sambas membutuhkan pemimpin yang mampu membawa lompatan perubahan dan kebiasaan.

“Sambas harus berlari kencang mengejar ketertinggalan nya dari daerah - daerah lain di Kalbar,” ujar lulusan terbaik Fisipol Universitas Tanjungpura tersebut.

Kemudian untuk momentum zaman, menurutnya bahwa untuk melaksanakan visi besar membangun Sambas harus meninggalkan cara-cara lama dan segera beradaptasi dengan cara-cara baru.

Cara-cara baru ini sangat dipahami oleh anak muda terutama tentang informasi dan teknologi, zaman ini zamannya anak muda, zaman ini zamannya teknologi.

“Anak muda tetap bersinergi, kolaborasi, kerja sama dan “sowan” dengan orang tua dan tokoh – tokoh lainnya,” tambah lulusan S2 Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta tersebut.

Menurutnya jika Allah SWT dan masyarakat Sambas memberikan kepercayaan saya memimpin Sambas, ia pastikan kehadirannya adalah untuk mengabdi dan melayani masyarakat Sambas.

Ia menilai pembangunan Sambas sudah berjalan namun tidak berlari kencang, kalah dibanding dengan daerah lain di Kalbar termasuk daerah yang baru pemekaran seperti Kayong Utara dan Kubu Raya.

“Hal itu terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih di bawah standar IPM Provinsi, perhelatan MTQ dan olah raga kita tidak masuk dalam tiga besar. Padahal pada zamannya Sambas adalah barometer sosial, politik dan ekonomi di Kalbar,” jelas dia.

Selain itu jika bicara kasus kekerasan, Sambas termasuk yang paling tinggi di Kalbar, pada tahun 2017 kasus amoral di Sambas tercatat ada 46 kasus yang tertangani, di tahun yang sama ada 39 kasus narkoba di Sambas.

“Belum lagi banyaknya anak–anak yang ngelem, putus sekolah dan bekerja di luar negeri. Berdasarkan data tahun 2018 jumlah masyarakat Sambas yang bekerja di luar negeri sebanyak 23 ribu jiwa yang sebagai besar bekerja di Malaysia, paling banyak bekerja di sektor perkebunan, asisten rumah tangga dan buruh bangunan. Melihat kenyataan tersebut, kita sangat prihatin, “ kata dia.

Dengan potret yang ada menandakan pemerintah daerah telah gagal membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat Sambas.

“Ke depan pemerintah daerah harus kreatif bagaimana membuka lapangan pekerjaan sebesar – besarnya di Sambas, terlalu jauh dan lama kita menunggu jika harus mendatangkan investor dari Timur Tengah atau Jepang ,“ kata Baher yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Border Care (IBC).

Baher menambahkan, ada enam program prioritas yang akan dijalankan dengan konsep I3P2B: Industrialisasi Pertanian, Infrastruktur, penguatan Identitas Lokal dan Pendidikan, Pariwisata, Perbatasan dan E-Birokrasi. Enam program tersebut akan dipandu dengan “jurus” 5S: Sistem, Strategi, Struktur, Skill, Speed dan Target.

“Jadi ada jurus 65 yang akan kita gunakan untuk membangun Sambas, ingat 65, ingat BaHer. Saya juga mengajak, mari sama – sama kita benahi dan bangun Sambas, dengan berbenah Insyaallah Sambas akan naik kelas, maju, sejajar dengan daerah – daerah lain di Kalbar,” kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019