Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo menggelar syukuran atas kesembuhan dirinya dari COVID-19, yang sempat membuatnya harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Soedarso hingga 2 pekan.
"Kesembuhan saya memang atas kehendak dan mukjizat dari Allah. Akan tetapi, saya meyakini kalau kesembuhan itu juga berkat doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan oleh para kiai, ustaz, habib, ulama, santri, keluarga, kerabat, dan orang-orang di sekitar saya. Bapak-bapak lah yang setiap waktu mengetuk pintu langit, bermunajat, memohon kepada Yang Maha Menolong agar saya bisa pulih," kata Sujiwo di Pontianak, Kamis.
Syukuran digelar di kediaman pribadinya di Kompleks Mediterranian Palace Sungai Raya Dalam Pontianak, tersebut, dirinya mengundang sejumlah pimpinan pondok pesantren, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya. Syukuran diisi dengan doa bersama yang dirangkaikan dengan pembacaan Maulid Nabi Muhammad.
Dalam sambutan singkatnya Sujiwo menyampaikan terima kasih atas dukungan berbagai pihak selama dirinya terpapar COVID-19. Ia mengatakan dukungan tersebut memberikannya semangat untuk bisa sembuh dari COVID-19.
Di acara syukuran tersebut, Sujiwo turut menceritakan pengalamannya selama menjalani perawatan di rumah sakit. Ia bercerita kalau rasa sakit yang ia rasakan begitu kuat. Bahkan tak jarang membuatnya tidak sadarkan diri. Dia juga mengisahkan bahwa selama tertular COVID-19 dirinya puluhan kali mengalami kritis. Bahkan sampai membuatnya berpikir bahwa COVID-19 akan mengakhiri hidupnya.
"Tekanan darah saya sempat hanya 60/40. Kalau kritis itu puluhan kali, tapi yang sangat-sangat kritis itu beberapa kali. Sempat saya terpikir mungkin saya tidak akan selamat. Apalagi selama dirawat beberapa kali saya melihat pasien meninggal yang lewat di depan ruang isolasi saya," tuturnya.
Sujiwo mengaku tidak ingin pengalamannya terinfeksi COVID-19 turut dirasakan oleh orang lain. Oleh karena itu, dirinya mengajak masyarakat untuk selalu disiplin menaati protokol kesehatan. Seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan memakai sabun.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kesembuhan saya memang atas kehendak dan mukjizat dari Allah. Akan tetapi, saya meyakini kalau kesembuhan itu juga berkat doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan oleh para kiai, ustaz, habib, ulama, santri, keluarga, kerabat, dan orang-orang di sekitar saya. Bapak-bapak lah yang setiap waktu mengetuk pintu langit, bermunajat, memohon kepada Yang Maha Menolong agar saya bisa pulih," kata Sujiwo di Pontianak, Kamis.
Syukuran digelar di kediaman pribadinya di Kompleks Mediterranian Palace Sungai Raya Dalam Pontianak, tersebut, dirinya mengundang sejumlah pimpinan pondok pesantren, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya. Syukuran diisi dengan doa bersama yang dirangkaikan dengan pembacaan Maulid Nabi Muhammad.
Dalam sambutan singkatnya Sujiwo menyampaikan terima kasih atas dukungan berbagai pihak selama dirinya terpapar COVID-19. Ia mengatakan dukungan tersebut memberikannya semangat untuk bisa sembuh dari COVID-19.
Di acara syukuran tersebut, Sujiwo turut menceritakan pengalamannya selama menjalani perawatan di rumah sakit. Ia bercerita kalau rasa sakit yang ia rasakan begitu kuat. Bahkan tak jarang membuatnya tidak sadarkan diri. Dia juga mengisahkan bahwa selama tertular COVID-19 dirinya puluhan kali mengalami kritis. Bahkan sampai membuatnya berpikir bahwa COVID-19 akan mengakhiri hidupnya.
"Tekanan darah saya sempat hanya 60/40. Kalau kritis itu puluhan kali, tapi yang sangat-sangat kritis itu beberapa kali. Sempat saya terpikir mungkin saya tidak akan selamat. Apalagi selama dirawat beberapa kali saya melihat pasien meninggal yang lewat di depan ruang isolasi saya," tuturnya.
Sujiwo mengaku tidak ingin pengalamannya terinfeksi COVID-19 turut dirasakan oleh orang lain. Oleh karena itu, dirinya mengajak masyarakat untuk selalu disiplin menaati protokol kesehatan. Seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan memakai sabun.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020