UPT Taman Budaya Kalimantan Barat menggelar acara seni rupa yang bertemakan “BORNEO XTRA-DIKSI RE-KREASI Alam dan Manusia Borneo” yang diselenggarakan pada tanggal 13-16 November 2019 di Rumah Radank, Pontianak, Kalimantan Barat.

Acara yang diisi dengan pameran lukisan, lomba melukis, lomba mural, dialog seni rupa, workshop melukis serta pameran benda-benda pusaka berupa senjata mandau, azimat, pakaian adat dan lainnya.

Acara ini bertujuan untuk memberi wawasan dan edukasi kepada masyarakat khususnya kepada masyarakat Kalimantan barat untuk lebih mengenal budaya dan seni daerah.

 Festival seni rupa Borneo ini menampilkan 73 karya lukisan dari 40 seniman lokal dan 5 seniman tambahan yang diundang untuk menampilkan karyanya.

Karya seni lukisan yang ditunjukkan pun berbagai macam semua merupakan XTRA-DIKSI dan RE-KREASI dari budaya Dayak. Berbagai memori dan gagasan dituangkan ke dalam lukisan tersebut.

 “Benda-benda pusaka merupakan suatu kearifan lokal yang mempunyai nilai dan sarat akan seni dan itu merupakan warisan budaya,” kata Ketua Dewan Kesenian Kalimantan Barat sekaligus pengarah acara Festival seni rupa Borneo, Yohanes Ojen Palaunsoeka.

Tidak hanya lukisan-lukisan yang dibawa dari perajin seni dari beberapa daerah namun ada seni rupa yang ikut dipajang pada pameran lukisan Borneo XTRA-DIKSI RE-KREASI Alam dan Manusia Borneo.

Folks Of Dayak juga ikut memeriahkan acara ini dengan menampilkan berbagai benda-benda pusaka Suku Dayak dari beberapa daerah di Kalimantan dan bahkan dari luar Indonesia yang masih serumpun dengan suku Dayak. Sekitar 50 benda pusaka ditampilkan acara ini.

“Tidak hanya senjata namun juga berbentuk azimat, pakaian adat, kemudian senjata tidak hanya mandau ada sadop, duhung, jimpul, nyabur, mata bayu, baliu, dan senjata yang serumpun dengan (suku) Dayak seperti kampilan, kemudian dau, dan yang lainnya," terang Cakra Wirawan, selaku pihak dari Folks Of Dayak.

Salah satu senjata adat Dayak yang ditampilkan adalah mandau yang diturunkan 8 generasi atau sekitar 300an tahun dan Duhung yang umur nya masih belum teridentifikasi secara ilmiah. Namun diperkirakan senjata ini berasal dari abad ke-16 dari Kalimantan tengah.

Untuk Sabtu (16/1), yang juga merupakan hari puncak acara ini, akan diadakan kegiatan upacara adat untuk pembersihan alat-alat pusaka yang dimulai pada pukul 09.00 WIB yang dapat disaksikan oleh masyarakat umum.

Pewarta: Teguh/Kelvin/Jonathan

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019