Harivo Santoso salah seorang pelaku UMKM asal Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat berinisiatif memadukan jaket denim dan kain songket sebagai buah tangan khas provinsi itu.
"Inovasi ini, saya lakukan guna tetap menjaga tradisi, dengan cara menyatukan sesuatu hal yang sifatnya kekinian dengan authentic atau keaslian dari masa lalu, seperti jaket denim yang saya padukan dengan kain songket," kata Harivo Santoso saat ditemui di kediamannya di Pontianak, Jumat.
Ia mengaku telah merintis usaha tersebut sejak akhir Desember 2018 lalu, sedangkan untuk pemasaran ia menggunakan media sosial.
"Usaha ini sudah berjalan sembilan bulan, dan untuk pemasarannya sendiri saya cukup memanfaatkan instgram, karena saya menciptakan sesuatu hal yang unik sehingga akan kelihatan menonjol dan banyak juga media yang sudah datang meliput karena keunikan ini," jelasnya.
Dalam memproduksi jaket denim songket ini cukup limited atau terbatas karena untuk pembuatannya sendiri hanya akan dikerjakan bila ada pesanan, apalagi untuk modelnya sendiri sesuai selera dari pemesan tersebut, katanya.
"Karena untuk setiap jaketnya ini hanya untuk satu orang saja sehingga tidak bisa sama, walaupun sekelas pak gubernur pun tetap akan ada perbedaannya dengan produk lainnya," ujarnya.
Untuk pengerjaanya, dia memperdayakan dua orang penjahit, sedangkan untuk kain tenun langsung didatangkan dari Sintang dan kain songket asli dari Sambas, karena di kedua daerah tersebut kain songket tersebut proses pembuatanya masih dilakukan secara manual.
"Saya tidak mau beli kain produksi mesin karena jatuhnya tidak ada cerita, selain itu hasil produksi menggunakan mesin juga terlalu rapi, tapi kalau hasil tenunan manusia itu seperti ada jiwanya dalam hasil karya tersebut," katanya.
Ia menambahkan, untuk pemasaran jaket tersebut, malah sudah sampai ke luar negeri yang setiap bulannya selalu terkirim tiga jaket, bahkan sudah ada beberapa publik figur yang menggunakan jaket tersebut.
"Ke depannya saya berharap teman-teman bisa membawa buah tangan ini dengan mudah, sehingga produk lokal dan khas Kalbar ini bisa terus dilestarikan serta bisa dikenal baik dalam negeri hingga ke negara lain," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Inovasi ini, saya lakukan guna tetap menjaga tradisi, dengan cara menyatukan sesuatu hal yang sifatnya kekinian dengan authentic atau keaslian dari masa lalu, seperti jaket denim yang saya padukan dengan kain songket," kata Harivo Santoso saat ditemui di kediamannya di Pontianak, Jumat.
Ia mengaku telah merintis usaha tersebut sejak akhir Desember 2018 lalu, sedangkan untuk pemasaran ia menggunakan media sosial.
"Usaha ini sudah berjalan sembilan bulan, dan untuk pemasarannya sendiri saya cukup memanfaatkan instgram, karena saya menciptakan sesuatu hal yang unik sehingga akan kelihatan menonjol dan banyak juga media yang sudah datang meliput karena keunikan ini," jelasnya.
Dalam memproduksi jaket denim songket ini cukup limited atau terbatas karena untuk pembuatannya sendiri hanya akan dikerjakan bila ada pesanan, apalagi untuk modelnya sendiri sesuai selera dari pemesan tersebut, katanya.
"Karena untuk setiap jaketnya ini hanya untuk satu orang saja sehingga tidak bisa sama, walaupun sekelas pak gubernur pun tetap akan ada perbedaannya dengan produk lainnya," ujarnya.
Untuk pengerjaanya, dia memperdayakan dua orang penjahit, sedangkan untuk kain tenun langsung didatangkan dari Sintang dan kain songket asli dari Sambas, karena di kedua daerah tersebut kain songket tersebut proses pembuatanya masih dilakukan secara manual.
"Saya tidak mau beli kain produksi mesin karena jatuhnya tidak ada cerita, selain itu hasil produksi menggunakan mesin juga terlalu rapi, tapi kalau hasil tenunan manusia itu seperti ada jiwanya dalam hasil karya tersebut," katanya.
Ia menambahkan, untuk pemasaran jaket tersebut, malah sudah sampai ke luar negeri yang setiap bulannya selalu terkirim tiga jaket, bahkan sudah ada beberapa publik figur yang menggunakan jaket tersebut.
"Ke depannya saya berharap teman-teman bisa membawa buah tangan ini dengan mudah, sehingga produk lokal dan khas Kalbar ini bisa terus dilestarikan serta bisa dikenal baik dalam negeri hingga ke negara lain," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019