Seorang pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, menggalang bantuan untuk masyarakat berpenghasilan rendah terdampak kebijakan 'work from home'.
"Yang jadi persoalan selama penerapan 'work from home' itu masyarakat penghasilan rendah, yang tiap hari harus ada pendapatan," kata pasien berinisial RS saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat sore.
RS mengatakan anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah selama dua pekan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19 harus dituruti seluruh masyarakat.
"Kita diminta tinggal di rumah dua pekan dengan harapan mengisolasi diri menghindari pertemuan, kalau keluar jaga jarak dengan harapan penularan bisa dicegah. Kalau virus ada di kita selama 14 hari bisa mati dengan sendirinya," katanya.
Namun kebijakan itu dinilai RS bisa berimbas pada pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah yang rutinitasnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup harian.
Penyediaan fasilitas internet dan izin membawa alat komunikasi di ruang isolasi RSKD Duren Sawit pun dimanfaatkan RS untuk menghimpun bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Saya ngobrol dengan teman-teman alumni Universitas Indonesia, sekarang ini dari kita untuk kita, kalau di lingkungan kita, galanglah (bantuan). Minimal ajak mereka ikuti anjuran pemerintah dan kebutuhan minimum mereka bisa dibantu," kata warga Jakarta Pusat itu.
RS juga mengajak koleganya yang kini aktif berkecimpung di komunitas sosial untuk mendukung peran pemerintah dalam memutus mata rantai wabah COVID-19.
"Kalau saya bilang ke teman-teman saya yang aktif di komunitas, yang perlu sekarang adalah dukungan buat pemerintah, COVID-19 ini belum sampai titik puncaknya di Indonesia," katanya.
Berdasarkan hasil obrolan RS bersama para perawat dan dokter, jumlah pasien COVID-19 yang datang ke RSKD Duren Sawin saat ini terus bertambah.
Sejak RS dirujuk dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran pada Rabu (18/3), jumlah penanganan pasien sekarang mencapai puluhan orang.
"Ini aja waktu saya masuk mereka bilang saya pasien kasus ke-12 atau ke-13. Tapi Rabu kemarin, sudah 42 pasien di RSKD Duren Sawit," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Yang jadi persoalan selama penerapan 'work from home' itu masyarakat penghasilan rendah, yang tiap hari harus ada pendapatan," kata pasien berinisial RS saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat sore.
RS mengatakan anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah selama dua pekan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19 harus dituruti seluruh masyarakat.
"Kita diminta tinggal di rumah dua pekan dengan harapan mengisolasi diri menghindari pertemuan, kalau keluar jaga jarak dengan harapan penularan bisa dicegah. Kalau virus ada di kita selama 14 hari bisa mati dengan sendirinya," katanya.
Namun kebijakan itu dinilai RS bisa berimbas pada pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah yang rutinitasnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup harian.
Penyediaan fasilitas internet dan izin membawa alat komunikasi di ruang isolasi RSKD Duren Sawit pun dimanfaatkan RS untuk menghimpun bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Saya ngobrol dengan teman-teman alumni Universitas Indonesia, sekarang ini dari kita untuk kita, kalau di lingkungan kita, galanglah (bantuan). Minimal ajak mereka ikuti anjuran pemerintah dan kebutuhan minimum mereka bisa dibantu," kata warga Jakarta Pusat itu.
RS juga mengajak koleganya yang kini aktif berkecimpung di komunitas sosial untuk mendukung peran pemerintah dalam memutus mata rantai wabah COVID-19.
"Kalau saya bilang ke teman-teman saya yang aktif di komunitas, yang perlu sekarang adalah dukungan buat pemerintah, COVID-19 ini belum sampai titik puncaknya di Indonesia," katanya.
Berdasarkan hasil obrolan RS bersama para perawat dan dokter, jumlah pasien COVID-19 yang datang ke RSKD Duren Sawin saat ini terus bertambah.
Sejak RS dirujuk dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran pada Rabu (18/3), jumlah penanganan pasien sekarang mencapai puluhan orang.
"Ini aja waktu saya masuk mereka bilang saya pasien kasus ke-12 atau ke-13. Tapi Rabu kemarin, sudah 42 pasien di RSKD Duren Sawit," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020