Sebanyak tiga siswi SMAN 1 Sukadana, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, harus dilarikan ke puskesmas terdekat disebabkan menderita gangguan pada saluran pernapasan yang dipicu pekatnya kabut asap akhir-akhir ini.
"Hari ini tiga siswi SMAN 1 Sukadana dirawat di Puskesmas Sukadana karena sesak nafas," kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kayong Utara Almustahar saat dihubungi di Sukadana, Kayong Utara, Selasa.
Berdasarkan laporan yang ia terima, lebih dari 100 siswa SMAN 1 Seponti, Kabupaten Kayong Utara, terserang gejala ISPA mulai dari batuk, bersin, pilek, nyeri tenggorokan dan sesak nafas.
Menurut dia, kondisi kabut asap yang semakin parah berdampak pada banyak siswa dan guru terserang penyakit batuk dan sakit pernafasan sehingga situasi saat ini sudah tidak memungkinkan untuk meneruskan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Karena asap sudah masuk sampai dalam ruangan guru dan kelas sampai saat ini," kata dia.
Ia berharap, pemerintah daerah dan provinsi segera melakukan tindakan cepat atas kabut asap yang semakin parah. Seperti segera meliburkan kegiatan belajar dan mengajar, membagikan masker dan melakukan pemeriksaan dan pengobatan kepada siswa dan masyarakat umum.
"Saya sudah lapor ke dinas provinsi sejak minggu lalu namun belum ada instruksi lanjutan terkait hal tersebut selain disarankan untuk melakukan kegiatan di dalam ruangan saja, namun melihat situasi sekarang belajar di dalam ruangan pun sudah tidak memungkinkan," ujar dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Hari ini tiga siswi SMAN 1 Sukadana dirawat di Puskesmas Sukadana karena sesak nafas," kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kayong Utara Almustahar saat dihubungi di Sukadana, Kayong Utara, Selasa.
Berdasarkan laporan yang ia terima, lebih dari 100 siswa SMAN 1 Seponti, Kabupaten Kayong Utara, terserang gejala ISPA mulai dari batuk, bersin, pilek, nyeri tenggorokan dan sesak nafas.
Menurut dia, kondisi kabut asap yang semakin parah berdampak pada banyak siswa dan guru terserang penyakit batuk dan sakit pernafasan sehingga situasi saat ini sudah tidak memungkinkan untuk meneruskan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Karena asap sudah masuk sampai dalam ruangan guru dan kelas sampai saat ini," kata dia.
Ia berharap, pemerintah daerah dan provinsi segera melakukan tindakan cepat atas kabut asap yang semakin parah. Seperti segera meliburkan kegiatan belajar dan mengajar, membagikan masker dan melakukan pemeriksaan dan pengobatan kepada siswa dan masyarakat umum.
"Saya sudah lapor ke dinas provinsi sejak minggu lalu namun belum ada instruksi lanjutan terkait hal tersebut selain disarankan untuk melakukan kegiatan di dalam ruangan saja, namun melihat situasi sekarang belajar di dalam ruangan pun sudah tidak memungkinkan," ujar dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019