Harga karet terutama bahan olahan karet (Bokar) di tingkat pabrik yang ada di Kalbar dengan tingkat K3 yang 100 persen saat ini mencapai Rp17.500 per kilogram.
"Bersyukur harga Bokar terus mengalami tren kenaikan. Saat ini Bokar dengan K3 100 persen Rp17.500 per kilogram, sebelumnya harga di kisaran Rp16.000 an per kilogram," ujar Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Kalbar, Jusdar di Pontianak, Sabtu.
Jusdar menjelaskan bahwa naiknya harga karet saat ini dampak dari pertumbuhan negara tujuan ekspor Kalbar ekenominya mulai membaik. Satu di antara tujuan ekspor Kalbar yakni Tiongkok.
"Harga naik karena ekonomi di Tiongkok mulai membaik dengan pertumbuhan 3,2 persen di kuartal II dan diperkirakan 5,5 persen di kuartal III 2020. Sehingga permintaan karet alam juga meningkat," kata dia.
Ia memprediksikan bahwa harga karet akan membaik lagi dengan catatan pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor Kalbar baik pula sebagaimana perkiraan.
"Ekonomi negara tujuan baik, permintaan meningkat. Sehingga harga juga ikut terdongkrak," kata dia.
Hanya saja kata dia, dari sisi ketersediaan bahan baku untuk Bokar di Kalbar saat ini hanya separuh saja terpenuhi dari kapasitas pabrik pengolahan karet di Kalbar.
"Biarpun harga agak meningkat tetap saja pabrik kekurangan bahan baku karena produksi Bokar di Kalbar hanya bisa memenuhi 50 persen dari kapasitas pabrik yang terpasang," jelas dia.
Ia menyebutkan bahwa total kapasitas seluruh pabrik di Kalbar pada saat ini sekitar 500 ribu ton per tahun. Di Kalbar yang beroperasi saat ini ada 12 pabrik.
Dengan kondisi kekurangan Bokar di Kalbar tersebut menurutnya perlu dilakukan peremajaan tanaman karet. Hal itu selain karet petani sudah tua juga masih banyak yang tidak menggunakan benih unggul.
"Kebun karet rakyat yang diremajakan akan meningkatkan produktivitas kebun rakyat. Pada saat ini produktivitas petani karet kita hanya sekitar 700 kilogram karet kering /hektare/tahun. Sedangkan kalau di Vietnam sudah mencapai sekitar 1.800 kilogram karet kering/hektare/tahun. Kalau produktivitas tinggi tentu penghasilan petani bisa meningkat menjadi dua kali lipat lebih dari penghasilan saat ini," jelasnya.
Satu di antara pembeli karet di tingkat petani Sambas, Tomy membenarkan bahwa saat ini harga karet mulai membaik dan naik. Menurutnya harga karet yang dibelinya mencapai Rp10.000 per kilogram.
"Sudah ada kenaikan karet yang saya beli dengan petani. Dari harga yang anjlok dengan saat ini ada selisih kenaikan capai Rp2.000 per kilogram.
Ia berharap harga karet terus baik sehingga petani semakin semangat untuk menyadap karet.
"Terpenting dengan harga karet naik, petani kita pendapatan juga semakin membaik. Apalagi di tengah wabah COVID- 19 ini, masyarakat butuh pendapatan yang bisa mendukung dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Heronimus Hero mengatakan bahwa permintaan karet saat ini mulai terus naik sehingga harga ikut terdongkrak.
"Permintaan karet mulai membaik dan aktivitas ekonomi mulai kembali bergerak. Sehingga industri yang memerlukan karet mulai meningkatkan permintaan. Sehingga harga karet dunia mulai naik," kata dia.
Dengan kondisi harga karet yang membaik maka sangat berpengaruh pada pendapatan petani. Sehingga dapat membantu lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari.
