Wali Kota Pontianak Edi Kamtono mengimbau kepada masyarakat di kota itu, agar tidak membuka atau membersihkan lahan dengan cara dibakar guna mencegah karhutla (kebakaran hutan dan lahan) dalam menghadapi musim kemarau tahun 2020.
"Saya minta kepada jajaran kelurahan dan masyarakat terutama di kawasan pinggiran dengan lahan gambut agar terus waspada, jangan sampai ada oknum yang mencoba-coba membakar lahan di saat musim kering saat ini," kata Edi Kamtono di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, lahan gambut tersebut dapat menyerap dan menahan air secara maksimal saat musim hujan.
Tetapi dengan sudah tidak adanya lagi hutan, maka lahan itu tidak lagi berfungsi sebagai cadangan air, sehingga mudah kering dan terbakar apabila di musim kemarau.
"Pada musim kemarau seperti saat ini, lahan gambut menjadi sangat kering sampai dengan kedalaman tertentu, hal ini menyebabkan permukaan air di lahan gambut turun sehingga sangat mudah terbakar pada saat musim kemarau," katanya.
Sementara itu, penyebab terjadinya kebakaran di lahan gambut juga disebabkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, seperti membuang puntung rokok sembarang atau membakar lahan secara liar.
"Kemarin pelaku pembakar lahan sudah dilakukan penyelidikan, karena setelah membakar lahan kemudian meninggalkan lokasi tersebut," ujarnya.
Edi menambahkan, semua pihak harus mengambil pelajaran dari kejadian tahun lalu yang tingkat kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi, sehingga di tahun ini, jangan sampai terjadi peningkatan karhutla.
Dalam kesempatan itu, Edi mengimbau kepada semua pihak, baik pemerintah, pengusaha, dan masyarakat harus sepakat dan memiliki tujuan yang sama untuk menjaga lahan gambut khususnya di Kota Pontianak agar tidak mudah terbakar sehingga masyarakat tidak merasakan kabut asap yang parah seperti tahun sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Saya minta kepada jajaran kelurahan dan masyarakat terutama di kawasan pinggiran dengan lahan gambut agar terus waspada, jangan sampai ada oknum yang mencoba-coba membakar lahan di saat musim kering saat ini," kata Edi Kamtono di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, lahan gambut tersebut dapat menyerap dan menahan air secara maksimal saat musim hujan.
Tetapi dengan sudah tidak adanya lagi hutan, maka lahan itu tidak lagi berfungsi sebagai cadangan air, sehingga mudah kering dan terbakar apabila di musim kemarau.
"Pada musim kemarau seperti saat ini, lahan gambut menjadi sangat kering sampai dengan kedalaman tertentu, hal ini menyebabkan permukaan air di lahan gambut turun sehingga sangat mudah terbakar pada saat musim kemarau," katanya.
Sementara itu, penyebab terjadinya kebakaran di lahan gambut juga disebabkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, seperti membuang puntung rokok sembarang atau membakar lahan secara liar.
"Kemarin pelaku pembakar lahan sudah dilakukan penyelidikan, karena setelah membakar lahan kemudian meninggalkan lokasi tersebut," ujarnya.
Edi menambahkan, semua pihak harus mengambil pelajaran dari kejadian tahun lalu yang tingkat kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi, sehingga di tahun ini, jangan sampai terjadi peningkatan karhutla.
Dalam kesempatan itu, Edi mengimbau kepada semua pihak, baik pemerintah, pengusaha, dan masyarakat harus sepakat dan memiliki tujuan yang sama untuk menjaga lahan gambut khususnya di Kota Pontianak agar tidak mudah terbakar sehingga masyarakat tidak merasakan kabut asap yang parah seperti tahun sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020