Potensi pasar ekspor buah pisang dari Kalimantan Barat masih terbuka lebar yang terlihat dari permintaan yang mencapai 300 ton per minggu tetapi baru bisa terpenuhi 50 ton.

Sebuah perusahaan eksportir pisang di Kalimantan Barat mendapatkan permintaan buah pisang dari Malaysia sebanyak 300 ton setiap minggu.

"Namun kami baru mampu memenuhi 50 ton pada tahap pertama. Artinya,  potensi ekspor pisang dari Kalbar masih terbuka lebar dan kami siap menggandeng banyak pihak untuk memenuhi kebutuhan pisang ini," kata Pimpinan CV Royal Mehar, Enggi Nazilla di Pontianak, Senin.

Menurutnya, pasar ekspor pisang tersebut terbuka luas apalagi dengan kemudahan layanan dari Karantina Pertanian Pontianak tidak ada lagi kendala teknis.

"Buah pisang yang diekspor terjaga kesehatan dan keamanannya sehingga memiliki daya saing. Ke depan kami berharap dapat menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan pasar," tuturnya.

Baca juga: Ekspor pertanian Kalbar Semester I 2019 capai Rp1,5 triliun

Selain ekspor perdana buah pisang, komoditas Palm Fatty Acid Oil yang merupakan produk samping atau by product dari kelapa sawit juga memiliki potensi untuk diekspor.

"Palm Fatty Acid Oil ini sebenarnya bukan merupakan media pembawa, namun negara tujuan Cina mempersyaratkan komoditas dilengkapi dengan PC, agar komoditas dapat diterima di sana," kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Ali Jamil.

Produk sebanyak 301 ton dan nilainya sebesar Rp1,3 miliar ini digunakan sebagai bahan bakar biodiesel di negara tujuan.

"Ini juga langkah maju yang kita harus apresiasi. Tidak lagi dalam kondisi segar, tapi sudah olahan akhir dan pasti akan berdampak pada nilai tambah yang didapat oleh masyarakat," tuturnya.

Selain 2 komoditas yang dilepas perdana, komoditas pertanian asal Provinsi Kalbar yang juga diekspor adalah lainnya lada, palm kernell expeller, santan kelapa dan coco peat fiber dengan nilai Rp11 miliar.

Baca juga: Permintaan pisang dari Malaysia capai ratusan ton setiap minggu

Dia menambahkan, untuk memaksimalkan potensi pisang di Kalbar, perlu terus dijaga masa tanam dan panennya agar tetap terjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya. Ini kunci masuki pasar ekspor.

Dia menyatakan, belum lama ini pihaknya ikut melepas ekspor perdana 10 ton buah pisang dengan nilai ekonomi Rp85 juta ke Malaysia.

Jamil menyampaikan potensi produksi buah pisang di Kalimantan Barat cukup tinggi. Tahun lalu Kalbar berkontribusi memproduksi buah pisang sebesar 0.64 persen dari prosentase produksi nasional atau sebesar 44.462 ton.

"Selama  2018 tersebut Kalbar telah mengirimkan buah pisang sebanyak 1.594 ton ke daerah lain di Indonesia, namun buah pisang tersebut belum mampu untuk diekspor ke luar negeri," katanya.

Baca juga: Ekspor pisang mas ke China capai satu kontainer per minggu.
   
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019