Manggala Agni memperkenalkan dan mengembangkan tungku cuka kayu kepada masyarakat desa Danti, Kecamatan Sanggau Ledo sebagai salah satu alat alternatif untuk pembukaan lahan tanpa bakar.


Manggala Agni memperkenalkan dan mengembangkan tungku cuka kayu kepada masyarakat desa sebagai salah satu alat alternatif untuk pembukaan lahan tanpa bakar.


"Sebenarnya untuk alat cuka kayu ini sudah mendunia, cuma kami saat ini memperkenalkan dan mengembangkan tungku cuka kayu ini sebagai salah satu alternatif pembukaan lahan tanpa dibakar," kata  Robinus Robby saat memberikan materinya, Sabtu.



Ia menjelaskan, hasil dari tungku cuka kayu itu bisa dimanfaatkan, salah satunya di bidang pertanian, yaitu sebagai nutrisi pupuk untuk tanaman dan juga untuk penggumpal getah atau karet.


"Cuka kayu ini, adalah suatu proses hasil dari kayu ataupun limbah dari tebasan lahan, biasa masyarakat yang dominan membakar lahan pertanian, hasil dari tebasan tadi kami kumpulkan lalu dibakar dalam suatu tempat atau tungku cuka kayu," ujarnya.


Ia juga menambahkan, setelah dibakar akan terjadi pengasapan dan penguapan yang menghasilkan cuka kayu, setelah itu dilanjutkan dengan proses pengendapan sebelum digunakan.


"Jadi hasil pembuatan cuka kayu setelah dibuat lalu dilakukan sistem pengendapan, lamanya pengendapannya itu minimal satu minggu baru bisa kita aplikasikan untuk tanaman pertanian," katanya.


Penggunaan alat cuka kayu dalam satu tungku yang diisi penuh baik kayu, daun, ranting ataupun serasah yang bisa dibakar atau berkaitan dengan pohon limbah tebasan, mendapatkan hasil sebanyak 10 sampai 15 liter dengan pembakaran yang stabil dan bahan baku yang bagus.


"Dalam sehari dengan satu alat hanya bisa membakar satu kali saja, untuk ukuran sebanyak 15 liter itu membutuhkan waktu pembakaran sekitar 4 hingga 5 jam," ujarnya.


Danramil 1202-02/Sanggau Ledo berharap, untuk ke depannya masyarakat khususnya para petani, bisa menggunakan pembukaan lahan dengan cuka kayu tersebut, dalam menekan atau mengurangi pembukaan lahan dengan cara dibakar dan mendukung apa yang telah dicanangkan oleh pemerintah tentang pembukaan lahan tidak lagi dengan cara dibakar.


"Kami sangat mendukung sekali, karena dampak dan efek dari kebakaran itu telah kita rasakan selama ini, yaitu kabut asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan," tutupnya.



 

Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020