Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI menggandeng perusahaan teknologi IBM untuk meningkatkan keterampilan, keahlian angkatan kerja muda di bidang komunikasi dan informatika.

Kolaborasi dalam Program Stimulan Digital Talent Scholarship (DTS) 2020 ditargetkan menyiapkan talenta andal di bidang data science untuk mendukung transformasi digital Indonesia.

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Kominfo mengembangkan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate melalui keterangannya, Rabu.



"Inisiatif yang diapresiasi oleh International Telecommunication Union (ITU) tersebut ditargetkan mempercepat transformasi digital dan mendorong adanya kontraksi ekonomi akibat pandemi COVID-19," imbuhnya.

Menkominfo menambahkan, disrupsi teknologi yang tengah terjadi perlu dimanfaatkan untuk melakukan lompatan besar dalam upaya memenuhi kebutuhan talenta digital yang ada.

Menurutnya, Indonesia diharapkan setidaknya 600 ribu talenta pada sektor digital dibutuhkan setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan pekerja dengan keahlian khusus.

"Di saat pandemi ini Bapak Presiden seringkali menyampaikan kepada kita sekalian bahwa COVID-19 harus menjadi satu titik loncatan baru. Rebooting, restart seluruh engine kita," kata Menkominfo.

"Mesin ekonomi, pendidikan-pendidikan yang terkait digital, mesin untuk transformasi digital yang dipercepat, menyongsong Indonesia atau mendorong Indonesia menjadi bangsa digital, Indonesia Towards Digital Nation," lanjutnya.



Menkominfo Johnny menambahkan, kolaborasi yang pihaknya lakukan bersama perusahaan teknologi dunia termasuk IBM, merupakan komitmen dalam mengembangkan talenta untuk keahlian-keahlian yang akan muncul dan berhubungan antara lain dengan data science, AI, dan cybersecurity.

Sebagai mitra dalam menyediakan materi, IBM Skills Academy untuk DTS 2020 memberikan materi data science untuk memperkaya kemampuan digital dan memupuk kemampuan berinovasi di Indonesia.

"Kebutuhan akan data scientist diakui di industri teknologi sebagai salah satu yang sangat mendesak. Harapan kami langkah ini diantara yang lain dapat membantu memperbanyak pakar data science di Indonesia," kata Presiden Direktur IBM Indonesia, Tan Wijaya.

“Dengan memiliki lebih banyak data scientist di tanah air, akan membantu organisasi untuk melakukan eksperimen, pembangunan dan penerapan AI di dalam negeri, serta mempercepat perjalanan AI dan membantu meningkatkan kinerja, efisiensi dan pertumbuhan bisnis,” imbuhnya.

Sementara itu, program DTS pertama diluncurkan oleh Kementerian Kominfo pada tahun 2018 dengan 1.000 peserta, ditingkatkan menjadi 25 ribu penerima beasiswa pada tahun 2019, dan tahun ini program DTS sebagai program stimulan menjaring 60 ribu peserta.

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020