Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio-Pontianak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, sebanyak 935 titik panas atau hot spot kembali terpantau di kabupaten/kota di Kalbar.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio-Pontianak Erika Mardiyanti dalam siaran persnya di Pontianak, Kamis, menyatakan, dengan titik panas sebanyak 935 titik itu berarti sudah turun sebanyak 14 titik panas dibanding sebelumnya sebanyak 949 titik panas.
Baca juga: Kembali terpantau 949 titik panas di Kalbar
Ia menjelaskan, menurut hasil pengolahan data citra satelit Lapan mulai 4 September 2019 pukul 07.00 WIB hingga 5 September 2019 pukul 07.00 WIB, sebanyak 935 titik panas itu paling banyak ada di Kabupaten Ketapang, yakni sebanyak 452 titik panas atau meningkat dari sebelumnya sebanyak 433 titik panas.
Kemudian disusul Kabupaten Sanggau 119 titik panas, Sintang 117 titik panas; Sekadau 60 titik panas; Kapuas Hulu 46 titik panas; Kayong Utara 41 titik panas; Kubu Raya 38 titik panas; Landak 25 titik panas; Melawi 16 titik panas; Bengkayang 13 titik panas; Mempawah dua titik panas; Sambas satu titik panas; sementara Kota Pontianak dan Singkawang tidak ditemukan titik panas.
Baca juga: Jumlah hotspot di Kalbar kembali meningkat
Ia menambahkan,untuk seminggu ke depan, kalau ditinjau dari analisa parameter cuaca, kemudahan kebakaran hutan dan lahan di sebagian besar wilayah Kalbar masuk dalam kategori mudah dan sangat mudah.
Untuk itu, Erika mengimbau, kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang sifatnya membakar, karena bisa berdampak meluas hingga terjadinya kebakatan hutan dan lahan, karena cuaca yang panas dan kering tersebut.
Dari pantauan di lapangan dalam dua hari terakhir kabut asap dampak dari Karhutla di wilayah Kota Pontianak cukup tebal, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat di luar rumah.
Data Pemprov Kalbar, sejak Januari sampai dengan Juli 2019 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia sebesar 135.479 hektare, dimana Kalimantan Barat menduduki posisi ke tujuh dengan luas kebakaran mencapai 3.315 hektare, setelah NTT sebanyak 71.712 hektare, Riau sebanyak 30.065 hektare, Kepulauan Riau sebanyak 4.970 hektare, Kalsel sebanyak 4.670 hektare, Kaltim sebanyak 4.430 hektare, dan Kalteng sebanyak 3.618 hektare.
Baca juga: Titik panas kategori sedang dan tinggi terbanyak di Kalbar
Baca juga: 409 titik panas di Kalbar kembali terpantau
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio-Pontianak Erika Mardiyanti dalam siaran persnya di Pontianak, Kamis, menyatakan, dengan titik panas sebanyak 935 titik itu berarti sudah turun sebanyak 14 titik panas dibanding sebelumnya sebanyak 949 titik panas.
Baca juga: Kembali terpantau 949 titik panas di Kalbar
Ia menjelaskan, menurut hasil pengolahan data citra satelit Lapan mulai 4 September 2019 pukul 07.00 WIB hingga 5 September 2019 pukul 07.00 WIB, sebanyak 935 titik panas itu paling banyak ada di Kabupaten Ketapang, yakni sebanyak 452 titik panas atau meningkat dari sebelumnya sebanyak 433 titik panas.
Kemudian disusul Kabupaten Sanggau 119 titik panas, Sintang 117 titik panas; Sekadau 60 titik panas; Kapuas Hulu 46 titik panas; Kayong Utara 41 titik panas; Kubu Raya 38 titik panas; Landak 25 titik panas; Melawi 16 titik panas; Bengkayang 13 titik panas; Mempawah dua titik panas; Sambas satu titik panas; sementara Kota Pontianak dan Singkawang tidak ditemukan titik panas.
Baca juga: Jumlah hotspot di Kalbar kembali meningkat
Ia menambahkan,untuk seminggu ke depan, kalau ditinjau dari analisa parameter cuaca, kemudahan kebakaran hutan dan lahan di sebagian besar wilayah Kalbar masuk dalam kategori mudah dan sangat mudah.
Untuk itu, Erika mengimbau, kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang sifatnya membakar, karena bisa berdampak meluas hingga terjadinya kebakatan hutan dan lahan, karena cuaca yang panas dan kering tersebut.
Dari pantauan di lapangan dalam dua hari terakhir kabut asap dampak dari Karhutla di wilayah Kota Pontianak cukup tebal, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat di luar rumah.
Data Pemprov Kalbar, sejak Januari sampai dengan Juli 2019 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia sebesar 135.479 hektare, dimana Kalimantan Barat menduduki posisi ke tujuh dengan luas kebakaran mencapai 3.315 hektare, setelah NTT sebanyak 71.712 hektare, Riau sebanyak 30.065 hektare, Kepulauan Riau sebanyak 4.970 hektare, Kalsel sebanyak 4.670 hektare, Kaltim sebanyak 4.430 hektare, dan Kalteng sebanyak 3.618 hektare.
Baca juga: Titik panas kategori sedang dan tinggi terbanyak di Kalbar
Baca juga: 409 titik panas di Kalbar kembali terpantau
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019