"Hampir 1,25 juta penduduk Kalbar yang terlibat di perkebunan karet. Harga karet meningkat tentu ekonomi petani dan daerah akan membaik atau meningkat pula," sebut dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Bersyukur harga Bokar terus mengalami tren kenaikan. Saat ini Bokar dengan K3 100 persen Rp17.500 per kilogram, sebelumnya harga di kisaran Rp16.000 an per kilogram," ujar Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Kalbar, Jusdar di Pontianak, Sabtu.
Jusdar menjelaskan bahwa naiknya harga karet saat ini dampak dari pertumbuhan negara tujuan ekspor Kalbar ekenominya mulai membaik. Satu di antara tujuan ekspor Kalbar yakni Tiongkok.
"Harga naik karena ekonomi di Tiongkok mulai membaik dengan pertumbuhan 3,2 persen di kuartal II dan diperkirakan 5,5 persen di kuartal III 2020. Sehingga permintaan karet alam juga meningkat," kata dia.
Ia memprediksikan bahwa harga karet akan membaik lagi dengan catatan pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor Kalbar baik pula sebagaimana perkiraan.
"Ekonomi negara tujuan baik, permintaan meningkat. Sehingga harga juga ikut terdongkrak," kata dia.
Hanya saja kata dia, dari sisi ketersediaan bahan baku untuk Bokar di Kalbar saat ini hanya separuh saja terpenuhi dari kapasitas pabrik pengolahan karet di Kalbar.
"Biarpun harga agak meningkat tetap saja pabrik kekurangan bahan baku karena produksi Bokar di Kalbar hanya bisa memenuhi 50 persen dari kapasitas pabrik yang terpasang," jelas dia.
Ia menyebutkan bahwa total kapasitas seluruh pabrik di Kalbar pada saat ini sekitar 500 ribu ton per tahun. Di Kalbar yang beroperasi saat ini ada 12 pabrik.
Dengan kondisi kekurangan Bokar di Kalbar tersebut menurutnya perlu dilakukan peremajaan tanaman karet. Hal itu selain karet petani sudah tua juga masih banyak yang tidak menggunakan benih unggul.
"Kebun karet rakyat yang diremajakan akan meningkatkan produktivitas kebun rakyat. Pada saat ini produktivitas petani karet kita hanya sekitar 700 kilogram karet kering /hektare/tahun. Sedangkan kalau di Vietnam sudah mencapai sekitar 1.800 kilogram karet kering/hektare/tahun. Kalau produktivitas tinggi tentu penghasilan petani bisa meningkat menjadi dua kali lipat lebih dari penghasilan saat ini," jelasnya.
Satu di antara pembeli karet di tingkat petani Sambas, Tomy membenarkan bahwa saat ini harga karet mulai membaik dan naik. Menurutnya harga karet yang dibelinya mencapai Rp10.000 per kilogram.
"Sudah ada kenaikan karet yang saya beli dengan petani. Dari harga yang anjlok dengan saat ini ada selisih kenaikan capai Rp2.000 per kilogram.
Ia berharap harga karet terus baik sehingga petani semakin semangat untuk menyadap karet.
"Terpenting dengan harga karet naik, petani kita pendapatan juga semakin membaik. Apalagi di tengah wabah COVID- 19 ini, masyarakat butuh pendapatan yang bisa mendukung dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Heronimus Hero mengatakan bahwa permintaan karet saat ini mulai terus naik sehingga harga ikut terdongkrak.
"Permintaan karet mulai membaik dan aktivitas ekonomi mulai kembali bergerak. Sehingga industri yang memerlukan karet mulai meningkatkan permintaan. Sehingga harga karet dunia mulai naik," kata dia.
Dengan kondisi harga karet yang membaik maka sangat berpengaruh pada pendapatan petani. Sehingga dapat membantu lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari.
"Hampir 1,25 juta penduduk Kalbar yang terlibat di perkebunan karet. Harga karet meningkat tentu ekonomi petani dan daerah akan membaik atau meningkat pula," sebut dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020