Komandan Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya Marsma TNI Deni Halosoan Simanjuntak mengatakan enam pesawat yang gagal mendarat bukan karena kabut asap.
"Dari tanggal 26 Februari, terdapat enam pesawat yang gagal mendarat, lima diantaranya beralasan unstabilized approach (tidak stabil) dan satunya yaitu Garuda tidak melihat runway (landasan pacu)," kata Deni Halosoan Simanjuntak usai menghadiri Rapat Forkopimda Provinsi terkait pembahasan isu yang yang terjadi di Kalbar, Selasa.
Namun, menurut dia, jika dilihat dengan alat ukur yang ada, masih memenuhi syarat untuk digunakan (landing).
Baca juga: Ini penyebab dua pesawat gagal mendarat di Bandara Supadio karena cuaca buruk
Deni mengatakan belum bisa menyatakan jika bandara ditutup akibat asap, karena semua tergantung pada kemampuan pilot pada saat terbang.
"Bukan berarti pilotnya kurang, mungkin keadaan saat itu memang dia tidak melihat, jadi belum bisa dikatakan bandara tutup karena asap," katanya.
Baca juga: Kapal perang - pesawat tempur dari 54 negara akan mendarat di Belitung
Dia juga menyampaikan dari landasan 1.500 meter pada dasarnya bisa mendarat dan batasannya juga memenuhi syarat.
"Itu tergantung pilot, mau mendarat atau tidak, Pesawat Hawk kami semalam masih terbang," ujarnya.
Gubernur Kalbar Sutarmiji mengatakan masyarakat jangan mengambil persepsi dari satu pihak, sehingga berita yang didapat belum tentu kebenarannya.
"Saya juga melihat dari sebanyak itu cuma Garuda, kenapa Lion, Batik, dan lainnya mendarat, mungkin SOP-nya lebih ketat," kata Sutarmidji usai menghadiri rapat Forkopimda.*
Baca juga: Pesawat Lion Air sempat batal mendarat di Supadio
Baca juga: Boeing 777 milik United Airlines mendarat selamat meski mesin rusak
Baca juga: Pilot serangan jantung, Batik Air mendarat darurat di Kupang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Dari tanggal 26 Februari, terdapat enam pesawat yang gagal mendarat, lima diantaranya beralasan unstabilized approach (tidak stabil) dan satunya yaitu Garuda tidak melihat runway (landasan pacu)," kata Deni Halosoan Simanjuntak usai menghadiri Rapat Forkopimda Provinsi terkait pembahasan isu yang yang terjadi di Kalbar, Selasa.
Namun, menurut dia, jika dilihat dengan alat ukur yang ada, masih memenuhi syarat untuk digunakan (landing).
Baca juga: Ini penyebab dua pesawat gagal mendarat di Bandara Supadio karena cuaca buruk
Deni mengatakan belum bisa menyatakan jika bandara ditutup akibat asap, karena semua tergantung pada kemampuan pilot pada saat terbang.
"Bukan berarti pilotnya kurang, mungkin keadaan saat itu memang dia tidak melihat, jadi belum bisa dikatakan bandara tutup karena asap," katanya.
Baca juga: Kapal perang - pesawat tempur dari 54 negara akan mendarat di Belitung
Dia juga menyampaikan dari landasan 1.500 meter pada dasarnya bisa mendarat dan batasannya juga memenuhi syarat.
"Itu tergantung pilot, mau mendarat atau tidak, Pesawat Hawk kami semalam masih terbang," ujarnya.
Gubernur Kalbar Sutarmiji mengatakan masyarakat jangan mengambil persepsi dari satu pihak, sehingga berita yang didapat belum tentu kebenarannya.
"Saya juga melihat dari sebanyak itu cuma Garuda, kenapa Lion, Batik, dan lainnya mendarat, mungkin SOP-nya lebih ketat," kata Sutarmidji usai menghadiri rapat Forkopimda.*
Baca juga: Pesawat Lion Air sempat batal mendarat di Supadio
Baca juga: Boeing 777 milik United Airlines mendarat selamat meski mesin rusak
Baca juga: Pilot serangan jantung, Batik Air mendarat darurat di Kupang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021