Kabupaten Sintang merupakan salah satu daerah Pilot Project bersama empat Kabupaten lainnya di Indonesia, seperti Kabupaten Ketapang dan Landak dari Kalbar, serta Kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai Timur dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebagai lokasi Program Kiat Guru sejak akhir tahun 2016 lalu.
"Program Kiat Guru ini sangat sejalan dengan visi dan misi Pemkab Sintang, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dasar di daerah terpencil," kata Henry Harahap, Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang Bidang Perekonomian dan Pembangunan.
Baca juga: Kapuas Hulu kekurangan 2.248 guru
Persoalan pendidikan di Kabupaten Sintang masih dihadapkan pada masalah keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, seperti banyaknya ruang kelas dalam kondisi rusak sedang dan berat, aksesibilitas yang masih rendah, akibat infrastruktur jalan belum memadai.
Kemudian masih rendahnya kualitas tenaga guru dan tenaga pendidikan, terbatasnya kemampuan keuangan daerah dalam pengalokasian anggaran di bidang pendidikan serta penyebaran tenaga guru yang belum merata di wilayah kecamatan dan desa, khususnya di daerah-daerah terpencil dan tertinggal.
"Selain itu, masih rendahnya nilai IPM Kabupaten Sintang, yakni pada 2018 pada angka 66,07 %, masih berada di bawah nilai IPM Provinsi Kalbar 66,98 % dan nasional 71,39 %," bebernya.
Sementara angka rata-rata lama sekolah masih pada angka 6,73%/tahun, lebih rendah di bandingkan Provinsi Kalbar yaitu 7,12%.
Untuk itu, kata Henry, Pemkab Sintang sangat berharap program KIAT Guru ini bisa diperluas hingga ke semua sekolah dasar yang berada di desa-desa lainnya, sehingga semua SD di desa sangat tertinggal di Kabupaten Sintang mengalami peningkatan secara signifikan dalam hal kualitas layanan pendidikan dan hasil belajar murid.
"Pemerintah Kabupaten Sintang telah memberikan komitmen untuk melanjutkan program Kiat Guru dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan dirjen GTK-Kemendikbud serta TNP2K dalam pemantapan dan perluasan program kiat guru di Kabupaten Sintang," ungkapnya.
Kemudian, tambah Henry, Pemkab Sintang menindaklanjutinya dengan telah disusun Peraturan Bupati Sintang tentang petunjuk pelaksanaan perluasan dan pemantapan program KIAT Guru Kabupaten Sintang sebagai dasar pengaturan tata kelola pelaksanaan pemanfaatkan dan perluasan program kiat guru tahun anggaran 2019.
Sekretaris BAPPEDA Kabupaten Sintang, yang juga bagian dari Tim Koordinasi KIAT Guru Kabupaten Sintang, Deddy Irawan menjelaskan, program KIAT Guru di Kabupaten Sintang ini sudah memasuki fase ke-2 tahun 2019 ini.
Dimana pada fase I tahun 2016-2018 di Kabupaten Sintang Program KIAT Guru berada di 66 Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di 60 Desa di 7 Kecamatan yakni Tempunak, Sepauk, Kayan Hilir, Kayan Hulu, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah dan Ketungau Hulu.
Sementara untuk evaluasi pelaksanaan program Kiat Guru fase-I, kata Dedy, menunjukan hasil yang cukup baik serta adanya peningkatan dalam beberapa hal, khususnya terkait tingkat kehadiran guru dan murid serta persentase kelas dengan guru.
"Tingkat kehadiran guru mengalami peningkatan dari angka 78% pada awal periode oktober 2016 menjadi 83% pada akhir maret 2018. Kehadiran murid dari 89 menjadi 91%, kenaikan kelas dengan guru dari 81% menjadi 87 % pada periode yang sama," papar Dedy.
Kemudian, lanjut Dedy, terjadi peningkatan nilai rata-rata pelajaran bahasa Indonesia dan matematika. Nila rata-rata bahasa Indonesia dari angka 37,5% menjadi 50,00%, nilai rata-rata matematika dari 37,4% menjadi 48,8%.
Sementara keterlibatan dan persepsi orang tua terhadap pendidikan anak-anak juga mengalami peningkatan,serta tingkat buta huruf dan buta angka pada anak-anak juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Tingkat buta huruf turun dari 12,2% jadi 1,7%, sedangkan buta angka turun dari 7,7% jadi 0,4% pada periode yang sama" jelas Dedy.
Sementara itu, lanjut Dedy untuk tahun 2019 program KIAT Guru fase-2 telah di perluas dengan menambah jumlah sekolah perluasan sebanyak 66 SD di 66 Desa, sehingga lokasi sasaran kiat guru secara keseluruhan menjadi 132 sekolah yang tersebar di 126 desa di 14 kecamatan. Untuk itulah pentingnya sosialisai kegiatan KIAT Guru ini di laksanakan.
Dimana untuk kegiatan ini di ikuti perwakilan 33 desa dan sekolah, yang terdiri dari Kepala Sekolah, Kades dan komite sekolah, serta juga para camat dan pengawas dari 13 kecamatan.
