Kematian Golfrid Siregar, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) masih meninggalkan sejumlah tanda tanya. Pihak RSUP Adam Malik mengakui bahwa Golfrid sempat menjalani operasi karena mengalami pendarahan di bagian kepala.
 
Kasubbag Humas RSUP Adam Malik Medan Rosario Dorothy, Senin, mengatakan setelah sempat diperiksa dan ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD), ternyata pasien berstatusnya emergensi dan harus segera dilakukan operasi.
 
"Saat tiba, kondisi pasien sudah tidak sadarkan diri dan alami pendarahan di bagian kepala yang cukup hebat," katanya saat dikonfirmasi ANTARA.
 
Setelah dioperasi, kata dia, pasien dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) Pascabedah, namun kondisi pasien tetap tidak sadarkan diri.
 
Mengenai apakah ada penyakit yang menyebabkan kematian Golfrid Siregar, Rosario mengatakan karena faktor pendarahan di bagian kepala.
 
"Dari hasil pemeriksaan dokter, yang memberatkan, ya, karena itu, karena benturan di bagian kepala sehingga mengakibatkan pendarahan yang cukup hebat," katanya.
 
Diberitakan sebelumnya, Golfrid Siregar menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Ahad. Sebelumnya, ia sempat dikabarkan hilang sejak Rabu (2/10).
 
Dia ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di jalan layang Simpang Pos Jalan Jamin Ginting Padang Bulan, pada Kamis (3/10) sekitar pukul 01.00 dini hari.
 
Keterangan dari pihak kepolisian menyatakan Golfrid menjadi korban kecelakaan tabrakan lalu lintas.
 
Namun, Walhi Sumut menilai banyak kejanggalan dari peristiwa yang menimpa almarhum Golfrid. Walhi Sumut juga meminta pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Baca juga: Walhi Kalbar: Tindak tegas semua korporasi yang lahan konsesinya terbakar
Baca juga: Walhi kecam keberadaan tambang ilegal di Sulawesi Utara

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019