Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menilai program atau kegiatan Inkubator Bisnis oleh Bank Indonesia Perwakilan Kalbar, merupakan langkah tepat dalam membina pelaku UMKM yang ada di Kota Pontianak .
"Karena pelaku usaha mikro pemula yang ada di Kota Pontianak umumnya masih membutuhkan pembinaan dan pendampingan agar mereka bisa mandiri dan meningkat kelasnya," kata Edi Rusdi Kamtono saat membuka ramah tamah dan sinergi membangun UMKM Unggul di Gedung UMKM Center Pontianak, Jumat.
Diakuinya, kendala yang kerap dihadapi oleh pelaku usaha mikro adalah terkait dengan permodalan dan pengetahuan manajemen.
"Sehingga langkah Bank Indonesia melalui kegiatan Inkubator Bisnis merupakan salah satu bentuk upaya pembinaan terhadap pelaku usaha mikro pemula yang ada di Pontianak," katanya.
Pembinaan itu, lanjutnya, dilakukan mulai dari produksi hingga pemasaran. Selain itu, pelaku usaha mikro menurutnya pasti membutuhkan bahan baku yang dipergunakan sehari-hari.
Untuk itu, dirinya berharap pengusaha grosir membantu dalam mempermudah pelaku usaha mikro untuk mendapatkan bahan baku yang murah dan terjangkau.
"Saya juga mengajak para pelaku usaha Indogrosir agar bisa menopang pelaku usaha terutama di bidang kuliner," kata Edi.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono mengatakan, sinergitas antara BUMN dan Dekranasda bisa meningkatkan UMKM hingga bisa naik kelas. Bahkan satu diantara UMKM yang ada di Kota Pontianak saat ini sudah bisa menyuplai minuman di Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia.
"Setiap UMKM memiliki peluang, tinggal bagaimana kita memanfaatkan peluang itu," ungkapnya.
Ia meminta semua pihak harus terus mendorong UMKM agar berkembang, dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan BUMN dan BUMD bisa membantu permodalan UMKM di Kota Pontianak. Diakuinya, BUMN dan BUMD yang hadir siap bersinergis untuk meningkatkan dan mengedukasi pelaku usaha.
"Untuk tahun 2020 Dekranasda Kota Pontianak akan membentuk kampung tenun di enam kecamatan, dan kami akan membagikan mesin-mesin tenun di enam kecamatan yang ada di Kota Pontianak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Karena pelaku usaha mikro pemula yang ada di Kota Pontianak umumnya masih membutuhkan pembinaan dan pendampingan agar mereka bisa mandiri dan meningkat kelasnya," kata Edi Rusdi Kamtono saat membuka ramah tamah dan sinergi membangun UMKM Unggul di Gedung UMKM Center Pontianak, Jumat.
Diakuinya, kendala yang kerap dihadapi oleh pelaku usaha mikro adalah terkait dengan permodalan dan pengetahuan manajemen.
"Sehingga langkah Bank Indonesia melalui kegiatan Inkubator Bisnis merupakan salah satu bentuk upaya pembinaan terhadap pelaku usaha mikro pemula yang ada di Pontianak," katanya.
Pembinaan itu, lanjutnya, dilakukan mulai dari produksi hingga pemasaran. Selain itu, pelaku usaha mikro menurutnya pasti membutuhkan bahan baku yang dipergunakan sehari-hari.
Untuk itu, dirinya berharap pengusaha grosir membantu dalam mempermudah pelaku usaha mikro untuk mendapatkan bahan baku yang murah dan terjangkau.
"Saya juga mengajak para pelaku usaha Indogrosir agar bisa menopang pelaku usaha terutama di bidang kuliner," kata Edi.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono mengatakan, sinergitas antara BUMN dan Dekranasda bisa meningkatkan UMKM hingga bisa naik kelas. Bahkan satu diantara UMKM yang ada di Kota Pontianak saat ini sudah bisa menyuplai minuman di Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia.
"Setiap UMKM memiliki peluang, tinggal bagaimana kita memanfaatkan peluang itu," ungkapnya.
Ia meminta semua pihak harus terus mendorong UMKM agar berkembang, dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan BUMN dan BUMD bisa membantu permodalan UMKM di Kota Pontianak. Diakuinya, BUMN dan BUMD yang hadir siap bersinergis untuk meningkatkan dan mengedukasi pelaku usaha.
"Untuk tahun 2020 Dekranasda Kota Pontianak akan membentuk kampung tenun di enam kecamatan, dan kami akan membagikan mesin-mesin tenun di enam kecamatan yang ada di Kota Pontianak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020