"Tujuan kegiatan ini yakni untuk memberikan pemahaman kepada peserta baik itu pihak sekolah maupun pihak desa tentang latar belakang perluasan program pelaksanaan KIAT Guru, kemudia melatih mereka untuk sosialisai di tempat masing-masing, sehingga pada pelaksaan fase ke-2 ini nanti lebih meningkat lagi hasil evaluasinya agar tujuan yang diinginkan tercapai" tutup Dedy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Program Kiat Guru ini sangat sejalan dengan visi dan misi Pemkab Sintang, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dasar di daerah terpencil," kata Henry Harahap, Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang Bidang Perekonomian dan Pembangunan.
Baca juga: Kapuas Hulu kekurangan 2.248 guru
Persoalan pendidikan di Kabupaten Sintang masih dihadapkan pada masalah keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, seperti banyaknya ruang kelas dalam kondisi rusak sedang dan berat, aksesibilitas yang masih rendah, akibat infrastruktur jalan belum memadai.
Kemudian masih rendahnya kualitas tenaga guru dan tenaga pendidikan, terbatasnya kemampuan keuangan daerah dalam pengalokasian anggaran di bidang pendidikan serta penyebaran tenaga guru yang belum merata di wilayah kecamatan dan desa, khususnya di daerah-daerah terpencil dan tertinggal.
"Selain itu, masih rendahnya nilai IPM Kabupaten Sintang, yakni pada 2018 pada angka 66,07 %, masih berada di bawah nilai IPM Provinsi Kalbar 66,98 % dan nasional 71,39 %," bebernya.
Sementara angka rata-rata lama sekolah masih pada angka 6,73%/tahun, lebih rendah di bandingkan Provinsi Kalbar yaitu 7,12%.
Untuk itu, kata Henry, Pemkab Sintang sangat berharap program KIAT Guru ini bisa diperluas hingga ke semua sekolah dasar yang berada di desa-desa lainnya, sehingga semua SD di desa sangat tertinggal di Kabupaten Sintang mengalami peningkatan secara signifikan dalam hal kualitas layanan pendidikan dan hasil belajar murid.
"Pemerintah Kabupaten Sintang telah memberikan komitmen untuk melanjutkan program Kiat Guru dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan dirjen GTK-Kemendikbud serta TNP2K dalam pemantapan dan perluasan program kiat guru di Kabupaten Sintang," ungkapnya.
Kemudian, tambah Henry, Pemkab Sintang menindaklanjutinya dengan telah disusun Peraturan Bupati Sintang tentang petunjuk pelaksanaan perluasan dan pemantapan program KIAT Guru Kabupaten Sintang sebagai dasar pengaturan tata kelola pelaksanaan pemanfaatkan dan perluasan program kiat guru tahun anggaran 2019.
Sekretaris BAPPEDA Kabupaten Sintang, yang juga bagian dari Tim Koordinasi KIAT Guru Kabupaten Sintang, Deddy Irawan menjelaskan, program KIAT Guru di Kabupaten Sintang ini sudah memasuki fase ke-2 tahun 2019 ini.
Dimana pada fase I tahun 2016-2018 di Kabupaten Sintang Program KIAT Guru berada di 66 Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di 60 Desa di 7 Kecamatan yakni Tempunak, Sepauk, Kayan Hilir, Kayan Hulu, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah dan Ketungau Hulu.
Sementara untuk evaluasi pelaksanaan program Kiat Guru fase-I, kata Dedy, menunjukan hasil yang cukup baik serta adanya peningkatan dalam beberapa hal, khususnya terkait tingkat kehadiran guru dan murid serta persentase kelas dengan guru.
"Tingkat kehadiran guru mengalami peningkatan dari angka 78% pada awal periode oktober 2016 menjadi 83% pada akhir maret 2018. Kehadiran murid dari 89 menjadi 91%, kenaikan kelas dengan guru dari 81% menjadi 87 % pada periode yang sama," papar Dedy.
Kemudian, lanjut Dedy, terjadi peningkatan nilai rata-rata pelajaran bahasa Indonesia dan matematika. Nila rata-rata bahasa Indonesia dari angka 37,5% menjadi 50,00%, nilai rata-rata matematika dari 37,4% menjadi 48,8%.
Sementara keterlibatan dan persepsi orang tua terhadap pendidikan anak-anak juga mengalami peningkatan,serta tingkat buta huruf dan buta angka pada anak-anak juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Tingkat buta huruf turun dari 12,2% jadi 1,7%, sedangkan buta angka turun dari 7,7% jadi 0,4% pada periode yang sama" jelas Dedy.
Sementara itu, lanjut Dedy untuk tahun 2019 program KIAT Guru fase-2 telah di perluas dengan menambah jumlah sekolah perluasan sebanyak 66 SD di 66 Desa, sehingga lokasi sasaran kiat guru secara keseluruhan menjadi 132 sekolah yang tersebar di 126 desa di 14 kecamatan. Untuk itulah pentingnya sosialisai kegiatan KIAT Guru ini di laksanakan.
Dimana untuk kegiatan ini di ikuti perwakilan 33 desa dan sekolah, yang terdiri dari Kepala Sekolah, Kades dan komite sekolah, serta juga para camat dan pengawas dari 13 kecamatan.
"Tujuan kegiatan ini yakni untuk memberikan pemahaman kepada peserta baik itu pihak sekolah maupun pihak desa tentang latar belakang perluasan program pelaksanaan KIAT Guru, kemudia melatih mereka untuk sosialisai di tempat masing-masing, sehingga pada pelaksaan fase ke-2 ini nanti lebih meningkat lagi hasil evaluasinya agar tujuan yang diinginkan tercapai" tutup Dedy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019