Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tidak terlepas dari kestabilan harga di tengah masyarakat yang tercermin dari inflasi yang rendah dan terkendali. Dalam mencapai inflasi yang rendah dan terus stabil tersebut tentu diperlukan sinergi kebijakan makro ekonomi yang mencakup baik kebijakan fiskal, moneter maupun sektoral.

Untuk itu, sesuai dengan peran dan fungsinya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar melakukan sejumlah upaya untuk menstabilkan harga seperti satu di antaranya menyasar sektor pertanian.

Sektor pertanian menjadi satu di antara fokus perhatiannya karena dari catatan BI ekonomi Kalbar pada Triwulan III 2019 dari sisi lapangan usaha masih didominasi sektor pertanian sebesar 1,80 persen dari total pertumbuhan 4,95 persen.

Petani yang merupakan pelaku dan sebagai faktor utama dalam memajukan sektor pertanian tersebut tentu harus diperhatikan baik dari sisi SDM maupun dukungan program - program.

Kelembagaan petani mulai dari Kelompok Tani (Poktan) maupun Gabungan Poktan (Gapoktan) sebagai wadah memperkuat untuk mencapai tujuan ketahanan dan kemandirian sektor pertanian tidak boleh juga terlewatkan. Berbagai pihak baik lembaga pemerintah yang memang sudah ditugaskan maupun pihaknya lainnya yang mendukung harus bersama memajukan pertanian Kalbar.

Untuk itu, Kantor Perwakilan BI Kalbar ikut berpartisipasi untuk memajukan pertanian di Kalbar yang mana akhirnya nanti agar inflasi dari bahan makanan terkendali. Tentu keterlibatan BI dari sisi yang selama ini belum digarap maksimal namun hal itu juga mendasar yang harus dimiliki petani, anggota Poktan atau Gapoktan.

Melalui program Laedership Camp dan Capacity Buliding 4.0 Gapoktan LDPM dan PUPM Provinsi Kalbar yang telah sukses berlangsung 17 - 19 November 2019 di Depo Pendidikan Bela Negara Rindam XII/Tpr Singkawang, BI memperkuat kapasitas ketua Gapoktan dan pendamping yang ada se- Kalbar.

Kegiatan berlangsung selama tiga hari tersebut juga didukung oleh Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar.

“Kita mencoba sesuatu yang baru dan sesuatu yang belum diisi untuk Gapoktan. Di Depo Pendidikan Bela Negara di Rindam XII/Tpr Singkawang ini, bagaimana jiwa kepemimpinan manajemen organisasi Gapoktan diperkuat," ujar Manajer dan Kepala Unit Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan, Kantor Perwakilan BI Kalbar, Djoko Juniwarto di Singkawang.

Djoko menjelaskan bahwa pentingnya jiwa kepemimpinan dimiliki ketua Gapoktan dan pendamping karena mereka memiliki peran strategis memimpin ratusan petani.

"Jadi jiwa dan seni kepemimpinan nya harus digali agar peran Gapoktan berjalan sebagaimana mestinya," jelas dia.

Ia mengatakan tuntutan terhadap Gapoktan itu besar sekali seperti mengurusi tanam serentak, menghadapi masalah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) hingga harus menjaga dan memanfaatkan bantuan pemerintah. "Dengan punya bekal kepemimpinan yang diberikan bisa mengelola semua peran atau tuntutan yang ada dengan baik," jelasnya.

Lebih jauh Djoko mengatakan pihaknya masih konsentrasi untuk memperhatikan masalah pangan, terutama komoditas beras, karena beras merupakan kelompok bahan makanan yang paling berpengaruh terhadap laju inflasi di Kalbar.

“Beras bobot nya besar sekali. Kita tetap konsentrasi memperhatikannya. Meskipun komoditas lainnya tetap kita jaga. Kalau beras ini terganggu maka dampak besar sekali. Saat ini kita lihat memang sangat terjaga dan ini penting untuk selalu kita jaga dan kendalikan,” jelas dia.

Pelatihan bela negara berlangsung selama tiga hari diikuti 110 peserta dari ketua Gapoktan dan pendamping dari 14 kabupaten atau kota yang ada di Kalbar.
Satu di antara peserta tengah melewati rintangan outbound Laedership Camp dan Capacity Buliding 4.0 Gapoktan LDPM dan PUPM Provinsi Kalbar. ANTARA/ (Humas BI Kalbar)

Apresiasi Terobosan BI

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kalbar, Muhammad Munsif yang membuka pelatihan bela negara mengapresiasi terobosan Kantor Perwakilan BI Kalbar. Menurutnya apa yang dilakukan tentu sangat membantu pemerintah Provinsi Kalbar dan petani untuk bisa mewujudkan ketahanan pangan.

"Apresiasi sekali kita terjadi Kantor Perwakilan BI Kalbar membantu provinsi dan kabupaten di Kalbar untuk andil dalam memajukan pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan. Pelatihan yang ada tentu memiliki peranan penting, terutama dalam peningkatan SDM dan di sini dari sisi kepemimpinan ketua Gapoktan," papar dia.

Terkait pangan jelas Munsif ada tiga aspek penting yang harus menjadi perhatian semua pihak yakni mulai dari ketersediaan, distribusi dan keberagaman tanaman pangan.

"Tiga aspek itu harus menjadi perhatian dan keterlibatan semua pihak. BI telah hadir yang juga membantu dalam hal penguatan SDM," jelas dia.

Gapoktan

Kehadiran program pelatihan kepemimpinan dan bela negara secara khusus bagi Gapoktan merupakan hal baru. Hal itu sebagaimana disampaikan satu di antara peserta yang juga merupakan Ketua Gapoktan, Babai Singa, Kecamatan Sekayang, Sanggau,Usman Zahri.

Ia menyebutkan ia merasa bangga karena bisa ikut dan merasakan pelatihan kepemimpinan dan bela negara yang digelar BI. Pihaknya merasa banyak hal baru yang didapat karena yang selama ini belum ia sadari dengan ikut kegiatan tersebut baru sadar akan pentingnya kepemimpinan dalam sebuah organisasi termasuk Gapoktan.

"Kita baru sadar dan paham betul, melalui kepemimpinan yang kuat dan paham bagaimana mengelola dan memanajemen Gapoktan bisa andil besar untuk kemajuan lembaga ini dan petani. Selama ini kita hanya sebatas membentuk dan menjalankan program. Namun soal kapasitas mengelola organisasi dengan kepemimpinan yang baik masih belum maksimal," jelas dia.

Dengan ilmu dan semangat ditanamkan kepada pihaknya, komitmen untuk memajukan petani dengan terobosan dan kerjasama terus ditingkatkan.

"Kita akan menerapkan wawasan dan ilmu yang ada dari pelatihan ini. Kita bangga bisa ikut dan terima kasih kepada BI Kalbar," ucap nya.

Ia menyebutkan Gapoktan Babai Singa memiliki empat anggota Poktan. Setiap Poktan memiliki 25 orang petani atau total keseluruhan Gapoktan Babai Singga sebanyak 100 orang petani.

"Gapoktan kita fokus pada budidaya padi. Total area yang kita kelola 100 hektare. Sejauh ini produktivitas kita mencapai 3,5 ton per hektare," jelas dia.

Untuk di Gapoktan sendiri, pihaknya menampung gabah petani untuk dikelola menjadi beras dan kemudian dijual.

"Gabah kering giling kita beli dari petani saat ini Rp6.000 per kilogram. Untuk harga jual beras di Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) Rp8.500 per kilogram dan di Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Rp10.000 per kilogram," kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019