Bupati Landak Karolin Margret Natasa mendorong pemerintah desa yang ada di kabupaten itu agar dapat menggunakan dana desa untuk pengadaan internet gratis bagi kegiatan belajar siswa.
"Seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Tempoak yang mengadakan wifi gratis untuk menunjang kegiatan belajar daring siswa di kantor desanya. Setidaknya ini bisa diikuti oleh pemerintah desa lainnya," kata Karolin di Ngabang, Rabu.
Sebagai bupati, dirinya sangat mendukung penuh atas kebijakan ini dengan harapan dapat diadopsi oleh desa lainnya.
"Pastinya kita mendukung terobosan ini karena dengan demikian sedikit banyak sudah berpartisipasi bagi warga khususnya pelajar kita yang saat ini belum diperbolehkan pembelajaran tatap muka. Kita juga berharap dan jika memang masih ada dana desa yang dapat digunakan, kepada seluruh kepala desa di wilayah Kabupaten Landak dengan kondisi sulit dalam mengakses internet dapat menyediakan wifi ini secara gratis," tuturnya.
Karolin juga berpesan bagi para pelajar untuk dapat menggunakan layanan gratis secara tepat guna mendukung proses belajar yang diberlakukan selama pandemi COVID-19 ini.
"Khusus para pelajar, saat diberikan layanan gratis ini jangan sampai disalahgunakan apalagi dipakai untuk bermain game online. Gunakan internet ini dengan bijak khususnya untuk mengerjakan tugas sekolah," katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Desa Tempoak telah menyediakan akses wifi bagi warganya untuk memenuhi kebutuhan akses internet selama diberlakukannya sekolah daring. Saat dikonfirmasi Kepala Desa Tempoak Damianus memaparkan bahwa pihaknya menyediakan jaringan internet berupa wifi ini timbul saat melihat warganya kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran daring.
"Karena kita kesulitan mengakses internet, kemudian saya punya inisiatif untuk memasang antena penguat sinyal dengan radius sekitar 50 meter. Untuk biaya pembelian alat ini sekitar Rp3.800.000 belum termasuk kuota internet nya yang kalau ditotalkan sekitar Rp5 juta," katanya.
Dia menambahkan, alat ini sangat membantu pihaknya dalam mengakses informasi yang selama ini serba online. Pembiayaan alat ini masih ditanggung secara pribadi karena belum masuk di anggaran Dana Desa.
Menurutnya, apa yang dilakukan ini merupakan bentuk dari dukungan pihak desa bagi warganya yang kesulitan selama dinyatakan pandemi COVID-19 bagi seluruh Indonesia, khususnya bagi pelajar di Desa Tempoak.
"Nanti kalau ada anggaran lebih rencananya akan di tambah kembali, karena ini pakai kuota internet yang isi secara mandiri oleh sebab itu kita mengenakan iuran Rp2.000 untuk 1 unit perangkat laptop maupun handphone. Sebetulnya dengan iuran Rp2.000 tersebut tidak cukup tetapi kita sangat bersyukur sudah bisa membantu para pelajar yang menggunakan sekolah daring, untuk mengerjakan tugas-tugas yang di berikan guru," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Tempoak yang mengadakan wifi gratis untuk menunjang kegiatan belajar daring siswa di kantor desanya. Setidaknya ini bisa diikuti oleh pemerintah desa lainnya," kata Karolin di Ngabang, Rabu.
Sebagai bupati, dirinya sangat mendukung penuh atas kebijakan ini dengan harapan dapat diadopsi oleh desa lainnya.
"Pastinya kita mendukung terobosan ini karena dengan demikian sedikit banyak sudah berpartisipasi bagi warga khususnya pelajar kita yang saat ini belum diperbolehkan pembelajaran tatap muka. Kita juga berharap dan jika memang masih ada dana desa yang dapat digunakan, kepada seluruh kepala desa di wilayah Kabupaten Landak dengan kondisi sulit dalam mengakses internet dapat menyediakan wifi ini secara gratis," tuturnya.
Karolin juga berpesan bagi para pelajar untuk dapat menggunakan layanan gratis secara tepat guna mendukung proses belajar yang diberlakukan selama pandemi COVID-19 ini.
"Khusus para pelajar, saat diberikan layanan gratis ini jangan sampai disalahgunakan apalagi dipakai untuk bermain game online. Gunakan internet ini dengan bijak khususnya untuk mengerjakan tugas sekolah," katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Desa Tempoak telah menyediakan akses wifi bagi warganya untuk memenuhi kebutuhan akses internet selama diberlakukannya sekolah daring. Saat dikonfirmasi Kepala Desa Tempoak Damianus memaparkan bahwa pihaknya menyediakan jaringan internet berupa wifi ini timbul saat melihat warganya kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran daring.
"Karena kita kesulitan mengakses internet, kemudian saya punya inisiatif untuk memasang antena penguat sinyal dengan radius sekitar 50 meter. Untuk biaya pembelian alat ini sekitar Rp3.800.000 belum termasuk kuota internet nya yang kalau ditotalkan sekitar Rp5 juta," katanya.
Dia menambahkan, alat ini sangat membantu pihaknya dalam mengakses informasi yang selama ini serba online. Pembiayaan alat ini masih ditanggung secara pribadi karena belum masuk di anggaran Dana Desa.
Menurutnya, apa yang dilakukan ini merupakan bentuk dari dukungan pihak desa bagi warganya yang kesulitan selama dinyatakan pandemi COVID-19 bagi seluruh Indonesia, khususnya bagi pelajar di Desa Tempoak.
"Nanti kalau ada anggaran lebih rencananya akan di tambah kembali, karena ini pakai kuota internet yang isi secara mandiri oleh sebab itu kita mengenakan iuran Rp2.000 untuk 1 unit perangkat laptop maupun handphone. Sebetulnya dengan iuran Rp2.000 tersebut tidak cukup tetapi kita sangat bersyukur sudah bisa membantu para pelajar yang menggunakan sekolah daring, untuk mengerjakan tugas-tugas yang di berikan guru," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020