Wahana Visi Indonesia (WVI) dukung guru untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan metode belajar dari rumah (BDR) mengacu konteks daerah pada masa pandemi COVID-19 ini.

"Karena sesuai dengan amanat kebijakan 'merdeka belajar' rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat disederhanakan dan guru dapat dengan bebas memilih, membuat, menggunakan dan mengembangkan format RPP sesuai dengan konteks daerah," kata Education Team Leader WVI, Mega Indrawati dalam keterangan tertulisnya di Pontianak, Rabu.

Untuk itu, menurut dia, pihaknya mengadakan webinar guna memberi ruang bagi para guru sekolah di wilayah dampingan, yaitu di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) untuk saling berbagi pengalaman dan mengembangkan serta melaksanakan RPP merdeka belajar di masa pandemi COVID-19.

Dalam situasi pandemi, maka RPP pun harus disesuaikan dengan metode belajar dari rumah (BDR). Metode BDR yang disarankan oleh Kemendikbud adalah metode pembelajaran jarak jauh secara daring (online) melalui portal/aplikasi dan secara luring atau luar jaringan (offline) melalui televisi, radio, modul belajar mandiri, lembar kerja, dan media belajar di lingkungan sekitar, katanya.

Dia menyebutkan, berdasarkan hasil "COVID-19 Rapid Recovery Assessment" WVI mencatat satu dari tiga responden tidak mendapatkan akses BDR, dan hanya 68 persen responden yang mendapatkan akses BDR. Selain itu, juga ditemukan data bahwa 41 persen responden menggunakan pembelajaran secara luring (melalui TV, radio dan kunjungan rumah dengan memperhatikan protokol kesehatan), dan 30 persen responden melakukan pembelajaran melalui daring (Whatsapp dan Aplikasi online).

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, guru harus berperan aktif dalam menghidupkan semangat pendidikan dan memberikan hak anak untuk belajar. Guru perlu kreatif untuk tetap mengajar dalam masa BDR termasuk mengembangkan RPP yang lebih sederhana dan aplikatif sesuai dengan konteks 3T baik secara luring maupun daring, mengingat berbagai keterbatasan di daerah 3T (kepemilikan gawai dan juga akses internet), katanya.

"Kami berharap Webinar ini dapat menjadi pembelajaran antarguru di mana pun yang menghadapi tantangan serupa. Dengan berbagi antar sesama profesi guru, kami harap akan muncul semangat mengajar sesuai dengan inisiatif merdeka belajar di mana guru diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengajar sesuai dengan konteks, minat dan kesesuaian daerah masing-masing," kata Mega.

Dalam kegiatan Webinar, guru-guru banyak bercerita tentang pembelajaran luring yang dilakukan. Esnawati guru dari SDN 5 Angan Tembawang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, mengatakan dirinya tetap dapat mengajar anak-anak literasi dengan tema yang menarik dan membuat penilaian yang sederhana.

Di Kabupaten Jayawijaya, Papua, Yuliatin, guru dari SD Wamena mengaku tetap bersemangat meski menghadapi berbagai tantangan mengajar di pedalaman. "Saya tetap bisa mengajar dengan menggunakan Whatsapp termasuk untuk mengajar matematika. Untuk komunikasi yang lebih luas juga dilakukan program belajar dari rumah oleh WVI yang disiarkan RRI di Wamena,” kata Yuliantin.

Sementara itu, Widyaishwara dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalbar, Kasim, menyampaikan pentingnya guru dalam berfikir kreatif untuk menggunakan media pembelajaran dari sekitar yang dapat digunakan untuk pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan dapat memotivasi siswa. Selama masa pandemi COVID-19.

Menurut dia, pembelajaran dapat menggunakan daring, luring atau gabungan. Tugas yang diberikan kepada siswa dan refleksi juga dapat dijadikan sebagai salah satu alat penilaian.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020