Pemkot Singkawang bersama Satgas Pangan Polres Singkawang kembali menggelar inspeksi mendadak (sidak), menyusul telah dikeluarkannya kejadian luar biasa (KLB) tanggap darurat Covid-19, Jumat.

Kali ini sasaran tim bukan hanya pada alat pelindung diri (APD) seperti ketersediaan masker, handsanitizer dan alkohol tapi juga memantau ketersediaan sembako di sejumlah Pasar Tradisional di Kota Singkawang.

Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Tri Prasetiyo mengatakan, menyikapi status KLB tersebut, pihaknya langsung melakukan pengecekan dan pemantauan langsung di lapangan mengenai ketersediaan dan harga sembako.

"Sidak ini juga merupakan kegiatan rutin yang kami laksanakan untuk menjaga stabilitas baik harga maupun stok yang tersedia di pasaran," katanya.

Berdasarkan hasil pengecekan, katanya, sementara ini belum ditemukan hal-hal yang signifikan, selain berkurangnya stok gula pasir di Pasar Tradisional.

"Mungkin dikarenakan stok gula pasir sedikit, sehingga mengakibatkan harga sedikit naik," ujarnya.

Dari Polres Singkawang mengimbau ke masyarakat maupun pedagang, agar tetap menjaga ketersediaan dan harga gula pasir agar tetap berada dibawah harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena kami akan terus melakukan pengecekan di lapangan," ungkapnya.

Kepala Disperindagkop dan UKM Singkawang, Muslimin mengatakan, secara umum bahan pokok di pasaran masih dalam kondisi normal dan stabil.

"Harapan kita kepada masyarakat, jangan Panic Buying karena kami bersama pihak kepolisian akan terus memantau agar ketersediaan maupun harga masih tetap bisa dijangkau oleh masyarakat," katanya.

Permasalahannya saat ini hanya pada bahan pokok gula pasir. Berdasarkan pengecekan di beberapa toko, harga bervariasi dari Rp16.000-Rp18.000 per Kilogram.

"Kendalanya bukan berada di Singkawang, tapi kendalanya sudah kita ketahui bahwa informasi dari Bulog Jakarta bahkan Kemendag sendiri mengatakan bahwa ketersediaan gula pasir berpangaruh dengan impor dan penunjukan distributor utama dari Jakarta," ujarnya.

Berdasarkan informasi terakhir, gula pasir kemungkinan akan kembali normal pada minggu pertama bulan April 2020.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Bulog dan sudah melaporkan ke Dinas Provinsi, mengingat tidak lama lagi umat Islam akan menyambut bulan suci Ramadhan, sehingga kami minta ada penanganan yang lebih serius agar ketersediaan gula pasir ini dapat disediakan untuk menjaga kebutuhan masyarakat khususnya pada bulan Ramadan dan lebaran Idul Fitri agar tidak menjadi kendala," ungkapnya.

Kanit Tipiter Satreskrim Polres Singkawang, IPTU Dwi Haryanto mengatakan, sidak yang dilakukan adalah sebagai tindaklanjut apa yang sudah menjadi keputusan Pemkot Singkawang terkait dengan penetapan status KLB Covid-19.

"Sehingga tim dibagi menjadi dua bagian ada yang menyidak sembako dan ada yang menyidak APD seperti masker, handsanitizer dan alkohol di sejumlah
apotek dan toko obat," katanya.

Berdasarkan pemantauan, ketersedian masker sampai hari ini dibeberapa apotek menyatakan stok kosong, tapi ada satu apotek yang masih menyediakan masker N-95.

"Jadi silahkan kepada masyarakat jika memang membutuhkannya," ujarnya.

Kemudian untuk stok alkohol, beberapa apotek memang masih tersedia. Demikian pula dengan handsanitizer, hingga saat ini masih ditemukan di sejumlah apotek.

Kalau untuk harga, seperti handsanitizer sampai saat ini masih normal yakni dikisaran harga Rp13.000-Rp15.000 per unit. Sedangkan untuk harga masker N-95 memang ada peningkatan sedikit dari Rp60.000 menjadi Rp70.000.

"Peningkatan yang terjadi masih dibatas harga normal," jelasnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020