Bupati Kayong Utara, Kalimantan Barat, Citra Duani mengatakan bahwa pihaknya terus mengupayakan untuk mencari solusi terhadap penyediaan air bersih di sejumlah daerah seperti Sukadana, Simpang Hilir dan lainnya.
"Kita juga baru saja melakukan pertemuan dengan Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR. Nah, kita membahas penyediaan air bersih di wilayah Sukadana dan Simpang Hilir serta daerah lainnya," ujarnya saat dihubungi di Sukadana, Kayong Utara, Senin.
Dalam pertemuan tersebut, Citra meminta Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 untuk membantu Kayong Utara mengatasi masalah air bersih yang melilit daerahnya.
Proyek aliran air bersih di Kayong Utara diakui Citra, memang pernah bermasalah yakni pipa yang berada di Dusun Tanjung Gunung terbakar. Sehingga membuat Kementerian PU melalui Balai Sungai Kalimantan 1 kurang percaya lagi memberikan proyek lagi untuk Kayong Utara.
"Musibah yang ada di masa lalu saya mohon dilupakan. Sekarang Kayong Utara sudah ada Polres yakinlah proyek akan aman. Untuk itu saya meminta bantulah Kayong Utara," pinta Bupati.
Saat ini Kayong Utara mengusulkan sumber air dari air Belaban yang berada di Taman Nasional Gunung Palong dan pemanfaatan sumber daya air yg ada di gunung sekitar di wilayah Sukadana.
Citra pada saat pertemuan mengucapkan terima kasih dengan adanya program pengolahan air gambut untuk diolah menjadi air minum. Citra mencontohkan di daerah Melano ada air sungai dan ada juga sumber air gambut, namun perlu pengolahan dengan menggunakan teknologi lagi.
"Harapan kami 2021 ini sudah dieksekusi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 Dwi Agus Kuncoro yang menghadiri pertemuan menjelaskan bahwa ada dua pendekatan dalam penyediaan air baku khususnya air minum. Misalnya instalasi selama kecil untuk 100 jiwa, ada inovasi air gambut dengan instansali bisa digunakan untuk minum.
"Bisa digunakan secara padat karya. Mohon datanya, untuk masyarakat yang ada air gambut ini," katanya.
Sedangkan untuk wilayah yang ada air sungai, Dwi Agus Kuncoro mengusulkan menggunakan tenaga spektrum sebagai mesin pompa sehingga biayanya lebih murah.
"Untuk dua pendekatan ini, nanti targetnya kita lihat. Selain itu, perlu dibangun banyak embung di wilayah Kayong Utara," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kita juga baru saja melakukan pertemuan dengan Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR. Nah, kita membahas penyediaan air bersih di wilayah Sukadana dan Simpang Hilir serta daerah lainnya," ujarnya saat dihubungi di Sukadana, Kayong Utara, Senin.
Dalam pertemuan tersebut, Citra meminta Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 untuk membantu Kayong Utara mengatasi masalah air bersih yang melilit daerahnya.
Proyek aliran air bersih di Kayong Utara diakui Citra, memang pernah bermasalah yakni pipa yang berada di Dusun Tanjung Gunung terbakar. Sehingga membuat Kementerian PU melalui Balai Sungai Kalimantan 1 kurang percaya lagi memberikan proyek lagi untuk Kayong Utara.
"Musibah yang ada di masa lalu saya mohon dilupakan. Sekarang Kayong Utara sudah ada Polres yakinlah proyek akan aman. Untuk itu saya meminta bantulah Kayong Utara," pinta Bupati.
Saat ini Kayong Utara mengusulkan sumber air dari air Belaban yang berada di Taman Nasional Gunung Palong dan pemanfaatan sumber daya air yg ada di gunung sekitar di wilayah Sukadana.
Citra pada saat pertemuan mengucapkan terima kasih dengan adanya program pengolahan air gambut untuk diolah menjadi air minum. Citra mencontohkan di daerah Melano ada air sungai dan ada juga sumber air gambut, namun perlu pengolahan dengan menggunakan teknologi lagi.
"Harapan kami 2021 ini sudah dieksekusi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 Dwi Agus Kuncoro yang menghadiri pertemuan menjelaskan bahwa ada dua pendekatan dalam penyediaan air baku khususnya air minum. Misalnya instalasi selama kecil untuk 100 jiwa, ada inovasi air gambut dengan instansali bisa digunakan untuk minum.
"Bisa digunakan secara padat karya. Mohon datanya, untuk masyarakat yang ada air gambut ini," katanya.
Sedangkan untuk wilayah yang ada air sungai, Dwi Agus Kuncoro mengusulkan menggunakan tenaga spektrum sebagai mesin pompa sehingga biayanya lebih murah.
"Untuk dua pendekatan ini, nanti targetnya kita lihat. Selain itu, perlu dibangun banyak embung di wilayah Kayong Utara," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020