Sebanyak 75 relawan peduli api mengikuti pelatihan penanganan kebakaran hutan dan lahan yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Kepala BPBD Kota Singkawang M. Syafruddin di Singkawang, Kamis, mengatakan mereka berasal dari empat kecamatan, yakni Singkawang Selatan, Singkawang Timur, Singkawang Utara, dan Singkawang Tengah.

Setiap tahun, katanya, relawan peduli  karhutla terus mendapatkan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan dan peran mereka dalam membantu BPBD dan Manggala Agni memadamkan karhutla.

Pada kegiatan selama dua hari itu, pihaknya menghadirkan narasumber dari BPBD Singkawang, BPBD Provinsi Kalbar, Manggala Agni, kodim, dan polres setempat. Pada hari pertama, para peserta mendapat materi penanganan karhutla, sedangkan hari kedua berupa praktik di lapangan.

"Untuk pelatihan rencananya akan ditempatkan di Aula Kantor Camat Singkawang Utara," tuturnya.

Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Kota Singkawang Yuyu Wahyudin mengatakan berdasarkan evaluasi, karhutla di daerah setempat pada tahun ini meningkat signifikan ketimbang pada 2018.

"Penyebab kebakaran, hampir 99 persen dikarenakan oleh faktor manusia sehingga ada unsur kesengajaan," katanya.

Dia mengharapkan peraturan wali kota tentang larangan pembakaran hutan dan lahan yang saat ini sedang proses pembahasan di Pemkot Singkawang, bisa mewujudkan kesadaran warga dalam mencegah karhutla, membuat daerah setempat bebas asap dan bebas karhutla.

"Sehingga Kota Singkawang akan menjadi simbol atau julukan sebagai kota wisata yang banyak menarik wisatawan lokal maupun mancanegara," ujarnya.

Terkait dengan kearifan lokal, tambahnya, ada di Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2019. Tetapi, masyarakat hendaknya selektif, mengingat UU itu berlaku ketika mengikuti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2010, di mana pembukaan lahan dengan cara dibakar hanya boleh dilakukan ketika cuaca dalam kondisi normal.

"Bukan dalam kondisi kemarau yang berkepanjangan," katanya.

Kepala Seksi Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Singkawang Syarifah Mustika Sari mengatakan kebakaran lahan di daerah itu sebagian besar disebabkan kelalaian, seperti membuang puntung rokok sembarangan di lahan yang kering.

"Sehingga, kebakaran lahan yang terjadi di Singkawang bukan dikarenakan sengaja dibakar, mengingat di Singkawang tidak ada perkebunan yang berskala besar," katanya.

Saat memasuki musim kemarau, pihaknya selalu memberikan imbauan dengan memasang spanduk di area yang memang rawan kebakaran lahan.

"Jadi itu yang bisa kita lakukan dari sisi pemerintah," ujarnya.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019