Satuan Tugas Penanggulangan COVID-19 bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk memperkuat sosialisasi protokol kesehatan tentang pencegahan penyebaran COVID-19 melalui media.
"Saat ini Satgas COVID-19 telah bekerja sama dengan PWI melibatkan sekitar 5.800 wartawan untuk membantu satgas dalam hal perubahan perilaku," kata Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo saat Webinar Mappilu PWI bertema "Mewujudkan Pilkada Serentak 2020 yang Sehat dan Berbudaya", Kamis.
Doni menyampaikan perubahan perilaku masyarakat sangat diharapkan dalam upaya penanggulangan dan pengendalian COVID 19, terutama dengan perilaku menaati protokol kesehatan.
Bahkan, Doni menegaskan beberapa kali Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pesan bahwa perubahan perilaku adalah sebuah keniscayaan.
"Tanpa kita mampu merubah perilaku masyarakat dan masyarakat masih ada yang belum sadar maka kita tetap akan sulit melakukan pengendalian COVID-19 ini," katanya.
Untuk mengupayakan perubahan perilaku, lanjut dia, pihaknya berupaya sekeras mungkin menyadarkan masyarakat yang selama ini belum memahami berbahayanya COVID-19, yakni melalui sosialisasi secara masif, apalagi dalam waktu dekat digelar pilkada.
"Salah satu upaya sosialisasi melibatkan media langkah strategis bagi terjaminnya pilkada yang aman dan sehat. Program sosialisaisi dengan melibatkan segenap komponen, khususnya media adalah sangat strategis," katanya.
Data diperolehnya dari berbagai lembaga survei, kata Doni, bahwa 63 persen keberhasilan sosialisasi ada di tangan media.
Doni mengingatkan pentingnya sosialisasi secara besar-besaran, mengingat sampai saat ini masih ada 17 persen masyarakat yang tidak percaya dengan COVID-19, menganggapnya rekayasa, konspirasi, dan sebagainya.
"Data ini baru saja dirilis oleh BPS (Badan Pusat Statistik) tentang adanya 17 persen masyarakat kita yang tidak percaya, (beranggapan) tidak mungkin tertular (COVID-19)," katanya.
Jika dikomparasikan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 jiwa, kata dia, artinya tidak kurang masih ada 45,9 juta warga Indonesia yang belum percaya terhadap berbahayanya COVID-19.
"Inilah tantangan kita, karena apabila belum memberikan sebuah pemahaman meyakinkan kepada masyarakat maka potensi penularan pun akan bisa semakin banyak meningkat," pungkas Doni.
Hadir pula dalam diskusi itu, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, anggota Bawaslu RI M Afifuddin, dan anggota KPU RI I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Saat ini Satgas COVID-19 telah bekerja sama dengan PWI melibatkan sekitar 5.800 wartawan untuk membantu satgas dalam hal perubahan perilaku," kata Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo saat Webinar Mappilu PWI bertema "Mewujudkan Pilkada Serentak 2020 yang Sehat dan Berbudaya", Kamis.
Doni menyampaikan perubahan perilaku masyarakat sangat diharapkan dalam upaya penanggulangan dan pengendalian COVID 19, terutama dengan perilaku menaati protokol kesehatan.
Bahkan, Doni menegaskan beberapa kali Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pesan bahwa perubahan perilaku adalah sebuah keniscayaan.
"Tanpa kita mampu merubah perilaku masyarakat dan masyarakat masih ada yang belum sadar maka kita tetap akan sulit melakukan pengendalian COVID-19 ini," katanya.
Untuk mengupayakan perubahan perilaku, lanjut dia, pihaknya berupaya sekeras mungkin menyadarkan masyarakat yang selama ini belum memahami berbahayanya COVID-19, yakni melalui sosialisasi secara masif, apalagi dalam waktu dekat digelar pilkada.
"Salah satu upaya sosialisasi melibatkan media langkah strategis bagi terjaminnya pilkada yang aman dan sehat. Program sosialisaisi dengan melibatkan segenap komponen, khususnya media adalah sangat strategis," katanya.
Data diperolehnya dari berbagai lembaga survei, kata Doni, bahwa 63 persen keberhasilan sosialisasi ada di tangan media.
Doni mengingatkan pentingnya sosialisasi secara besar-besaran, mengingat sampai saat ini masih ada 17 persen masyarakat yang tidak percaya dengan COVID-19, menganggapnya rekayasa, konspirasi, dan sebagainya.
"Data ini baru saja dirilis oleh BPS (Badan Pusat Statistik) tentang adanya 17 persen masyarakat kita yang tidak percaya, (beranggapan) tidak mungkin tertular (COVID-19)," katanya.
Jika dikomparasikan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 jiwa, kata dia, artinya tidak kurang masih ada 45,9 juta warga Indonesia yang belum percaya terhadap berbahayanya COVID-19.
"Inilah tantangan kita, karena apabila belum memberikan sebuah pemahaman meyakinkan kepada masyarakat maka potensi penularan pun akan bisa semakin banyak meningkat," pungkas Doni.
Hadir pula dalam diskusi itu, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, anggota Bawaslu RI M Afifuddin, dan anggota KPU RI I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020